Buronan

1.7K 46 3
                                    

"Apa saja yang kalian kerjakan selama ini, hah?!"
Teriakan dari kepala kepolisian sudah menggema diruangan pagi itu.

Terlihat lima orang berbaris didepan meja pak kepala, mereka semua hanya menatap lurus ke depan dan mendengarkan omelan pak kepala.

"Saya beri kalian waktu satu bulan lagi untuk menyelesaikan kasus ini! Jika dalam satu bulan kalian masih tidak bisa menangkapnya, kalian saya pecat!"

*

Kelima orang tadi duduk dimeja masing-masing. Wajah mereka tertunduk lemas. Membayangkan mereka akan dipecat jika tidak menangkap pengedar narkoba itu, bagaimana mereka akan membiayai hidup keluarga mereka?

"Ayolah, jangan lemas seperti ini! Kita bisa menangkap mereka!" Ucap seorang wanita yang merupakan ketua tim divisi narkotika tersebut.

"Lalu kalau kita gagal lagi? Ketua dan Kwonsoo sih belum menikah, tapi kalau kami dipecat? Mau makan apa keluarga kami?"

Ketua tersebut terdiam dengan perasaan tidak enak. Kwonsoo yang ikut merasa tidak enak mencoba menenangkan suasana.

"Makanya, kita harus semangat! Kita bisa, ok? Demi keluarga kalian! Ya kan, ketua?" ucap Kwonsoo menyemangati.

"Oke! Kita pasti bisa! Aku janji tidak akan mengecewakan keluarga kalian. Sekarang bawa kembali berkas-berkas kemarin, mungkin ada yang terlewat. Semangat!" Teriak Yejin, sang ketua turut menyemangati ajak buahnya.

Akhirnya mereka kembali bersemangat. Mereka segera mengumpulkan berkas-berkas untuk dicek ulang. Dan menemukan kemungkinan-kemungkinan tempat persembunyian mereka dan jalur penyelundupan narkoba tersebut.

*

Hari sudah mulai gelap, tim terbagi di dua mobil. Kwonsoo dengan ketua, dan 3 polisi lainnya di mobil lain.

Mereka mulai bersembunyi di sebuah pelabuhan daerah Busan. Situasi di pelabuhan Busan memang selalu sibuk, tapi itu menjadi celah yang baik untuk para penyelendup menyelinap diantara ribuan orang yang ada.

Yejin dan timnya saling berkomunikasi dari jarak jauh. Mereka memasang mata dengan baik pada setiap kapal yang datang.

"Jangan biarkan seorang pun lolos, terus perhatikan jika ada yang ganjil" perintah Yejin.

***

Sementara itu di sebuah gudang yang cukup jauh dari pelabuhan, sekelompok orang berparas kasar sedang berkumpul.

"Bos, aku pikir ini bukan waktu yang tepat untuk mengirim barang tersebut ke Korea" ucap seorang pria.

"Tau apa Lo, anak baru? Udah cepat ambil barangnya sebelum ketahuan polisi!"

"Ta..tapi.."

"Kenapa? Lo takut?" Kemudian pria bertubuh besar itu menendang perut pria tadi.
"Jangan banyak omong! Cepat ambil sebelum seseorang melihat isi paket tersebut!"

Pria itu pun segera masuk kedalam mobil ditemani pria lainnya yang sudah duduk dibangku kemudi sedari tadi. Kemudian mereka berdua berangkat ke pelabuhan.

*

Kedua pria bertubuh besar tadi akhirnya sampai di pelabuhan. Mereka sibuk memperhatikan setiap nomor pada kapal.

"Ah, itu dia kapal yang membawa barang kita. Lo ambil kesana, gue yang jaga di sekitar sini" ucap pria yang tadi menyupir.

Pria satunya, si anak baru, menatap dengan kebingungan, tapi akhirnya Ia menurut dan pergi ke kapal tersebut. Dia berjalan berhati-hati, sambil melihati keadaan sekitar. Tapi entah kenapa hatinya merasa tidak enak.

*

Akhirnya barang yang berisi narkoba tersebut berhasil ia ambil dengan aman. Ia pun perjalan cepat ke arah mobil sambil terus mengamati keadaan sekitar. Ia mulai menyadari ada yang memperhatikannya.

Kemudian ia mempercepat langkahnya, hampir setengah berlari. Tiga orang polisi yang menyadari gerak-gerik yang aneh dari pria itu pun mulai mempercepat langkahnya.

Pria itu segera memasukan barang kedalam mobil, tetapi polisi sudah semakin dekat. Ketika ia akan masuk kedalam mobil, tiba-tiba saja mobil tersebut melaju dan meninggalkannya.

"YAAAK! ARGH SIAL!"

Polisi terlihat semakin dekat, ia pun  segera berlari dan kemudian polisi ikut mengejarnya.

Pria tersebut berlari cukup cepat, para polisi cukup kewalahan mengejarnya. Merasa sudah cukup aman, pria tersebut berhenti sejenak untuk beristirahat sambil bersembunyi dibalik kontainer-kontainer besar.

"Sial, mereka sengaja meninggalkanku disini!" Ucapnya sambil terengah.

"Kenapa? Di khianati oleh tim mu ya?" Ucap Yejin yang ternyata sedari tadi berdiri dibelakang pria itu.

Pria tersebut kembali mencoba kabur, tapi Kwonsoo menghadang dari arah yang berlawanan. Dalam sekejap, borgol sudah melingkar dilengan pria tersebut.

"Oke, salah satu anak buahnya sudah tertangkap. Aku rasa kali ini kita akan berhasil" ucap Yejin sambil tersenyum bangga.

***

Cashing the DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang