Part 2

130K 15.4K 3.8K
                                    

JAM yang melingkar di pergelangan tangan Taeyong menunjukan pukul sepuluh malam, ia menghela napas panjang dan merenggangkan tubuh. Ini sungguh berlebihan, Taeyong ingin pulang; merebahkan tubuhnya di kasur serta menikmati waktu tidurnya. Namun laporan yang Jaehyun minta belum selesai, meskipun hanya tersisa sedikit, tapi Taeyong benar-benar lelah sekarang.

Jaehyun memang belum pulang, CEO itu masih mengerjakan berkas untuk besok. Terlalu gila kerja. Tapi bisakah Jaehyun tidak perlu mengajak Taeyong bila memang ingin gila kerja?!

"Sialan!" gerutu Taeyong pelan, ia membenarkan letak kaca mata anti radiasi yang bertengger di hidung dan kembali mengetik beberapa kata pada keyboard.

Mark bahkan sudah menghubunginya dua jam lalu, menanyakan kapan Taeyong akan pulang. Namun ia tidak bisa memberikan jawaban pasti, untung saja tadi pagi Taeyong memberikan uang jajan lebih untuk Adiknya itu. Jadi Mark bisa membeli makan malam.

"Belum selesai?"

"Belum! Bagaimana akan selesai bila laporannya saja sebanyak ini, Jung Jaehyun gila! Ini laporan dua tahㅡUWAH B-BOS?!"

Jaehyun berdiri di hadapan Taeyong dengan wajah datarnya, ia menepuk pelan punggung Jeno yang berada di gendongannya, bocah itu sedikit terkejut saat mendengar teriakan Taeyong.

Sepertinya Jaehyun sudah berniat untuk pulang. Taeyong menundukkan kepala dan merutuki dirinya sendiri, bagaimana ia bisa membicarakan Jaehyun seperti itu?! Oh sungguh, ini karena ia terlalu lelah, Taeyong menjawab tanpa tahu siapa yang bertanya.

Riwayatnya sudah tamat! Jaehyun pasti akan memecatnya sekarang juga. Sialan, padahal mencari pekerjaan itu sangat sulit! Apa yang harus Taeyong lakukan? Haruskah ia meminta maaf?

"Pulanglah, kau bisa mengerjakan sisanya besok pagi." ujar Jaehyun dengan nada datarnya, ia melemparkan tatapan tajam pada Taeyong.

"B-baik Bos.. Aku minta maaf karena sudah menyebutmu gila.." gumam Taeyong pelan, ia menyimpan file yang sudah ia buat dan mematikan komputer.

Tidak ada jawaban dari Jaehyun, lelaki tampan itu masih berdiri tepat di hadapan meja nya seraya menggendong Jeno yang terlelap. Sementara Taeyong sibuk membereskan meja dan memasukan barang-barang ke dalam tas. Tidak ada siapapun di kantor, hanya mereka berdua, sebagian lampu bahkan sudah di padamkan. Kecuali, satpam yang berpatroli di luar serta di dalam gedung.

Taeyong menggendong tas nya dan berdiri, ia menatap Jaehyun yang kini juga tengah menatapnya. "Er, ada apa Bos? Aku benar-benar minta maafㅡ"

Jaehyun berjalan meninggalkan Taeyong yang masih belum menyelesaikan kalimatnya. Ia menggendong Jeno dengan satu tangan, sementara tangannya yang lain mengenggam tas kerja. Keduanya berdiri di hadapan lift, Jaehyun menekan tombol, menunggu lift untuk naik ke atas.

Taeyong mengepalkan tangan, tidak berani mengatakan apapun karena sepertinya Jaehyun marah padanya. Bagaimana ini?! Tidak seharusnya Taeyong mengatakan bahwa Jaehyun gila, oh sungguh, apa yang harus Taeyong lakukan?

"B-bos, aku bisa menggendong Jeno agar kau tidak kesulitan."

"Tidak perlu."

Lift terbuka, Taeyong dan Jaehyun akhirnya masuk ke dalam. Taeyong mengerucutkan bibir, ia menyentuh kacamata yang masih bertengger di hidung, itu tidak mengganggunya sama sekali. Mata Taeyong terasa lelah, akan lebih buruk bila ia tidak menggunakan kaca mata.

"Aku akan mengantarmu pulang."

Dengan cepat Taeyong menoleh, menatap Jaehyun yang baru saja berbicara padanya. "Eh, Bos berbicara padaku?"

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang