4. PERI CANTIK

20 6 10
                                    

"Gak usah sok baik sama keluarga gue, gue gak akan kepincut sama lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gak usah sok baik sama keluarga gue, gue gak akan kepincut sama lo."

-Bara Adijaya-

* * * *

Vote dulu ya guys!

Hari ini merupakan hari pekan. Hari bosan sedunia menurut Berry. Tidak banyak yang bisa di lakukan gadis itu pada hari Minggu seperti ini.

Tangan Berry terus mengetuk-ngetukan pulpen ke arah meja. Matanya terus menatap laptop yang kini sedang menampilkan sebuah drama kesukaan nya. Namun, rasanya drama itu sudah tidak menarik lagi, pikirnya.

Bosan. Satu kata yang Berry rasakan saat ini. Ia menutup laptopnya kasar, lalu menenggelamkan wajahnya di balik bantal. Selimut tebal yang sebelumnya berserakan, kini ia ambil lalu menutupi seluruh tubuh mungilnya.

"Arrghhh, bosen." gumam Berry seraya melepas selimutnya.

Berry mengambil ponselnya yang berada di lemari dekat kasur. Tidak ada yang menarik. Namun matanya terbelak saat melihat notifikasi pada aplikasi 'LINE' miliknya. Ada ribuan notifikasi, ia men-scroll nya ke bawah, lalu melihat sebuah pesan.

SeanM

Hallo Berry, ini Sean.

Masih inget kan?

Berry mengerutkan dahinya, mengingat-ngingat laki-laki yang bernama Sean. Berry mengangkat bahunya tidak acuh. Ia bangkit dari duduknya, mengikat rambutnya asal lalu pergi menuju dapur yang berada di lantai satu.

Matanya berbinar saat melihat Alvin, yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu. Dengan segera gadis itu menuruni anak tangga, dan berniat untuk menghampiri laki-laki itu.

"BANG ALVIN!" pekik Berry girang.

Berbeda dengan Berry yang girang bertemu dengan Alvin. Laki-laki itu justru berbanding terbalik dengan Berry. Baru saja Berry ingin memeluk erat Alfin, namun laki-laki itu lebih dulu menepis tangan nya kasar.

"GAK USAH SO LUGU! GUE GAK AKAN TERPEDAYA DENGAN WAJAH POLOS LO ITU LAGI!" Alvin menatap Berry dengan mata tajam.

Berry meneguk saliva-nya beberapa kali. Ternyata, Alvin tidak berubah. Laki-laki itu masih kasar dan tidak tersentuh.

Alvin mencengkeram bahu Berry. "Inget, lo disini cuma numpang!"

"Bang Al-vin, Berry kangen."

Laki-laki itu justru bedecih lalu membuang mukanya ke arah lain. "Gak usah masang muka melas lo itu, gue jijik!"

Nyali Berry mendadak menciut. Air matanya lolos begitu saja, namun dengan segera Berry menghapusnya. "Berry kan adiknya Abang."

"Adik lo bilang?! Jangan mimpi QAN!" Alvin menarik nafasnya dalam, "itu dulu, dan lo sendiri yang merubah segalanya!"

Bara & Berry [Sequel Gifara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang