30. Falls

1.2K 94 19
                                    

Aera terbangun pukul empat pagi—dengan perasaan gelisah dan napas yang terengah. Seperti baru saja terbangun dengan rasa berdosa yang menumpuk di kedua pundaknya. Kepalanya seakan tercabut. Wanita itu memejamkan matanya, berusaha untuk menenangkan dirinya yang sudah didera kegelisahan.

Aera sadar ia mengkhianati Kim Taehyung.

Dia melihat Yoongi yang masih tertidur nyenyak dengan punggung yang telanjang. Menaruh tangan kanannya di pipi, kelihatan damai. Apa semalam Yoongi benar-benar menikmati Aera? Aera tersenyum remeh—meremehkan kebodohan dirinya sendiri.

Apa yang baru Aera lakukan?

Tidakkah dia wanita bodoh?

Apa ini sebenarnya yang Aera inginkan?

Kim Aera bertanya-tanya dalam benak hatinya sendiri. Wanita itu meneteskan air mata, kini rasa sakitnya semakin terasa bertambah. Dia menangis tanpa suara, dan Yoongi tak mengetahui itu.

Aera memeluk dirinya sendiri. Mencengkram selimut yang menutupi tubuhnya yang ia relakan untuk Yoongi sentuh. Dia berikan atas keinginnannya, tidak memaksa, hanya berpasrah diri ketika Yoongi memulai semuanya. Mendesahkan nama Aera disetiap pergerakan dan napasnya yang memburu Aera. Aera jelas mengingat itu, Yoongi sungguh melakukan apa yang Aera katakan. Bercinta dengannya.

Lalu mengapa Aera merasa sedih?

Bukankah seharusnya dia senang?

Tidak. Dia merasa dirinya sudah gila. Mengkhianati Taehyung, kalimat itu berdengung di telinganya, seolah ada sesuatu yang bersuara di hati bahwa tindakkan Aera ini teramat salah besar.

Semua sudah terjadi. Untuk apa menyesalinya? Menangis pun percuma karena ini bukan salah Yoongi. Tetapi salahnya sendiri yang meminta. Pria mana yang tidak mau? Pria mana yang akan bertahan jika berduaan dengan wanita yang ia cintai? Yoongi tak bisa menolak Aera, dia memang menginginkan Aera menjadi miliknya lagi.

Tangannya meraih ponsel di nakas yang terletak di samping tempat tidur, lalu memeriksa ponselnya.

Ada sekitar sepuluh panggilan tak terjawab dari Seokjin.

Dan satu buah pesan dari kakaknya itu yang berisi. "Ae... Kau dimana sekarang? Cepat pulang adikku, Taehyung mencarimu. Dengarkan dulu penjelasan Taehyung, jangan egois. Suamimu ada di rumah kita, ibu juga sudah mengetahui masalah kalian. Jangan begini, kau tidak kasihan dengan anakmu? Kau sudah dewasa. Kumohon, pulanglah dan bicarakan baik-baik. Oppa menunggumu."

Seketika itu juga Aera menangis lagi. Rasanya ia tidak mau pulang, tidak mau bertemu Taehyung apalagi mendengar mulut suaminya itu beralasan.

Yang ia inginkan, Aera pergi. Pergi dari kehidupan Taehyung dan membawa anaknya bersamanya. Hanya Hansung. Tidak dengan Ayahnya yang berengsek.

Wanita itu mengambil jubah mandi lalu cepat-cepat mengenakannya. Masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri. Selama di dalam kamar mandi, pun Aera belum bisa meredakan isak tangisnya. Dia terus menangis disertai air dingin yang membasahi sekujur tubuhnya.

Tidak ada yang mendengar tangisannya.

Aera menangis terisak seorang diri.

Hidup Aera yang menyedihkan, pikirnya. Kenapa cintanya selalu tak bisa berjalan mulus? Apa dia tak pantas mencintai? Apa Tuhan mengutuk dirinya?

Sedangkan Yoongi yang tidur, perlahan membuka matanya karena menyadari tidak adanya Aera yang berbaring di sebelahnya.

Mendengar suara air dari dalam kamar mandi beserta isakan tangis yang cukup terdengar keras, membuat Yoongi khawatir. Pria Min itu bergegas bangun, mengenakan kausnya, lalu berjalan ke arah kamar mandi.

When Night FallsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang