Sepeda baru

1.4K 172 28
                                    

"Arsen pake celana."

"Ndak mau!"

"Arseeeenn.." Shania berusaha menangkap Arsen yang berlari mengelilingi sofa dengan hanya menggunakan popok. "Pake celana, ayo, sini."

"Ndak."

Shania memijit keningnya mendengar penolakan Arsen yang kesekian kalinya.

"Yaudah, bangunin Babah kalau gitu. Bunda mau masak." Akhirnya Shania menyerah.

"Iya." Jawab Arsen secepat kilat, ia sudah berlari meninggalkan Shania yang masih memegangi celana untuknya.

"Naik tangganya pegangan!"

Shania menatap Arsen yang menaiki tangga, di belakangnya ada Tika yang mengawasi karena Arsen menolak dipegang.

Arsen berjinjit untuk menggapai tuas pintu kamar, ia berlari masuk setelah berhasil membuka pintu dan memanjat naik ke kasur. Ia duduk di depan Boby yang berbaring miring, tangannya bergerak menggoyangkan lengan Boby.

"Babah, banun!"

"Hmm?" Boby bergumam.

"Banun!" Pekiknya di depan wajah Boby, menyebabkan Boby tersentak dan membuka matanya. "Babah, banun!"

"Hmm, iya."

Nyatanya, ucapan dan tindakan Boby berbanding terbalik.

Arsen memegang wajah Boby dengan kedua tangannya karena melihatnya kembali memejamkan mata. Kini jemarinya mulai menusuk-nusuk lubang hidung, mulut dan mata Boby. Jika ia melakukan itu, biasanya Boby akan bangun. Dan benar saja, tidak membutuhkan waktu yang lama sampai Boby merasa terganggu dan membuka mata.

"Babah banun!"

"Iya, Babah udah bangun. Cium dulu." Boby memanyunkan bibirnya yang segera dikecup Arsen.

Boby mengacak rambut Arsen lalu menyibak selimut dan membawa Arsen ke dalam gendongannya.

"Hari ini mau ngapain kita?"

"Shepeda!" Ujar Arsen ceria, ia mengangkat kedua tangannya.

"Oke! Sekarang Babah cuci muka dulu, ya."

***

"Iya, itu dikayuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iya, itu dikayuh. Nah, pinter! Ayo, yang kuat. Nah!"

Shania tersenyum melihat Boby yang sedang membantu Arsen belajar mengkayuh sepedanya. Sepeda yang diberikan keduanya sebagai hadiah ulang tahun.

"Astaga, Boby!" Pekiknya ketika Boby melepas pegangannya dan Arsen terjatuh.

Shania sudah cemas jika saja Arsen menangis seperti sebelum-sebelumnya, namun itu tidak terjadi. Anak lelaki itu justru bangkit sendiri dan tertawa.

"Adduh! Jatuh, deh." Ujarnya.

Boby ikut tertawa, ia membersihkan celana Arsen yang dibeberapa bagian tertempel rumput. "Jatuh, deh."

Shania bernapas lega. Pasalnya kemarin, ketika terjatuh Arsen menangis dan ngambek pada Boby juga dirinya. Sampai menolak untuk menyentuh sepeda itu lagi hingga malam. Shania tidak tau apa yang dikatakan Boby kepada Arsen sehingga bangun tidur tadi kembali bersemangat belajar naik sepeda.

"Siapa yang mau cookies?" Ujarnya. "Bunda baru bikin cookies coklat, loh."

"Alshen!" Arsen berlari menghampiri Shania ketika mendengar kata cookies.

Shania menyambut Arsen, membantu membuka helm yang dipakainya kemudian membersihkan tangannya denga tissu basah.

Bugh!

Shania menoleh kepada Boby yang berbaring di sampingnya, di lantai dengan napas memburu.

"Capek, pak." Shania terkekeh, tangannya bergerak mengusap dahi Boby yang berkeringat  lalu mengelapnya di hoodie yang Boby pakai.

"Umur gak bisa bohong."

"Kenapa?"

"Aku encok." Keluh Boby yang mendapat kekehan dari Shania.

Bonus

Pic dari pinterest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pic dari pinterest

Little PieceWhere stories live. Discover now