06 - Kedok

435K 47.6K 7.2K
                                    

Follow instagram :@virda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram :
@virda.aputri @alvero.atmj @chrisa.vir

❤︎❤︎❤︎

Saat Alvero sampai rumah, tidak ada tanda-tanda Chrisa ada di sana. Sepertinya Alvero dulu yang sampai.

Seperti biasa, Alvero duduk di sofa ruang TV, menaikkan kedua kakinya di atas meja sembari memainkan handphone. Pria itu memainkan game, membunuh kebosanan menunggu Chrisa.

Berkali-kali Alvero tak fokus bermain, ia menatap jam dinding yang terpajang di hadapannya, tepat di atas televisi. Sudah satu jam tapi Chrisa belum juga datang. Apa sekarang gadis itu mau membuatnya kesal lagi? Pikirnya.

Alvero melempar handphonenya asal, dan sialnya handphone Alvero terlempar di dinding, layarnya sedikit retak. Alvero menahan napasnya. Ia masih berusaha untuk sabar.

Alvero berjalan menuju kulkas, mengambil salah satu bir yang tersimpan. Meminumnya rakus.

Tak lama setelah Alvero berdiam diri di depan kulkas, ia mendengar pintu apartemennya terbuka. Seseorang sudah menekan sandi rumahnya. Alvero tahu itu Chrisa. Akhirnya pria itu berjalan cepat keluar dari dapur.

"Al," panggilnya bersamaan dengan Alvero yang menghampiri gadis itu.

"Lama banget sih!"

"Maaf, angkotnya lama tadi. Dan harus nungguin penumpang lain sampai angkot penuh." Balas Chrisa.

"Duduk lo." Suruh Alvero.

Chrisa mengarah pada sofa, duduk di sana. Alvero mengambil bungkus handphone di atas meja ruang tv. Ia kembali menuju ruang tamu, melempar bungkus itu ke pangkuan Chrisa dengan gaya arogannya. Kemudian ia menyusul Chrisa untuk duduk.

"Ini apa Al?" Tanya Chrisa.

"Buat lo."

Chrisa membuka bungkusnya, matanya membulat melihat kotak handphone keluaran terbaru yang harganya sangat mahal itu. Chrisa membuka kotaknya dan benar saja, isinya adalah handphone yang sama seperti milik Alvero. Bukan KW super atau HDC. Yang ia lihat asli, tidak mungkin Alvero beli HDC. Pikirnya.

"Di dalam udah ada nomor gue. Dan yang perlu lo tahu, gue gantiin handphone yang gue banting biar lo gak lelet angkat telepon gue, dan lo gak boleh simpen nomor cowok manapun selain gue, bapak lo, dan sodara lo. Ngerti lo?" Omel Alvero.

Chrisa masih tersihir dengan handphone mahal itu. Ia masih tidak percaya orang yang selalu membullynya membelikan barang mewah untuknya.

Pikiran negatif menyerang Chrisa. Apa Alvero membelikannya agar Chrisa bisa menyicil? Membuatnya semakin sengsara?

Chrisa menutup kembali kotak itu, meletakkannya kembali ke dalam bungkus, takut membuat lecet handphone harga satu tahun atau lebih biaya hidupnya.

"Kenapa lo taruh lagi? Pake bloon!"

Silhouette [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang