Fourth: Milik Tetangga depan? [Finish]

631 78 0
                                    

(Author saranin pake tema dark setiap baca THOWF)

Setiap pagi setiap malam teriakan mahkluk diluar cukup menggangu kegiatan keluarga Wajendra yang awalnya damai. Tetangga itu adalah tetangga baru dan keluarga itu cukup ramah sejak awal.

"Ayahhh mbak keganggu sama teriakannya huaaaa." Tangis Rira yang sudah tidak sanggup untuk menahannya.

Keluarga Wajendra butuh istirahat. Keluarga Wajendra butuh ketenangan. Dan hadirnya mahkluk itu menggangu jam istirahat keluarga Wajendra. Terutama Rira adalah satu dari ketiga anak Anjani yang amat rewel jika diganggu saat tidur. Itu sebabnya Minah selalu menjaga Rira agar tidak terganggu. Jika terganggu habislah mereka yang tiap hari denger teriakan Rira yang meraung-raung pada ayahnya.

"Dek ini gimana?" Tanya Jendra pada Saktika.

"Adek rasa tetangga depan dapet kiriman. Ini tuh setannya gak main-main hebatnya. Dan setiap adek lewat depan rumah buat jogging tuh adek pasti ngeliat anak-anak mereka kesakitan Yah." Jelas Saktika yang hanya mampu menatap kasihan kakak perempuannya.

"Tik, gue kesian deh. Mbak butuh waktu istirahat abis ngerjain skripsi." Ucap Rama.

"Bukan Lo doang kali Ram. Gue juga tapi kalo gue sendirian gak bakalan sanggup. Dan gue gamau ambil resiko makhluk lain lagi yang jadi korban." Ucap Saktika.

Yaps, dulu tuh temennya Saktika ada 2 Tuti dan Arum. Arum itu satu tahun lebih tua dari Tuti. Dan Arum lebih dahulu lenyap nolongin Saktika pas ngilangin kiriman juga. Saktika gak sekuat yang kalian pikirkan.

"Bapak, Ibu, Tuti gapapa kok sampe jadi korban kayak mba Arum. Tuti tau resiko yang bakal Tuti hadepin kalo bantu Neng Tika."

"Enggak Tuti! Cukup gue kehilangan Arum enggak nambah Elo." Protes Saktika.

"Neng, Tuti gapapa, daripada Mbak Rira keganggu tiap malem."

"Jangan berkorban buat keluarga gue Tuti." Sarkas Saktika.

"Neng, Tuti pengen kalian hidup nyaman."

"Tapi gue juga pengen gue hidup punya Elo. Cukup Arum jangan Elo."

"Neng-"

"Udah jangan berantem. Saktika, umur kamu semakin dewasa. Bunda yakin kamu lebih kuat dari sebelumnya." Ucap Anjani meyakinkan.

"Tapi bun-"

"Dek, gue juga percaya sama Lo." Ucap Rama.

"Mas pengen peluukk." Ucap Saktika.

Oke fix kalian harus mengerti Saktika kalo nyebut Rama pake embel-embel mas bisa dipastikan auto manja. Saktika dan Rama berpelukan lama. Rama memberi dorongan pada hati Saktika untuk lebih kuat.

"Bun, kalo mereka sampe Sibling complex gimana?" Ucap Rira pada Anjani.

"Hush kalo ngomong jangan ngawur kamu." Tegur Anjani.

"Gimana mau sibling complex orang ketemu aja kayak tom and jerry. Beranteemmm tros." Lanjut Wajendra.

"Lagipula nih ya mba, mon maap gak napsu sama adek. Orang tepos." Ucap Rama sembari melepas pelukannya.

"Gue juga ogah banget sama Mas Rama. Menel sana menel sini. Bikin sakit hati anak orang mulu." Ucap Saktika.

"Iya sih cuma Rama yang nyeleneh." Ucap Rira.

"Bukan nyeleneh tapi itu sifat bawaan bunda yang pas SMA sampe Kuliah menel sana menel sini." Ucap Jendra dan auto kena pukul Anjani.

"Bun liat adek deh" Lalu mata mereka berpapasan dan yaps omongan Jendra benar.

The House of Wajendra FamilyWhere stories live. Discover now