👻[4] - Star

140 62 160
                                    

(Play musiknya ya↑)

20:00 KST

Kegelapan malam telah kembali menyambut dua insan yang sedang tertawa bahagia di halaman belakang rumah. Tertawa bersama tanpa menghiraukan kegelisahan dua orang yang menatap dari kejauhan.

Orang itu adalah kedua orang tua Hoseok. Mereka hanya melihat Hoseok yang tertawa sendirian menatap sedikitnya bintang yang sembunyi di balik awan sambil menghitungnya.

Mereka ingin saja menghentikannya, namun takut kehilangannya karena sebelumnya Hoseok mengancam. Jika mereka menghentikan apa yang sedang ia lakukan, jangan harap dapat melihat senyumannya lagi.

Orang tua mana yang senang jika melihat anaknya tidak tersenyum kembali? Mendengar pengakuan anaknya yang seperti itu tentu membuat kedua orang tuanya semakin gelisah. Lebih tepatnya ibu Hoseok yang terlihat gelisah.

Ibu Hoseok memang tidak senang melihat anaknya yang tertawa sendirian. Ia tahu jika Hoseok tertawa seperti itu karena sedang ditemani oleh temannya yang berasal dari dunia lain. Ia hanya takut perkataan orang-orang di sekitarnya menjadi nyata.

Ada dua sudut pandang tentang pendapat orang-orang di sekitarnya. Mereka mengatakan jika Hoseok tertawa sendirian karena sedang bermain dengan temannya yang berasal dari dunia lain, bisa saja nanti dibawa ke alamnya. Ada juga yang mengatakan jika Hoseok tertawa sendirian seperti itu karena mengalami gangguan jiwa.

Sekeras apapun ibu Hoseok mengelak dengan pembicaraan-pembicaraan orang di sekitarnya, itu tidak akan mengubah kenyataannya yang memang perkataan mereka itu bisa saja benar.

"Taetae, bintangnya berkurang satu!" Hoseok melompat-lompat dan tawanya itu tidak pernah hilang.

Ibu Hoseok melenggang pergi dari tempatnya, tetapi ayah Hoseok lebih dulu memegang pergelangan tangannya.

"Kau akan pergi ke mana?"

Ibu Hoseok menatap suaminya sebentar lalu melepaskan dengan kasar tangan suaminya dari pergelangan tangannya. "Aku akan pergi ke kamarku!"

Ayah Hoseok tersenyum tipis lalu mengusap surai hitam istrinya dengan lembut. "Apa kau tidak mau melihat anak kita yang sedang tertawa? Bukankah menyenangkan melihatnya tertawa lepas seperti itu?"

Ibu Hoseok kembali menatap Hoseok yang sedang berdiri jauh di hadapannya dan memejamkan matanya perlahan. Butiran bening mulai keluar perlahan dari matanya karena merasa sesak. Helaan napasnya yang kecil pun terdengar menyesakkan.

Ayah Hoseok masih mengusap lembut surai istrinya itu. Ia berusaha menenangkannya yang selalu khawatir. Ayah Hoseok masih tidak mengerti dengan jalan pikiran istrinya. Terkadang ia terlihat seperti membenci Hoseok, tetapi terkadang ketakutan jika akan terjadi sesuatu pada Hoseok.

"Lihat, ia bisa tertawa seperti itu hanya karena temannya. Sedangkan jika bersama kita, sedikitnya ia pernah tertawa bersama. Mungkin karena mengingat kita yang selalu sibuk dan melihat kita seperti membatasi diri dengannya, ia merasa canggung untuk tertawa bersama kita." Ayah Hoseok berusaha untuk menjelaskan apa yang menurutnya benar, namun lagi-lagi ibu Hoseok merasa muak dengan perkataan suaminya. Ia menolehkan tatapannya sebentar kepada suaminya lalu setelahnya benar-benar melenggang pergi dari tempatnya.

Ayah Hoseok hanya bisa terdiam. Ia kembali menatap Hoseok sebentar yang masih sibuk dengan dunianya sendiri lalu mengikuti ke mana istrinya pergi.

Hoseok rasa sudah cukup untuk menemani Taehyung yang selalu ingin melihat bintang. Ia mengantarkan ke kamarnya sambil merangkulnya dengan penuh sayang.

"Aku rasa besok akan turun hujan." Taehyung berbicara dengan asal sambil berpura-pura berpikir.

Hoseok menghentikan langkahnya lalu mengerutkan dahinya. "Benarkah? Dari mana kau tahu?"

SAME DIFFERENCE - SEMI ENDING ✔️Where stories live. Discover now