18.) suara lantai

18 4 0
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sejak lahir, Ghera merasa sudah dikutuk.

Bahkan orang tuanya sendiri meninggalkan di taman bermain pinggir kota.

Lalu seorang biarawati memungutnya.

Beruntung tangisan Ghera pecah ketika biarawati tengah mengajak bermain anak asuhnya untuk debut bersama anak-anak lain di taman itu.

Sehingga, ingatan gadis itu bermula di sebuah rumah perawat anak yatim piatu.

Seiring usia bertambah, kecakapan berbicara dan rasa penasaran akan dunia semakin bercokol di benak, gadis itu dikurung pada kandang menggantung.

Bukan karena kerap menjaili anak seusianya, melainkan kelainan anehnya sampai tidak ada satu pun yang mau mengadopsinya.

Acap kali ada orang tua yang memilihnya sebagai anak sambung, hanya seminggu kemudian, Ghera dikembalikan ke asrama.

Mereka takut akan kejujuran nan keluguan Ghera yang selalu tidak sengaja membongkar rahasia gelap masing-masing pasangan orang tuanya.

Terjadilah konflik internal, tetapi Gheralah yang malah menjadi kambing hitam.

Mereka menganggap apa yang dimiliki Ghera adalah malapetaka.

Ghera sendiri tidak mengerti.

Setiap kakinya menapak pada lantai, seluruh apa yang dipikirkan orang-orang sekitar menyeruak, menyesaki isi kepala mungilnya.

Suatu ketika kakinya menapak pada gudang asrama.

Dari kakinya, ia menemukan sebuah garis-garis sinar yang hanya dapat dilihat olehnya.

Ia terus ikuti.

Semakin dekat.

Dan, menemukan sebuah kardus lusuh.

Tangannya terjulur menyingkirkan buku-buku tua yang menindih kardus itu.

Matanya terbelalak mendapati isi kardus itu. Sebingkai foto yang mirip dengannya, bermata bulat, tetapi sendu.

Walau dipenuhi keriput, wajahnya tetap indah dipandang, dengan tulang pipi oval dan menyempit hingga ke dagu.

Sekejap lantai yang ia rasakan menyatu.

Pintu melebur.

Ia kini terkurung pada sebuah ruangan yang atap dan lantainya tidak memiliki perbedaan.

Tiba-tiba kepingan sosok yang ada di foto itu berputar cepat, menyesaki kepala Ghera.

Lantai yang ia pijak seakan menyedotnya ke dalam pusaran bayang-bayang sosok orang lain yang belum pernah ia temui.

Namun, entah mengapa terasa familier.

Gadis itu berteriak kesakitan.

Kepalanya seperti mau pecah.



18/11/2019


CAKRA ATMA: 30 Daily Writing Challenge NPC 2019 ― ⌠selesai⌡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang