20. -Ceria? Atau Cerita?-

30 16 1
                                    

"Nak, kamu ingin beli apa? Biar Mama belikan."

"Nggak usah Ma, nanti biar pake uang Tiana aja."

Ya, Tiana dan Risya sedang berjalan-jalan di tempat yang menurut mama Risya ataupun Tiana senang dan minati untuk dikunjungi. Tidak hanya mereka, Fikri dan Dion pun disuruh ikut oleh Risya katanya 'sebagai pembawa barang yang telah di beli olehnya dan Tiana'. Awalnya mereka menolak dan Fikri malah ke kamar dengan alasan 'sedang sakit', tapi Tiana menjewer telinga sang kakaknya dan tak peduli akan kesakitan dari sang empu. Dion dan Fikri hanya menghela nafas kasar, mereka tak bisa membantah ucapan kedua wanita yang berbeda umur itu. Akhirnya disinilah mereka sekarang, di mall yang tersedia baju-baju yang terlihat bagus dan menawan.

Fikri dan Dion lemas-----memutar bola mata jengah, mereka ingin istirahat dan memainkan game di hp mereka ataupun bermain play station. Keadaan mereka sekarang yaitu membawa beberapa tas yang berisi belanjaan Risya dan Tiana. Sungguh menyebalkan, tapi Dion dan Fikri hanya mengucapkan sumpah serapah dengan berkomat-kamit tidak jelas.

Gak papa Di, Fik. Ntar di kasih goceng kok sama Mama ლ(⌒▽⌒ლ)

Itung-itung buat beli micin ∩(︶▽︶)∩

Micin sekarang cuma 1000 rupiah. Kan murah ƪ(˘⌣˘)ʃ

Sisanya buat nongki bareng temen,
4000 nggak papa lah, yang penting punya temen nggak bangsat-bangsaat! ♪v(⌒o⌒)v♪

"Di! Fik!." panggil Risya, mama Dion menuju ke arah mereka yang sedang berdiri menatap datar mama Dion. "Kenapa ma/tan?." balas mereka bersamaan sembari mengangkat alis.

"Kalian mau beli sesuatu?." tanya Risya sembari menaikkan alisnya sebelah kanan dan kembali berbalik untuk menuju ke arah Tiana yang sedang melihat-lihat beberapa baju serta dress.

Dion dan Fikri hanya menggelengkan kepala saat Risya menatap kedua pria remaja yang sedang sangat kesusahan akan belanjaannya dan calon menantunya.

Risya terkekeh dan bersikap acuh kepada mereka.

Ibu-ibu sosialita ya gini.

Arisan, ngabisin duit suami (๑•̀ㅂ •́)و ✧

                                        **********

Dion dan Fikri mendudukkan diri saat sudah sampai dirumah dan meletakkan belanjaan di ruang tengah dimana itu adalah posisi mereka saat ini. Dion menidurkan tubuhnya di kepala sofa dan menutup matanya menggunakan tangan kanan yang di tekuk dibagian siku. Sedangkan Fikri berdiri dan memasuki kamarnya untuk menidur siangkan matanya yang sudah mulai penat.

Tiana berjalan menuju kearah dimana Dion berada. "Kuy!." pekik Tiana pas di telinga Dion, sontak membuat Dion kaget dan menatap tajam kepada Tiana, tapi sang empu malah tertawa hingga matanya menyipit.

"Yeee malah ketawa Lo!." Dion memutar bola mata malas.

Lengan Dion yang tak kenapa-kenapa itu pun di geplak dengan keras oleh Tiana. Bukannya merasa salah, malah Tiana makin kenceng tawanya ʘ‿ʘ

Sedeng. Pikir Dion, menatap datar Tiana.

"Lo kenapa sih?."

Tiana masih ketawa-ketiwi cekikikan ,melihat Dion meringis kesakitan karenanya.

"Gak sehat." ucap Dion lirih.

Tapi karna jarak mereka dekat, Tiana dapat mendengar lirih an Dion. Hingga ia menghentikan tawa dan menatap horor Dion.

Dion yang tau bahwa Tiana akan berteriak, langsung berlari kecil menuju kamar nya.

Tiana mendengus sebal saat sudah melihat Dion yang memasuki kamarnya sembari menjulurkan lidah mengejek. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya, karena di ruangan ini tidak ada siapa-siapa. Kebetulan mama Dion sudah pulang ke rumah setelah berbelanja dan di antar oleh mereka.

My Love [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang