16. OXYGEN Ch. 13

7.3K 642 115
                                    

Dipublikasikan 19 Des 2019

"Lebih cepat! Lebih cepaaaattt!"

"Kamu itu berenang atau merangkak? Kalau kamu kalah, kamu akan mati."

Aktivitas pertama setelah tiba di pantai adalah memenangkan bendera. Aku hanya tidak mengerti apa yang mereka pikirkan untuk bermain dan menjadi basah di pagi hari. Aku berdiri tertawa dengan temanku sambil menonton situasi dan tidak berencana untuk ikutan. Sorakan di pantai sangat keras karena tim yang kalah harus dihukum. Dan tahu kalau mendapat hukuman, jadi normal untuk junior baru menjadi ketakutan.

Aturannya adalah untuk mengirimkan perwakilan untuk berenang di pantai dengan lima bendera. Setiap bendera memiliki nomor yang tertulis di atasnya yang hanya satu nomor tanpa penalti. Sedangkan untuk nomor yang lain, masing-masing ada hukumannya. Bisa dibilang game ini tergantung di kecepatan. Karena siapapun yang bisa menangkap bendera, lalu itu akan menjadi milik mereka, yang lainnya tidak bisa merebutnya. Dan sisanya harus berenang untuk mendapatkan berdera lainnya.

Kami berdiri dan tertawa seperti ini karena ini adalah aktivitas gabungan antara kerjasama tahun pertama dan tahun kedua dengan Fakultas Musik. Tahun kedua menganggap diri mereka sebagai pembully sehingga mereka harus melakukan acara dengan tahun pertama dan membiarkan tahun ketiga untuk bertanggung jawab mengontrol.... menurut aktivitas yang mereka rencanakan.

Dan yang lebih penting adalah ini membuat Fakultas Engineering dan Fakultas Musik menjadi lebih dekat satu sama lain hingga mereka bisa saling mengumpat dan menyumpahi.

"P'Gui....air."

Aku menoleh dan tersenyum sopan ke pemilik suara tanpa tau apa untuk dikatakan.

Sepertinya orang itu tidak mendengarkan apa yang aku katakan kemarin. Aku pikir dia sudah mengerti karena aku melihatnya pindah keruangan lain. Tapi ternyata pagi ini, dia pergi dan kembali bertanya dan bertanya lagi tanpa henti. Bisa dibilang dia mendekatiku lebih keras dari sebelumnya.

"Terima kasih." Aku menerima botol air lalu berbalik ntuk menonton aktivitas. Bahkan tidak berpikir untuk membuka tutup botol airnya.

Melihat orang yang mendarat sebagai nomor satu membuatku tertawa. Kao yang memegang bendera nomor satu cemberut dan tidak terlihat senang sementara tim Kao berlompatan dengan gembira kecuali si husky yang semakin cemberut. Mungkin karena aku berdiri di sisi lain dari Tim Solo dan tertutup orang lain, jadi dia tidak bisa melihatku.

"P' tidak meminum airnya?"

Dan yang satu ini masih tidak pergi....

"Kenapa K disini? Kenapa kamu tidak bersama teman-temanmu?" Aku mengernyit lalu tersenyum untuk menunjukkan padanya kalau aku tidak senang. Teman-temannya sudah selesai melakukan aktivitas tapi dia malah datang untuk berbicara denganku.

Solo saja masih belum datang padaku dan kenapa dia (K) berani datang kesini? 😒

"Aku bukan perwakilan...." K berkata sambil tertawa dengan sedikit merasa malu.

"Jika kamu bukan perwakilan , lalu kamu tidak bisa datang kesini, kembalilah." Ini mungkin terdengar kasar, tapi jika aku bertindak samar, itu akan lebih menyakitinya nanti. Jadi lebih bagus seperti ini, agar nanti tidak lebih menyakitinya.

A/N:

Sebenernya kasihan K. Cuma emang lebih baik gini, jadinya dia ga bakalan lebih berharap dan lebih sakit nantinya.

K berjalan kembali untuk menemui temannya dan aku melihat Jo menepuk bahunya mungkin sebagai dukungan, tapi aku hanya bisa menghela nafas. Jika aku memberinya harapan, aku bisa memahaminya untuk mendekat. Tapi disini, aku harus memutuskan kesempatannya dengan jelas, aku tidak mengerti kenapa dia masih tidak mau berhenti.

OXYGEN Novel (Terjemahan Indonesia)Where stories live. Discover now