(14)Mainan

314 66 133
                                    


"Berapa banyak hati cowok yang lo patahin, hanya untuk main-main!?"

"Cowok juga manusia yang punya hati. Gak seharusnya lo bermain untuk diri sendiri!"

-Bintang Nugroho-

⭐⭐⭐

Bintang sudah sepakat dengan Elsa bahwa hari ini latihan libur dahulu. Sebenarnya kalau guru musik mereka tahu pasti mereka dimarahi, karena lomba tinggal beberapa hari lagi.

Ini semua tuh gara-gara cewek bernama Airin. Kalau saja cewek itu tak mengganggu kehidupan Bintang, Bintang pasti bisa serius dalam latihan.

Bintang benar-benar geram pada cewek aneh itu. Katanya pura-pura eh masa Bintang nganterin Nindy jadi marah-marah. Gak jelas memang.

"Bintang!!!"

Bintang terkesiap. Ia hampir saja latah berkata kasar. Bahkan ia menjatuhkan kunci motornya karena kaget. Bintang kemudian memungut kuncinya masih dengan posisi duduk di motor.

Cewek yang tadi memanggilnya berdiri di samping motor Bintang.

"Mau nganterin si Nindy-Nindy itu lagi!? Iya!?" tanya Airin galak. Melotot sebal sambil berkacak pinggang menghadap Bintang. Ingin sekali ia meninju kepala Bintang yang terbungkus helm itu.

Bintang mendesah pelan. Ia ingin pulang sekarang tapi malah dipertemukan dengan cewek aneh di sampingnya ini. Sebenarnya ia tak ingin berurusan dengan gadis ini.
Namun Bintang berpikir lagi, dia masih punya perkara dengannya. Mungkin ini waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.

Bintang turun dari motor. Dan mencopot helm dari kepalanya. Kini berdiri berhadapan dengan Airin. Airin sedikit mendongak karena tubuhnya sedikit lebih pendek dari Bintang.

"Lo bilang kita cuma pura-pura!" tegas Bintang menyorot tajam mata bundar di depannya.

"Itu sebelum gue koar-koar kemarin!" balas Airin kalem sambil mengangkat dagu tinggi tanda menantang.

"Jadi?" tanya Bintang dengan alisnya yang menyatu. Tak mengerti maksud dari semua ini. Ia menunggu penjelasan gadis di depannya yang sepertinya tidak ingin berkata apapun.

Airin hanya mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum miring.
Menatap Bintang seperti memandang musuh yang telah kalah dalam sebuah permainan.

Bintang menghela nafas kasar. Airin benar-benar tidak mengatakan apapun. Gadis itu hanya diam saja.

"Kita sudahi saja sekarang. Entah pura-pura atau bukan, mulai sekarang kita selesai!" tandas Bintang yang melihat Airin hanya diam. Ia kemudian balik badan. Mengerti bahwa Airin tidak akan menjelaskan apapun. Bintang sudah tak mengerti lagi sifat Airin yang aneh. Ini hanya membuang waktunya saja.

Airin refleks memegang lengan Bintang. Membuat Bintang menghentikan langkahnya.

Tidak. Bukan ini yang Airin inginkan.

Bintang berbalik lagi menghadap ke Airin. "Apa ha!?" bentak Bintang. Ia sudah lelah dengan masalah ini. Masalah yang bahkan tidak ia ketahui. Ini benar-benar mengganggunya.

"Berharap gue kayak mantan mantan lo!? Iya!!? Yang ngemis-ngemis cinta ke lo!? Dan lo tinggalin gitu aja iya!?" sembur Bintang penuh amarah mengingat teman-temannya banyak yang menjadi pengagum sekaligus korban dari tindakan cewek di depannya ini.

Airin melepas cekalannya pada Bintang dan kini menatap Bintang sengit. Sama sekali tak takut menghadapi Bintang. Airin sudah biasa mendapat amukan, makian, bahkan hinaan dari orang-orang yang marah kepadanya.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang