8. My Father🎶

380 7 0
                                    

Berjalan di koridor sebuah apertemand, dengan berjalan terkati-kati. Melihat sebuah pria yang tak asing bagi devit, berdiri di depan lift, dengan mata sayup-sayup karena seharian devit menangis.

"Dad, kenapa ada disini." Ujar devit yang melihat pria tersebut dengan mata sayupnya.
"Aku sengaja langsung datang kemari untuk menemui putraku, ku pikir kamu berada di sini. Apakah kau baik-baik saja nak." tanya sang ayah yang khawatirkan pada putranya sambil mendekati putranya.
"Seperti yang dady lihat aku mungkin baik-baik saja secara fisik. Tapi..." Pecah sudah bendungannya lagi.

Terisak tangis devit yang tak tertahan lagi, devit berusaha berhenti menangis tapi rasa sakit di lubuk hatinya sangat teramat pedih hingga ia tak sanggup untuk menghentikan tangisannya.

Tak tahan sang ayah langsung memeluk putranya yang saat ini sedang bersedih hati. "Dev, tenangkan dirimu nak. Mari kita masuk ke dalam aperteman mu, jangan disini." Ujar sang ayah yang menengkan putranya.
"Sekarang dimana dita, apakah dia ada di dalam." Tanya sang ayah tak tahu.

"Tidak ada, dita masih di rumah sakit." Jawab devit yang masih menitihkan air matanya.
"Sakit apa dita hingga masih di rumah sakit. Apa ada sesuatu yang terjadi pada kalian, apakah ini ada hubungannya lagi dengan ayah." Ujar sang ayah marsel yang merasa khawatir.

"Tidak ada dad."
"Lalu, sudahlah kita bicarakan di dalam saja. Kita masuk dulu. Aku akan mendengarkan secara jelas dan rinci dari mu, sebenar ya apa yang terjadi dengan kalian." Ujat sang ayah.

Berada di dalam aperteman di ruang tamu. Sang ayah yang duduk di sebelah devit, sambil melihat-lihat sekitar.
"Dev, katakan ada apa nak." Saking penasarannya.
"Dad. Aku sudah tak tahan lagi, aku tak sanggup untuk hidup lagi, rasanya ini berat bagiku! aku mau ikut ibu saja ke alam sana." Ujarnya sudah frustasi.

"Apa yang kau bicarakan nak, jangan frustasi begitu. Memang jika kau pergi kesana apakah masalahmu akan selesai, semuanya tak akan selesai begitu saja." Ucap sang ayah.

"Lalu apa dady pikir ini akan berguna. Semua yang ku lakukan selalu kesalahan. Semua tindakanku selalu jadi musibah, bagi orang-orang yang kusayangi. Dari aku belum lahir hingga aku segini kenapa nasib ku tak pernah baik terhadap ku. Kenapa dad kenapa..." Menaikan nada kesal terhadao diri sendiri.

"Tenangkan dirimu, ini semua bukan salahmu. Dady minta maaf karena telah membuatmu dalam masalah ini, kau yang harus mengalami penderitaan begini tapi dady tidak punya maksud sengaja untuk melakukannya nak."

"Dad kenapa kau tak bunuh saja aku saat aku dalam perut ibu, kenapa kau biarkan aku hidup dad kenapa? Kenapa dad?" 😭😭😭😭😭

"Putraku... jangan bicara begitu nak. Maafkan aku. Sungguh aku tak ingin kau mengalami hal semacam ini. Memang apa yang terjadi tolong jelaskan pada dady ada apa nak." Karena saking penasarannya

Menceritakan apa yang terjadi dari awal hingga akhir...
😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢😢

Mendengar seksama. "Begitukah. Maaf dady tak tahu, lalu bagaimana sekarang keadaan menantuku dita." Tanya marsel khawatir akan menantunya.
"Aku tidak tahu, aku belum menemui ya. Aku tak sanggup menatap dan melihat yah, karena penyebab semua ini terjadi adalah aku dad."

"Putraku jangan kau salahkan dirimu seperti itu nak, ini mungkin sudah jalannya. Mungkin ini yang terbaik untuk kalian, jadi kau tak usah merasa bersalah begitu, lagi pula kau sudah lakukan yang terbaikkan."

"Aku harus kehilangan 2 kesempatan dad, apa yang harus aku katakan pada dita nanti dad. Apa dad, apa? Aku tak punya alasan apapun sekarang."

"DEV, tenangkan dirimu dulu sekarang. Lebih baik kita ambil wudhu saja, ikuti cara ibumu dikalah dia delema dia akan mengambil wudhunya. Mari. Semoga Allah memberikan kita petunjuk yang terbaik bagi kita semua."

Bersambung....

Jangan lupa like in follow komentarnya... sesungguhnya karya ku ini belum lah sempurna...

Kamis 23 Juli 2020.

Sekilas info....
Jika judul diatas ada kode tanda 🎶 itu berarti edisi berlagu....
Selamat membaca sambil mendengarkan musik...

Adikku Adalah Istriku: Kaulah Wanitaku(TAMAT) (DALAM MASA REVISIAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang