PART 19

9.3K 332 1
                                        

Up lageeee!!
Vote dan koment selalu aku ingatkan kepada readerku tersayang!!
Pliss jgn jadi siders kaleann🙄🙄🙄

***

Jadi bisa dikatakan masalahku sudah beres. Ben sudah keluar rumah sakit, William dan aku juga sudah baikan.

Astaga! Ternyata aku tidak bermimpi. Aku dan William sudah kembali seperti sedia kala. Bahkan disaat hujan deras begini dia sudah menungguku di luar gerbang sekolah. Membuatku bahagia luar biasa saat melihat senyum manis terbit di wajahnya.

" Hai, sayang!"

Aku blushing! Ini pertama kalinya William memanggilku sayang.

"Hai." balasku.
"Gimana ulangannya?"

Fyi, hari ini hari terakhir kami ulangan, dan setelah itu akan diadakan classmetting, hari yang paling ditunggu oleh semua murid Persada. Hari paling membahagiakan setelah melewati masa-masa tersulit selama seminggu penuh!

" Lancar." sahutku seadanya.
"Mana bodyguard kamu?"
"Siapa?"
"Rambut pirang." William memberi clue. Aku mengerutkan kening karena tiba-tiba William menanyakan Aric.

" Kenapa nyari Aric?"
" Mau bilang terima kasih karena jagain kamu selama aku nggak ada."

Aku baru tau, William bisa juga bersikap rendah hati seperti ini! Menambah nilai plus pada dirinya!

"Aric kayaknya udah duluan. Tadi perginya buru-buru banget!"

William hanya ber-oh-ria. Dia membukakan pintu untukku.
"Kita langsung pulang?"
"Boleh. Tapi kamu mampir ke tempat aku dulu, ya. Aku rindu masakan kamu."

Aku mencibir mendengar jawaban William. " Rindu masakan apa rindu sesuatu dari aku?"

Tawa William adalah jawaban bahwa dia punya niat tersembunyi dibalik ajakannya itu!

"Jangan macem-macem ya! Aku belom lulus."
William menoleh heran. "Bukannya kamu yang sering khilaf kalo lagi sama aku ya?"
"Kamu yang mancing-mancing aku duluan! " sergahku cepat. Aku merogoh ponselku yang bergetar di saku blazer sekolahku.

Daddy calling...

" Hai, dad!" sahutku seceria mungkin.
"Halo, princess. Rindu ga sama papa mama?" sahut papaku dari seberang sana.
"Rindu banget, Pa."
"Kalo gitu, kita video call aja."

Detik berikutnya, muncul wajah papa dan mamaku.
"Mama!!! I miss u so much." pekikku. Astaga! Mamaku mulai lagi! Matanya memerah, tanda dia akan menangis.
" Mama juga rindu. Maaf ya sayang mama papa lama banget perginya."
"Iya, gapapa. Kan kalian harus kerja buat biayain aku kuliah nanti. Semangat yaa!!"

Mama dan papaku tertawa. Tapi hanya sebentar karena mamaku begitu teliti dan langsung sadar aku naik mobil orang lain! Karena mobil pribadiku interiornya berwarna ungu pastel, meskipun sangat jarang aku pakai karena aku malas nyetir dan sopirku juga ikutan cuti, sementara mobil Ben dan Sarah juga dia tau!

"Kamu sama siapa?"
Nahkan!!!

Aku melirik pada William dan dia mengangguk.
"Mm.. Ma, pa, jangan kaget ya!"
"Kenapa?"papaku bertanya dengan nada kepo!
" I already have a boyfriend."

Wajah papa dan mamaku mendadak pucat. Tapi detik berikutnya mamaku malah heboh.

"Oh yaaa??!!! Who's the lucky guy? Where is he. Mama wants to see." teriaknya heboh. Senyum lebar tersungging di wajah mamaku.
Aku ragu-ragu tapi William mengangguk. Aku menyerahkan ponselku pada William dan yang bisa ku dengar adalah mamaku ber-oh my god-ria saat William menyapanya.

UNCONDITIONAL LOVEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora