51 || in alternate universe

2.1K 239 51
                                    

5 1

i n   a l t e r n a t e   u n i v e r s e

whoever is meant to be in your life will always gravitate back towards you regardless how far they wander

somewhere,
somewhen

Semua orang dalam hidupku memiliki perannya tersendiri. Masing-masing dari mereka mengajariku akan suatu hal.

Ah, Jongin dan Soojung?

Mereka mengajariku bahwa tidak ada yang namanya persahabatan antar lawan jenis. They surely make sure of that.

Tak peduli seberapa sering mereka mengelak, kami semua punya mata dan bisa membuat kesimpulan kami sendiri.

"Kau pikir kenapa Jongin tidak pernah minum?" Chanyeol menaikkan volumenya seraya menunjuk Jongin dari posisi kami sekarang. "He has high tolerance of alcohol though, he just... doesn't drink."

Kelihatan sekali kalau Jongin sedang membuat dirinya terlihat sibuk by scrolling through his phone, tapi aku tahu dia khawatir. Pandangannya akan berkali-kali melayang ke arah Soojung yang sedang having the best time of her life di tengah lantai dansa, and I know that he already had enough saat akhirnya dia berdiri dan berjalan ke arah sang gadis. Terhitung satu jam. Kuat juga dia, kupikir dia sudah akan langsung menyeret Soojung pulang begitu dia menapakkan kakinya disini tadi.

Soojung, di sisi lain, menyambut Jongin dengan senyuman, sama sekali tidak menyadari suasana hati sang pria yang tidak begitu baik gara-gara melihatnya disini. Tak lama setelah Jongin memosisikan dirinya di depan sang gadis, serta merta Soojung terjatuh lunglai ke arahnya. Untung Jongin cukup sigap jadi setelah menyingkirkan rambut sang gadis dari wajahnya dan membisikkan beberapa kata di telinganya, Soojung mengangguk setuju dan satu detik setelahnya dia sudah merangkak ke atas punggung sang pria.

"Untuk membawa Soojung pulang," Lanjut Chanyeol.

Itu hanya satu dari banyaknya alasan kenapa aku tidak pernah percaya saat mereka kukuh mengatakan bahwa mereka hanya teman. Friends don't do the shits they do.

Tidak jarang aku menemukan Soojung sudah berada di apartemen Jongin saat aku dan yang lain berkunjung, atau sebaliknya.

"Jongin, dimana kau?" Suaraku menggema ke ujung panggilan, sementara jari jemariku bergerak tak sabaran di pintu apartemennya.

Dia lalu menjawab dengan suara mengantuk. "At Soojung's. Kenapa?"

Sontak, kedua alisku menyatu. Kulirik jam di tangan dan menyuarakan rasa penasaranku. "Jam dua pagi?"

"Aku ketiduran," Jawabnya malas. "Hey, did I wake you up? Maaf, aku berisik, ya?" Pada detik itu aku tahu bahwa aku mulai diasingkan dari percakapan, dan bahwa mereka tidur di ranjang yang sama.

Dapat kutebak Soojung menggeleng dan mengkeret semakin dalam ke pelukannya. Aku tahu karna aku bisa mendengar suara paraunya sekarang. "Siapa?"

"Sehun." Jongin menjawab dengan nada suara yang berbeda dengan yang ia gunakan saat menjawabku tadi. Memang brengsek. "Go back to sleep, aku akan segera mengakhiri panggilannya."

"Ada perlu apa, Hun?" Suaranya berubah jadi sepelan bulu sekarang. Tidak mau mengganggu tidur Soojung, katanya. Tapi jika kepala sang gadis ada di dadanya, dia bisa apa?

"Tidak, aku habis dari kelab dekat apartemenmu tadi dan minum terlalu banyak untuk dapat berkendara terlalu jauh." Aku mendesah pasrah. "I'm at your front door already, tapi kurasa aku akan pergi ke tempat Chanyeol saja jika kau tak di rumah."

24 hoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang