Part 24

27.7K 4.3K 893
                                    

JAEHYUN tahu bila ia melakukan kesalahan, tapi bukankah Taeyong terlalu berlebihan? Bukan apa-apa, hanya saja; hati Jaehyun terasa begitu nyeri ketika Taeyong mengatakan kalimat benci padanya dan ingin mengakhiri hubungan mereka. Semuanya masih bisa di bicarakan baik-baik, kan?

Mereka berdua masih berdiri di dalam rumah Lucas; ruang tamu. Taeyong mengusap wajahnya secara kasar untuk mengusap air mata yang mengalir di pipi. Iris hitamnya menatap ke arah lain; tidak mau melihat Jaehyun walau hanya satu detik. Sementara Jaehyun masih mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi di ruang osis.

"Taeyong," panggil Jaehyun dengan lembut, kali ini ia tidak melakukan kontak fisik apapun. Jaehyun tidak mau membuat Taeyong menangis, ia hanya ingin menjelaskan. "Aku tahu kau tidak benar-benar membenciku."

"Aku membencimu." sahut Taeyong cepat, ia mencoba menahan agar suaranya tidak terdengar parau.

Jaehyun menghela napas dalam. "Jika kau tidak mencintaiku, kenapa kau marah ketika melihat kejadian di ruang osis? Bukankah itu tandanya kau cemburu?"

Taeyong mendelik; menatap Jaehyun dengan tajam. Lidahnya terasa kelu, Taeyong tidak bisa mengeluarkan kalimat untuk membantah tentang apa yang Jaehyun ucapkan. Selama ini ia merasa begitu kesal dan marah karena kejadian beberapa hari lalu di ruang osis.

Kenapa Taeyong sampai semarah itu bila ia memang tidak mencintai Jaehyun? Hati Taeyong berdenyut saat iris hitamnya dan iris cokelat Jaehyun bertemu. Air mata kembali mengalir di pipi tanpa bisa ia tahan. Rasanya Taeyong ingin memukul Jaehyun sekarang karena lelaki tampan itu menatap nya dengan sendu.

"Aku mencintaimu Taeyong, bukankah aku sudah mengatakan hal itu sejak awal?" tangan Jaehyun bergerak secara perlahan; menggapai jemari Taeyong dan mengenggamnya dengan erat, "apa yang terjadi di ruang osis hanya salah paham, aku bisa menjelaskan semuanya padamu. Aku tidak ingin berpisah, aku sangat sangat sangat mencintaimu."

Entahlah, tapi kalimat Jaehyun berhasil membuat hati Taeyong terasa jauh lebih sakit dari sebelumnya. Bukan karena rasa kesal atau marah, namun karena Jaehyun mengatakan kalimat tersebut dengan suara lembut dan beratnya. Itu membuat Taeyong merasa seperti dirinya adalah orang jahat yang sudah membuat Jaehyun terluka selama beberapa hari iniㅡtanpa kabar darinya.

Kenapa Taeyong merasakan perasaan seperti itu? Terasa begitu asing, Taeyong belum pernah memiliki hal ini seumur hidupnya, tapi Jaehyun berhasil membuat perasaan tak nyaman itu muncul ke permukaan.

Yang bisa Taeyong lakukan hanya diam dengan air mata yang tidak berhenti mengalir. Ada sebuah ledakan di dalam hatinya; tentang seberapa besar ia mencintai Jaehyun selama ini.

Kedua mata Jaehyun berkaca-kaca, ia mengecup punggung tangan Taeyong. "Jangan tinggalkan aku, apalagi sampai tidak memberiku kabar selama tiga hari. Aku mencemaskanmu. Sungguh Taeyong, aku mohonㅡjangan pernah mengatakan bahwa kau membenciku, karena rasanya begitu menyakitkan. Yang aku inginkan saat ini adalah menjelaskan semuanya dan memperbaiki hubungan kita.."

Taeyong tertegun saat melihat air mata juga mengalir di pipi Jaehyun. Sebenarnya, seberapa besar perasaan Jaehyun untuknya? Ini adalah hubungan pertama Taeyong dan ia masih terlalu awam. Namun, bukankah semuanya terlalu berlebihan? Mereka masih bersekolahㅡtidak perlu sampai seperti ini.

"Saat itu lampu di ruang osis putus secara tiba-tiba dan Doyoung berniat untuk mengganti lampu tersebut. Ia hampir jatuh dari bangku yang di taruh di atas meja, aku hanya ingin membantunya, tidak mengira bahwa kejadiannya akan seperti apa yang kau lihat," Jaehyun menjelaskan; suaranya terdengar jauh lebih berat karena parau. "Aku tahu kau marah selama ini, kau boleh memukulku bila itu membuatmuㅡ"

[2] Rewrite The Stars《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang