Bab 1

156K 6.3K 376
                                    

New story!!!!

Jangan lupa vote sama komennya ya😘
.
.
.
.
.
.

Tangan wanita itu bergetar saat melihat alat tes kehamilannya menunjukan dua garis merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan wanita itu bergetar saat melihat alat tes kehamilannya menunjukan dua garis merah. Ia hamil.

Wajahnya sudah pucat karna tadi pagi ia terus memuntahkan sesuatu yang tak keluar, hanya cairan bening.

Ia pun bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"halo, kenapa?"

"hmm kak, bisa ketemu sekarang?" tanya wanita itu hati-hati, sesekali ia melihat ke arah testpek yang ia simpan diatas nakas. Terdengar helaan nafas berat disebrang sana.

"oke, dicafe biasa jam makan siang"

Tut.

Telepon dimatikan sepihak oleh lawan bicara wanita itu. Ia hanya bisa menghela nafas menatap nanar ponselnya.

Saat melihat ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 11:00.

Wanita itupun memutuskan bersiap-siap lalu berangkat ke cafe yang selalu menjadi tempat mereka bertemu.

Namanya Qween, ya Qweennisa argandha stuart. Ia anak yatim piatu, ayah ibunya sudah lama meninggal dan kini ia tinggal bersama bibi dan pamannya. Qween anak tunggal. Dan kakek nenek dari orang tuanya sudah meninggal sehingga kini yang ia punya hanya paman dan bibinya saja.

Setelah sampai ditujuan, qween duduk disalah satu meja dengan gelisah setelah ia memesan minuman.

Hingga beberapa saat kemudian seseorang yang ia tunggu pun muncul dengan wajah dingin dan tatapan tajam nya menatap qween.

"ada apa?" tanya lelaki itu to the poin.
Qween meremas jari-jarinya gugup saat mata lelaki itu menatapnya intens.

"cepat, gue gak punya banyak waktu" desak lelaki itu dengan wajah tak bersahabatnya.

"aku hamil kak" jawab qween cepat.

Hening.

Lelaki itu tak merespon apapun, ia hanya menatap qween datar membuat wanita hamil itu gelagapan.

"kak, kakak udah janji kan mau tanggung jawab waktu itu" kata qween cemas.

Lelaki itu pun mengeluarkan sesuatu dari dalam jas dan menyodorkannya pada qween.

Qween hanya menatap amplop coklat tebal itu bingung lalu kembali menatap lelaki itu.

"gue tau lo bakal bilang ini ke gue. Gugurin. Itu uang buat lo gugurin bayi itu, setelah itu jangan pernah temuin gue lagi" jelas lelaki itu dingin membuat qween membelalakan matanya terkejut.

"kak, kakak janji bakal tanggung jawab" kata qween tak terima. Wajahnya yang sudah pucat kini semakin pucat.

"dan lo percaya? Heh, lo terlalu naif" ujar lelaki itu yang kini menampilkan senyum sinis mengejeknya.

"jangan harap gue bakal nikahin lo, gue bukan cowo baik baik dan gue masih waras buat ga nikahin cewe miskin yatim piatu kayak lo" lanjut lelaki itu yang kini melipat tangannya didepan dada dan tentu dengan senyum mengejek beserta seringaiannya.

Qween diam menatap lelaki itu tak percaya, air matanya perlahan meleleh keluar. Pasalnya malam itu, lelaki yang ada dihadapannya ini menjanjikan pernikahan asalkan qween menyerahkan dirinya. Dan kini ia merasa bodoh karna percaya pada lelaki bajingan yang ada di depannya ini.

"ada lagi? Kalo engga gue pergi, gue sibuk harus-"

"sayang!" teriak seorang wanita seksi dengan make up tebalnya berjalan ke arah meja qween dan lelaki itu.

"hey sayang" sapa lelaki itu lembut lalu berdiri merangkul pinggang wanita seksi itu.

"kamu kenapa ada disini? Tadi aku ke kantor kamu tapi ga ada" tanya wanita itu manja merangkulkan tangannya ke leher lelaki itu.

"oohh maaf sayang, aku ada sedikit urusan yang sebenarnya bukan masalah serius" kata lelaki itu lalu sedikit menoleh pada qween yang diam menatap meja dengan kosong.

Wanita itu pun mengikuti arah pandangan lelaki itu lalu ia tersenyum mengejek.

"heh kasian"

"ayo pergi, kita makan siang" ajak lelaki itu lalu pasangan itu pun pergi meninggalkan qween yang masih menangis dalam diam.

15 menit kemudian qween beranjak bangun menyambar amplop tebal dihadapannya lalu bergegas pergi dari sana setelah membayar minumannya.

Qween hanya berjalan tanpa tujuan meremas amplop yang ada ditangannya kuat. Ia meratapi nasibnya yang dibodohi lelaki itu habis habisan.

Hingga ia melihat seorang nenek pengemis dan seorang anak kira kira umur 5 tahun nan sedang duduk dengan tangan yang menengadah meminta belas kasihan.

Ia pun berjalan menuju nenek pengemis itu dan mengalihkan amplop tebal yang ada ditangannya ke tangan nenek itu, lalu tanpa kata ia langsung berjalan pergi.

Hingga sebuah tangan kecil mencekal tanganya.

Anak 5 tahun yang tadi bersama neneknya, anak itu menyodorkan amplop tebal tadi pada qween dengan mata polosnya.

Qween pun berjongkok mensejajarkan tingginya dengan anak kecil itu. Ia tersenyum mengusap kepala anak itu "buat adek sama nenek ya. Jaga neneknya baik-baik, belajar yang rajin dan makan yang banyak" kata qween lalu menatap nenek yang masih duduk menatap qween dan cucu nya itu cemas.

"tapi ini terlalu banyak kak" ujar anak itu lugu.

"ga apa-apa, gih kasih ke nenek" ucap qween lalu anak itu pun berlari ke arah neneknya dan memberikan amplop itu lagi, nenek itu pun langsung kembali menatap qween teruma kasih dan dibalas senyuman oleh qween.

Qween kembali berjalan pergi dari sana menyusuri trotoar jalanan tanpa tujuan.

Tanpa ia ketahui seseorang yang tadi duduk dicafe bersama nya sedang memperhatikannya dari dalam mobil dengan tajam.

"bodoh!"

Lalu mobil itu pun melesat melewati qween yang berjalan dengan tangan yang mengelus perut ratanya.

.
.
.
.
.
.

Hai hai hai maaf ya cerita sequel 'My ex husband' belum bisa di up😭

Selain karna sibuk kerja, aku juga mentok ga tau mau di bawa kemana alur cerita nya😭

Maapken aku ya, tapi kabar baiknya InsyaAllah cerita ini akan up meskipun ga sesering cerita kemarin.

Terima kasih💋

Terima kasih💋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Baby TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang