Part 7

1.1K 15 0
                                    

-------------------

Nada dering HP ku menandakan ada panggilan masuk, aku kaget ternyata mas Bayu yang nelpon.

"Assalamualaikum mas." Aku mengangkat telpon dari mas Bayu.

"Wa'alaikumsalam sayang.... Surprise, sekarang mas didepan rumahmu." Pengakuan mas Bayu membuat jantungku bergetar kencang, getarannya bukan karena ingin segera bertemu dia, tapi aku takut kalau hal ini diketahui mas Adi.

"What??? Kamu udah sampai mas?" Jawabku masih tidak percaya.

"Udah dunk, coba dech keluar, mas nungguin kamu nich."

"Datangnya kenapa tiba - tiba mas, kenapa enggak ngabarin aku."

"Bukan surprise dunk namanya kalau udah dikabarin, aku sengaja ingin kasih kejutan ke kamu sayang, bukain pagarnya dunk, udah enggak sabar nich pengen ketemu kamu."

"Okeeh mas." Jawabku sembari keluar membukakan pintu pagar rumahku.

Aku masih tak percaya dengan pemandangan yang ada didepan mataku, aku melihat tubuh tegap mas Bayu berdiri dihadapanku. Sebagai seorang kekasih yang sudah lama tidak bertemu lelaki pujaannya, sudah seharusnya aku merasa sangat bahagia karena kehadiran seorang kekasih yang akan mengobati rasa rindu yang sudah menggebu.

Tapi perasaan itu sirna, yang kurasakan justru sebaliknya, aku tidak mengharapkan kehadiran mas Bayu, untuk saat ini mas Bayu adalah boomerang bagiku, aku tak kuasa kalau harus menghadapi situasi yang tidak aku harapkan. Aku takut kalau mas Adi tiba -  tiba juga berdiri dihadapanku, apa yang akan aku lakukan? Membayangkannya saja aku tak berani.

"Hai sayang." Mas Bayu melemparkan senyumnya padaku.

"Hai juga mas." Jawabku berusaha tetap ramah didepan mas Bayu.

"Maaf yach enggak ngabarin kamu, mas cuma pengen kasih kejutan."

"Iyaa mas, masuk dulu mas, ngobrolnya di teras aja." Aku meminta mas Bayu masuk ke teras rumahku.

"Makasih sayang, aku kangen kamu." Mas Bayu menarik tanganku dan menciumnya.

Aku kaget dan aku tidak bisa membohongi perasaanku, hatiku yang sekarang bukan yang dulu lagi. Aku dingin dengan sikap mas Bayu, aku tidak bisa merespon usahanya yang ingin bersikap romantis terhadapku.

'Maafin aku mas, aku udah enggak seperti yang dulu lagi.' Batinku dengan perasaan bersalah.

"Duduk dulu mas, aku ambilin minum."

"Okeh sayang."

Hatiku masih tak karuan melihat keberadaan mas Bayu di teras rumahku, ternyata ini bukan mimpi, ini beneran.

"Diminum mas." Aku menyodorkan segelas kopi pada mas Bayu.

"Makasih sayang, kamu selalu ingat minuman kesukaanku."

"Pasti ingat dunk mas, kita kenalnya bukan setahun dua tahun, tapi udah bertahun - tahun." Balasku dengan senyum rada - rada dipaksa.

"Kamu kenapa sayang? Enggak enak badan yach, koq sepertinya lemes gitu." Mas Bayu ternyata menyadari sikapku.

"Enggak koq mas, aku enggak papahh, cuma masih kaget aja mas sekarang ada disampingku."

"Seharusnya kamu senang dunk sayang, aku udah disini untuk kamu." Mas Bayu menggenggam tanganku.

"Iyaa mas." Jawabku dengan senyum seperti dipaksa.

****

Hatiku masih belum percaya dengan semua ini, aku bingung harus berbuat apa, apa seharusnya aku berterus terang pada mas Bayu kalau hubungan kami sudah tak bisa dipertahankan lagi. Tapi aku belum sanggup untuk mengungkapkan niat itu, mulutku seolah terkunci setiap aku ingin mengutarakannya.

Atau aku jujur sama mas Adi kalau aku sudah memiliki cinta yang lain sebelum aku menerima cintanya, tapi aku takut mas Adi tidak terima dan meninggalkanku, aku tak sanggup kehilangan cinta mas Adi, aku tidak kuat harus berpisah dengannya, aku benar - benar sangat mencintainya.

Apa yang harus aku lakukan saat ini? Apa jalan terbaik dari situasi yang kuhadapi ini?
Ternyata benar kata mas Fachri, berani bermain api harus siap untuk terbakar. Hatiku sekarang seperti terbakar, rasanya sangat panas dan seolah - olah hampir meleleh. Aku berharap semoga aku segera menemukan solusi dengan keadaan yang kuhadapi saat ini.

****

Sudah tiga hari aku tidak menghubungi mas Adi, aku tak berani mengangkat telponnya, aku juga bingung membalas pesan darinya, dia berulang - ulang menanyakan kenapa aku tak merespon pesannya, dan tidak menjawab telpon darinya. Sebenarnya aku takut dia curiga dan menghampiriku ke rumah, aku tidak bisa membayangkan kalau hal itu terjadi. Apa reaksi mas Adi melihatku duduk berdua bersama mas Bayu. Karena mas Bayu setiap hari menemuiku.

HP ku berdering, mas Bayu nelpon.

"Assalamualaikum mas." Aku menjawab panggilan masuk mas Bayu.

"Wa'alaikum salam sayang." Balas mas Bayu diseberang.

"Tumben nelpon mas, biasanya juga langsung ke rumah." Tanyaku.

"Mas mau ngajak kamu keluar sayang, siap - siap yach, setengah jam lagi mas jemput."

"Enggak biasanya mas ngajak keluar, biasa kita ngobrol di teras aja." Jawabku heran.

"Kamu lupa yach sayang, ini malam minggu loh." Penuturan mas Bayu membuat dadaku sesak.

Kenapa aku sampai lupa kalau hari ini Sabtu, malam Minggu. Aku makin panik dan bingung, aku takut mas Adi juga datang menjemputku.

"Maaf mas aku enggak nyadar ini malam Minggu." Menjawab kembali telpon dari mas Bayu.

"Iyaa udah, mas juga siap - siap nich, assalamualaikum." Mas Bayu mengakhiri pembicaraan.

"Wa'alaikumsalam." Balasku lalu menutup telpon.

****

Tidak sampai setengah jam, mas Bayu sudah sampai di depan rumahku, aku segera menghampirinya dan dia membukakam pintu mobilnya untukku.

Tanpa kusadari ternyata ada seseorang yang melihat mas Bayu menjemputku, dia menyaksikan semuanya dari jarak jauh, dia ingin memastikan apakah benar yang dilihatnya. Apakah perempuan yang masuk kedalam mobil mas Bayu adalah diriku? Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia sudah melihat jelas ternyata wanita yang bersama mas Bayu adalah aku.

------------------

Selingkuhanku Menjadi SuamikuWhere stories live. Discover now