satu

913 58 31
                                    

SATU – SALAH SANGKA

Gadis itu memacu sepeda motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pagi ini dia bangun terlambat karena Ibunya sedang pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Sebenarnya ini bukan kali pertamanya ditinggal oleh Ibunya, namun sialnya hari ini dia bangun terlambat karena tidak mendengar alarm yang padahal sudah ia setel sebanyak mungkin.

Senyumnya mengembang, gadis itu bernapas lega saat gerbang sekolahnya sudah mulai terlihat.

Selesai memarkirkan 'pretty' motor kesayangannya, gadis dengan rambut pendek sebahu yang hampir mirip dora itu berjalan menyusuri koridor sambil bersenandung pelan.

"Alea!"

Gadis itu membalikkan badannya lalu melambaikan tangan saat melihat seorang gadis berjalan ke arahnya.

"Tumben telat?" tanya Varsha yang merupakan teman Alea sejak duduk di bangku SMP.

"Iya. Nggak ada yang bangunin. Mama lagi ke Medan, ada urusan pekerjaan. Padahal alarm gue udah ramai, tapi tetap nggak kedengaran."

Alea dan Varsha berjalan beriringan menuju kelas mereka.

"Hai Lila," sapa Alea.

"Berangkat bareng Varsha?" tanya Lila yang juga teman Alea dan Varsha saat SMP, ajaibnya mereka bertiga masuk di sekolah yang sama dan disatukan kembali si satu kelas sejak kelas sepuluh.

Alea menggeleng lalu meletakkan tas pinknya yang memiliki tangan dan kaki ke atas meja.

Alea membuka tasnya lalu mengambil buku yang dibawa Petri.

Varsha tertawa melihat tas milik Alea. Walaupun sudah sering melihatnya, namun kadang ia masih merasa lucu, apa lagi mengingat kebiasaan temannya yang tidak pernah bisa hilang. Semua barang kesayangannya diberi nama, katanya agar barang-barangnya merasa lebih dihargai. Selain memberi nama barang-baragngnya, Alea juga sangat sering mengenakan barang-barang lucu sehingga ia terlihat seperti anak-anak.

Petri adalah nama tas Alea yang memiliki tangan, kaki, dan wajah yang berbentuk kucing.

Sementara Alea sudah asyik dengan novel yang dibawa Petri.

"Alea, gurunya udah dateng," bisik Varsha sambil menyenggol lengan Alea yang masih asyik membaca novel.

...

"Ayo kita ke kan—" Ucapan Alea terhenti karena ada bel pemberitahuan dari central. Gadis itu terdiam lalu mendengarkan pengumuman yang disampaikan petugas.

"Selamat siang, maaf mengganggu jam istirahat, panggilan kepada Kamajaya Atreya Locko dari kelas dua belas ips tiga dan Althea Kaianna Leandre dari kelas sebelas ips dua dimohon untuk menuju ruang tamu saat jam istirahat pertama. Terima kasih."

"Kok gue?" tanya Alea bingung.

"Lo tadi nggak telat kan, Le?" tanya Lila.

Alea meggeleng. Tercetak kebingungan di wajahnya. "Tadi gue sampai sebelum bel kok..."

"Ya udah sana ke ruang tamu dulu, kita tunggu di kantin." Lila mendorong punggung Alea untuk segera pergi ke ruang tamu.

Alea berbalik. "Temenin," rengeknya sambil menarik tangan kedua temannya.

"Ih. nggak mau ah," jawab Lila dengan cepat.

"Kenapa sama kakak kelas, takut."

"Mana gue tahu," balas Varsha.

Alea mencebik kesal. "Varsha, ih! Tapi itu kakak kelasnya cewek kan ya, ya udah gue pergi dulu ya," gumamnya sambil tersenyum tanpa melihat kedua temannya lagi.

Alea & ReyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang