Story by @andhyrama
[Sudah tersedia di berbagai toko buku!]
Aku Naga yang ingin bebas! Bagaimana tidak? Aku yang hobinya memasak di dapur dan tidak suka olahraga justru terjebak di klub sepak bola. Bukan hanya itu, aku juga terpaksa ikut turnamen ya...
Kalian tanya apa untungnya jadi bucin? Coba dibalik, apa untungnya ngejek bucin? Cuma iri karena nggak ada objek yang dicintai atau gengsi karena anggap diri sendiri lebih berkelas?
Sebagai calon presiden bucin. Gue menuntut kebebasan untuk melakukan kegiatan bucin di mana pun dengan menjunjung tinggi asas kesantuyan.
(｡♥‿♥｡)
Pre-Question
Absen dulu! Emoji terakhir yang kalian pakai!
Komen hadir di tim kalian ya!
#BucinnyaNaga
#RakyatnyaBima
Just random questions before you read the story!
1. Kalian tim garap PR di rumah atau garap PR pagi-pagi di kelas?
2. Apa yang biasa kalian lakukan sama teman-teman kalian saat jam kosong?
3. Kalian pernah nggak sih dikejain saat ultah? Kalau iya, ceritain dong gimana serunya!
4. Kalian lebih suka drama Korea, China, atau series Barat?
5. Tim Tempe atau Tim Tahu?
6. Selain Wattpad, kalian baca cerita di aplikasi mana lagi?
7. Kalian lebih suka teman yang blak-blakan ngomong kejelekan kalian di depan apa yang diam-diam kita nggak tau dia ngomong apa di belakang?
(｡♥‿♥｡)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gini nih kalau punya adek-adek kualat.
(｡♥‿♥｡)
Makan malam tadi berjalan normal walau Gema terus saja diam. Ayah tidak menyinggung soal tindakannya yang kelewatan itu. Dia lebih banyak membicarakan soal pertandinganku— tentu Bima yang maju—besok. Ada perasaan aneh yang kurasakan. Aku merasa mengkhianati Gema dengan menolak ajakannya menentang Ayah. Maafkan abangmu ini, Ma. Aku hanya bertahan menyembunyikan rahasia soal Bima. Jika tidak ada Bima, aku pasti akan membantumu menentang Ayah.
