Bagian 2

30.5K 3.8K 607
                                    

MENGHABISKAN waktu satu minggu penuh di penjara membuat Taeyong berpikir ulang, ternyata hidup di dalam penjara adalah pilihan terburuk, seharusnya Taeyong tidak melakukan tindak kriminal apapun. Tapi semuanya tentu tidak bisa terulang kembali, tidak ada yang bisa mengeluarkan Taeyong dari dalam neraka iniㅡia harus mendekam selama bertahun-tahun.

Sebenarnya tugas yang di lakukan para napi tidak begitu berat, mereka masih di beri waktu istirahat serta makanan yang cukup. Namun yang menjadi hal terberat adalah gangguan dari beberapa napi yang akhir-akhir ini seolah mengincar Taeyong.

Memang, sampai sekarang; belum ada tindak kekerasan apapun. Tapi Taeyong takut bila nanti ia benar-benar akan mati karena di hajar oleh napi bertubuh besar. Taeyong yakin ia tidak membuat masalah apapun, tapi kenapa beberapa napi seolah terus menerus memperhatikannya? Bahkan terkadang mengikuti Taeyong. Oleh karena itu, Taeyong tidak pernah pergi sendirian, terkadang ada Baro atau Mingyu yang menemani. Setidaknya itu bisa membuat perasaan Taeyong jauh lebih tenang.

"Kau yakin tidak membuat kesalahan apapun?" tanya Baro penasaran, kedua tangannya sibuk menempelkan label pada sepatu baru, ini adalah pekerjaan nya.

Taeyong yang berdiri di sebelah Baro melakukan hal yang sama. "Aku bersungguh-sungguh! Bagaimana ini, apakah mereka akan melakukan sesuatu yang buruk kepadaku?"

Baro menggeleng; tidak yakin. Sejujurnya, Baro belum pernah mendapatkan gangguan apapun karena ia memiliki tubuh yang cukup besar, Baro bisa melawan siapapun kecuali sang pemimpin. Ia juga tentunya akan melindungi Taeyong, tapi jika sang pemimpin sendiri yang menginginkan Taeyongㅡmaka Baro tidak bisa membantu.

"Mereka mengikutiku dan mengawasiku, semenjak kejadian dimana aku di pukul di tengah lapangan. Apakah aku akan baik-baik saja?" tanya Taeyong cemas. Karena bagaimanapun, ia tidak mungkin memiliki kekuatan untuk melawan seseorang bertubuh besar.

"Aku tidak tahu, tapi sebisa mungkin, aku akan mencoba melindungimu. Kau akan baik-baik saja."

Taeyong mengulum bibir dan mengangguk. "Terimakasihㅡ"

"Hey kau 101 dan 56! Jangan mengobrol, kerjakan pekerjaan kalian!" seru sipir dari arah depan, matanya menatap tajam ke arah Baro dan Taeyong.

Yah, mereka tidak seharusnya mengobrol ketika sedang bekerja. Taeyong menunduk dan menyibukkan kedua tangan; memberi label di sepatu yang akan di kirim ke berbagai toko. Tadinya ia ingin menyapu halaman belakang; mengikuti Mingyu, tapi sepertinya itu ide buruk.

Berada di dekat banyak orang membuat Taeyong sedikit gelisah, ia tidak mengalami delusi, semuanya benar-benar nyata! Seolah ada beberapa napi yang tidak melepaskan pandangan dari tubuhnya, itu mengerikan. Taeyong masih ingin hidup, ia tahu bahwa ada beberapa napi yang mati karena tindak kekerasan di dalam penjara.

Menghela napas dalam, Taeyong mengambil sepatu terakhir yang berada di rak miliknya lalu menempelkan label dengan benar. Setelah itu ia menepuk bahu Baro; mengisyaratkan bila ia akan menunggu di pintu keluar karena pekerjaan nya sudah selesai. Baro hanya mengangguk; mulai mempercepat gerakan tangan, tidak ingin meninggalkan Taeyong terlalu lama.

Bukankah itu guna nya teman? Menjaga satu sama lain. Baro tidak ingin kehilangan teman lagi.

Taeyong melangkahkan kakinya keluar dari ruangan besar yang di isi oleh berpuluh-puluh napi itu lalu kembali menutup pintu. Ia menyandarkan punggung pada dinding dengan kedua kelopak mata yang tertutup, tubuh Taeyong sedikit sakit, ia belum pernah bekerja sekeras ini.

"Oi kau."

Tubuh Taeyong tersentak, iris hitamnya menatap seorang napi laki-laki yang berada tepat di hadapannya, ia mendesah lega saat mengetahui bahwa itu adalah teman satu selnya; Kim Taehyung.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang