Chapter 49

22 3 0
                                    

Tanpa sempat melepaskan ikatan rantai yang membelenggu Sasuke, aku yang telah kehabisan tenaga atau bahkan hampir kehabisan darah hanya mampu terkapar lemah tak berdaya.

Satu hal yang kudengar sebelum aku kehilangan kesadaran adalah suara teriakan Sasuke yang begitu kencang memanggil namaku.

Tap tap tap...

Bruk bruk bruk...

Tap tap tap...

Brak brak brak...

Tap tap tap...

Drab drab drab...

Kami semua segera berlari kearah sumber teriakan. Saat ini kami (Yahiko, Shikamaru, Sai, Hinata, Konan, Nagato dan Shisui) tengah berlari menuju sumber suara teriakan yang kemungkinan besar itu adalah teriakan Sasuke.

Setelah berhasil mengalahkan anak buah Orochimaru. Kami semua segera bergegas untuk menyusul Naruko yang tengah mencari Sasuke.

Namun ditengah-tengah pencarian kami tiba-tiba saja terdengar suara teriakan yang begitu keras. Teriakan itu memanggil nama Naruko, jelas sekali dari suaranya itu adalah Sasuke.

Tanpa membuang waktu lagi kami semua segera berlari menuju kearah sumber suara. Hingga kami sampai di sebuah ruangan yang membuat kami semua terkejut seketika.

Bagaimana tidak di ruangan tersebut terdapat anak buah Orochimaru yaitu Kabuto, Karin, Kimimaru, Sakon dan Ukon yang telah tewas tak bernyawa.
Dan tentu saja juga Orochimaru yang telah tewas dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya.

Tak jauh dari mayat mereka semua. Sesosok tubuh tergeletak tak berdaya dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

Dimana terdapat luka hampir di sekujur tubuhnya. Mulai dari luka pukulan, tendangan, hantaman, sayatan, tembakan bahkan tusukkan. Belum lagi luka menganga yang terus mengeluarkan darah segar.

Dan setelah tahu bahwa sosok itu adalah Naruko maka dengan segera kami semua menghampirinya.

Tak lupa kami juga membebaskan Sasuke yang ternyata masih terbelenggu rantai yang mengikatnya.

Kondisinya juga tak kalah mengenaskan namun jelas luka yang Naruko alami jauh lebih mengerikan.

"Naruko!"

"Naruko!"

"Hey Naruko!"

"Oi Naruko!"

"Bangun!"

"Naruko!"

"Apa kau dengar aku!"

"Naruko!"

Kami semua memanggil nama Naruko dengan panik mencoba menyadarkan Naruko yang pingsan.

Konan dan Hinata yang memang sedikit mengetahui tentang medis segera memeriksa keadaan Naruko.

Dan untunglah meski kondisi Naruko benar-benar parah tapi setidaknya dia masih hidup meski begitu lemah.

"Naruko"

"Bangun Naruko"

"Sadarlah"

"Naruko"

Entah apa yang sedang terjadi namun aku mendengar banyak sekali orang yang memanggil namaku.

Kelihatannya suasana juga begitu gaduh. Perlahan-lahan aku mencoba untuk membuka kedua mataku.

"Naruko kau sudah sadar" ujar sebuah suara yang begitu familiar dan saat aku melihatnya ternyata itu adalah suara Shisui.

"Syukurlah hiks" ucap Hinata sambil terisak penuh haru.

"Janji Seumur Hidup"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang