14. Leo

122K 9.1K 71
                                    

Happy Reading❤

Di part ini nggak nyeritain Rangga sama Fael, ya.. Ini khusus Aish's Part punyaa

⚽⚽⚽

Kini, Aish sudah sampai di SMA 14 unit 2. Dia merasa bingung karena banyak adek kelas perempuannya yang berada di luar gerbang.

"Ada apa, dek? Kok pada di luar?" tanya Aish kepada salah satu adkel perempuan yang juga menuju ke luar gerbang sekolah.

"Nunggu Most Wanted-nya SMA 13, kak. Biasanya lewat pake mobil. Duh, ganteng banget," jawabnya. Aish hanya memutar bola matanya malas. Ternyata hanya melihat laki-laki.

"Ohh.. Thanks," ucap Aish lalu menuju ke ruang ganti untuk mengganti celananya dengan rok identitas.

"Heh! Kamu!" teriakan tersebut membuat Aish berhenti dan menoleh ke arah suara.

"Airish! Murid perempuan terbandel yang pernah saya temui," kata seseorang tersebut.

"Eeehh Pak Rahman," kata Aiah sambil nyengir dan langsung mencium tangan Pak Rahman.

"Masih ingat nasehat saya?" tanya Pak Rahman sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Nasehat? Nasehat bapak terlalu banyak, jadi lupa," Sebenarnya Aish ingat sekali apa yang disampaikan Pak Rahman.

"Nggak inget, ya? Oke, bapak ingatkan seperti biasa," kata Pak Rahman santai. Saat beliau sudah mau ancang-ancang untuk memberi nasehatnya, dengan cepat Aish memotongnya.

"NGGAK! Nggak usah diingetin, pak. Alhamdulillah saya sudah inget," kata Aish. Jika Aish tidak cepat-cepat memotongnya, Pak Rahman akan menasehatinya dengan cara berteriak di depan telinganya.

"Kamu inget, tapi kenapa kamu masih melanggar? Kayak anak bar-bar tau nggak?"

"Lah? Kalo saya pake rok itu ke sekolah, saya malah kayak cabe-cabean, dong? Mending bar-bar yang tomboy daripada bar-bar cabe-cabean,"

"Tetep aja kamu menampilkan kalo kamu itu anak SMA. Logo di baju kamu itu? Bikin orang tau kalo muridnya kayak gini,"

"Bapak kan tau alasan saya melakukan ini? Menggunakan celana jeans dari rumah itu lebih efektif dan nggak ribet daripada pake rok. Saya kan pake motor gedhe, pak" alasan Aish. Pak Rahman hanya menggelengkan kepalanya dan langsung menjewer telinga Aish dengan kencang.

"ALLAHUAKBAR!! SAKIT, PAAKK!" teriak Aish dengan kencang.

"Selalu aja alasan itu yang kamu pake. Berulang kali Bapak katakan kalo ke sekolah jangan pake Jeans! Mending kamu ke sekolah naik angkot, deh" omel Pak Rahman sambil melepaskan jewerannya dari telinga Aish.

"Bapak pikir saya punya uang buat bayar angkot berangkat sama pulang?" jawab Aish sambil mengusap-usap telinganya yang memerah.

"Pasti ada cara lain, kan?"

"Kalo saya masih ada motor, ngapain naik angkot?"

"Jadi itu alasannya? Saya akan bikin kamu kesini nggak pake motor itu lagi! Udah, sana masuk kelas. Ruangan kelas kamu dimana?"

"Di Lab Fisika, pak. Yaudah, saya kesana dulu. Assalamu'alaikum," kata Aish dengan sedikit ketus karena kesal dengan Pak Rahman.

"Bapak pikir saya takut sama ancaman bapak?" gumam Aish sambil berlalu menuju Lab Fisika.

⚽⚽⚽

Bel istirahat kedua telah berbunyi. Kini Aish dengan Ratna, teman sekelasnya sedang menuju ke kantin. Ratna juga merupakan anggota dari Halilintar Club.

Di tengah perjalanan, Aish melihat laki-laki cupu yang sedang dihajar oleh beberapa teman seangkatannya.

"Wehhh! Ngapain kalian?" tanya Aish dengan nada santai. Sebenarnya dia dan juga Ratna tau apa yang terjadi.

"Nggak usah ikut campur! Kelas XI kan, lo?" tanya salah satunya yang bername tag Leonanda.

"Oh.. Lo nggak tau siapa gue?" tanya Ratna dengan nada sombong.

"Mendingan kalian pergi, deh. Sebelum gue juga hajar kalian!" sentak Leo.

"Ganteng-ganteng tapi mau berantem sama perempuan? Sayang sekali," seru Aish dengan nada sedih yang dibuat-buat. Ratna juga ikut tersenyum miring dan bertepuk tangan.

Murid-murid lain juga sudah berkumpul untuk melihat Aish, Ratna, Leo, dan teman-temannya itu.

Leo dikenal sebagai most wanted di kelas X, dan sikapnya yang semena-mena tak membuatnya dibenci oleh kaum perempuan. Banyak murid perempuan yang mengidolakannya. Dia juga sangat emosional, namun cerdik.

"Emang nggak bisa kalo masalah itu diselesain dengan baik-baik?" tanya Aish. Leo dan teman-temannya menghampiri Aish dan Ratna dengan muka merah karena menahan emosi.

Selama ini tidak ada perempuan, bahkan laki-laki lain yang berani menentang dia di sekolah kecuali para guru.

"Heh! Seharusnya gue yang tanya! Emang lo nggak tahu siapa gue?" kata Leo dengan sedikit sentakan.

"Lo? Adek kelas gue yang... Hmm, ganteng, tapi semena-mena sama temennya. Maybe?" jawab Ratna dengan mulut pedasnya. Dia sangat pintar adu mulut.

"Lo kalo nggak tahu masalahnya mending diem, deh" kata Leo sambil menunjuk muka Ratna.

"Bisa nggak kalo nggak nunjuk-nunjuk muka orang? Nggak sopan!" kata Aish sengit sambil mendorong bahu Leo dengan jari-jarinya.

"Lo siapa? Emang perlu diberlakukan sopan santun? Hm?" tanya Leo sambil mencengkram dagu Aish kencang. Dengan cepat, Aish membogem pipi kanan Leo dengan tangan kanannya.

"Lo?" tunjuk Leo, kemudian memegang bekas bogeman tersebut.

"Berani lo sama gue?" bentak Leo.

"Berani!" jawab Aish lantang.

"Lo itu pengecut, tau nggak? Menindas orang yang nggak sepadan sama lo!"

"Gue bukannya menindas! Dia duluan yang cari masalah sama gue,"

"Bicarain baik-baik," kata Aish dengan nada tinggi. Emosi Leo kian memuncak. Tangannya berniat mendorong bahu Aish seperti yang telah Aish lakukan tadi dengannya. Namun, dengan sigap Ratna mengunci pergerakan Leo dengan memutar tangannya.

"Lo! Nggak lebih dari adek kelas gue, yang nggak tahu siapa gue! Na, kita balek ke kelas," ucap Aish kemudian.

"Yang lain! Tolongin, tuh bocah" teriak Ratna sambil menunjuk si cupu yang diketahui bernama Reno.

⚽⚽⚽

"Gila, emang. Nggak sepadan tau nggak?" omel Aish. Dia dan Ratna tidak suka cara Leo menyelesaikan masalah.

"Kalo lawan sepadan, berantem sih Oke-oke aja.. Lha, ini?" lanjut Aish.

"Pengecut, pulak.. Beraninya cuma sama perempuan," tambah Ratna.

"Heh! Cuma sama perempuan lo bilang? Lo nggak liat gue tadi hajar cowok?" sentak seseorang di belakang Aish dan Ratna. Siapa lagi kalau bukan Leonanda?

"Kayak ada yang bicara, Ai. Siapa? Jangan-jangan setan lagi?" canda Ratna yang diikuti tawaan dari Aish.

"Nggak usah bikin gue emosi," kata Leo lagi. Kini, Aish dan Ratna membalikkan tubunya ke arah Leo.

"Emosi lo aja yang gampang kepancing," ejek Ratna.

Saat Leo ingin protes, bertepatan dengan bel masuk yang berbunyi.

"Tunggu pembalasan gue," katanya sambil meninggalkan Aish dan Ratna.

"Lo pikir gue takut?" tanya Ratna.

"Gak!" jawab Ratna dan Aish berbarengan.

🍁🍁🍁🍁🍁

Kalo ada typo koment, ya...

Vote+koment jangan lupa. Itu punya arti sendiri buat aq

Gomawo❤

Badgirl, Badboy, and Baby Boy✔ [TERBIT]Where stories live. Discover now