059.5

4.7K 550 5
                                    

Taehyung mabok udah. Jeongguk mabok?

"Gguk..?"

Taehyung heran sendiri. Sejak semenit yang lalu dia bingung, Jeongguk ngga buka pintu kamar一biasanya cowo itu bakalan siap sedia di depan pintu ikhlas hati buka pintu untuk Taehyung lalu sambar dengan pelukan一dan kini figura Jeongguk buat Taehyung bingung sendiri.

Di kamar Taehyung lihat Jeongguk duduk di meja kerja, kepalanya tertunduk dalam-dalam dan jemarinya pijat pelipis. Wajahnya merah padam. Astaga, Taehyung membatin, Jeongguk sakit?!

"Jeongguk?!" Taehyung sedikit berlari sebab dilanda khawatir. Tangannya cepat-cepat sentuh wajah Jeongguk untuk bertatap wajah dengannya. "Kamu sak一"

Ngga jadi. Taehyung jadi usap pelipisnya sendiri, nafas berat keluar dari belah bibir. Barusan lihat penampakan tiga botol soju di depan wajah Jeongguk. Lengkap dengan gelas kecil dan tumpahan soju itu sendiri, Taehyung tebak sebab Jeongguk terlampau mabuk.

"Kamu mabuk.." Taehyung bilang. Jeongguk, di depan matanya cuman diam. Wajah merahnya dihiasi mata sayu dan rambut berantakan. "Kalo capek itu istirahat bukannya malah lanjut sambil mabuk, kamu mah." Taehyung ngedumel sendiri. "Duh, keringet!" Nambah dumel waktu ngerasain baju kemeja Jeongguk basah oleh keringat.

Taehyung hela nafas, lagi. "Udah, ya? Tidur dulu kamunya.." Bilangnya, pelan-pelan, sambil usap peluh di pelipis sang tunangan. Jeongguk, lagi-lagi, diam bisu, ngga menjawab, cuman kasih tatap sayu. Dan Taehyungpun kayaknya ngga butuh jawaban. Cowo itu langsung topang tubuh berat Jeongguk untuk dijatuhi di kasur一tentu aja dibarengi banyak dumelan juga karena Jeongguk berat.

"Kamu ganti baju dulu sebelum tidur." Taehyung ngobrol sendiri. Kancing atas kemeja Jeongguk udah lepas lebih dulu, kayaknya Jeongguk sendiri pelakunya. Kancing kedua, Taehyung lepas. Kancing ketiga一

"Gguk一?!" Gagal. Sebab Jeongguk tiba-tiba pegang tangan Taehyung. Kuat, sampai Taehyung sempat mendesis.

"Maaf," Jeongguk bicara, akhirnya. "Saya udah punya tunangan."






"Ha?"





"Jadi tolong, jangan enteng pegang saya begitu."

Taehyung kedip.

"Kalo dia lihat, nanti dia cemburuuu. Kalo udah cemburu nanti ngambek. Kalo ngambek nanti dia ngedumel sana-sini. Ah, lucu, sih, kalo dia ngambek. Duh, jadi kangen."

Taehyung melongo. Jeongguk semabuk itu sampai ngga sadar di depan matanya itu tunangannya sendiri? Jeongguk minum berapa botol, sih? Sebenarnya mabuk atau berhalusinasi?

"Gguk.."

Diabai. Jeongguk lebih milih ngacak kantong celananya, jarinya gerak abstrak sebelum percobaan kesekian akhirnya berhasil buka sandi hp sendiri. Taehyung intip, cowo itu cari kontak. Kontak dia. Kontak Taehyung.

"Kangen. Telpon ngga, ya.. Ah, mungkin dia lagi istirahat?"

Taehyung masih setia melongo. Jeongguk kayak ngomong sendiri dengan keadaan kacau. Sedang Taehyung di sampingnya? Kayak angin lalu. Ngga dianggap, bre.

"Tau ngga," Jeongguk bersuara, lagi. Taehyung tatap Jeongguk yang kacaunya ngga kurang dari tadi, matanya malah tambah sayu. "Taehyung itu一"

Taehyung nelan ludah. Tubuh Jeongguk lemas, suaranya juga selama celoteh tadi parau, lemas, terkesan banget mabuknya. Walau ngga separah Taehyung waktu mabuk.

"一Gemes banget. Kayak, gemes banget? Saking gemesnya bikin tambah cinta. Dia ngapa-ngapain aja gemes. Heran. Tapi sayang. Cantik juga. Ngga bosan apa, ya, buat perasaan orang kacau? Dia juga matahari banget. Suka ngedumel tapi tetep aja gemes. Dia lucu, kayak anak kecil, kadang-kadang. Tapi kadang galak juga, tapi tetap aja sayang."

Taehyung diam. Diam. Diam-diam tomat. Jeongguk yang mabuk.. juga bahaya! Tuhan, kapan dia ngga bahaya?!

"Ah!" Tubuh lemas Jeongguk tiba-tiba terangkat sedikit. Buat Taehyung terkejut sedikit. Taehyung udah siap-siap, barangkali Jeongguk udah sadar orang yang di depannya ini Taehyung. "Ini Taehyung, omong-omong." Katanya, sambil tunjukkan foto Taehyung di hpnya.

Taehyung elus dada. Tuhan.

"Ah, jadi ingat awal jadian. Tau ngga, saya gugup banget."

Taehyung ulas senyum, "tau. Kan aku di sana."

Jeongguk ngernyit, buat mata sayunya makin nyipit. "Kamu di sana? Kamu stalker?"

Taehyung, yang ikutan setengah waras, cuman ketawa kecil. Harapnya supaya Jeongguk ngga nuntut penjelas lebih. Syukurnya iya, cowo itu kini sibuk dengan hpnya lagi. Geser kanan-kiri, dan Taehyung baru sadar ngga sedikit fotonya di sana. Well, foto Jeongguk di hpnya juga banyak, sih. Hehe.

Hening. Jeongguk diam pegang hp, Taehyungpun diam ikut merhatiin hp. Pelan-pelan, Jeongguk tatap Taehyung. Yang ditatap kedip-kedip seadanya. Sekali lagi, Taehyung siap kalau akhirnya Jeongguk sadar kalau Taehyung yang beneran itu di depannya.

Hpnya dimati tiba-tiba. "Jangan ditatap lama-lama. Nanti suka, saya ngga berniat nambah saingan. Capek."







Ngucap..







"Okay..? Tapi kalau yakin Taehyungnya setia, ngga perlu takut sama saingan, kan?"

"Kalau saingannya keras kepala, bebal, minta di pukul, gimana?"

"O-oh.. oke.."

Taehyung tatap lama wajah merah Jeongguk一bukan karena merona tapi karena mabuk. Kini kelihatan makin lemas daripada sebelumnya, matanya bahkan Taehyung ngga yakin masih kebuka. Well, kebukapun dia ngga bisa lihat Taehyung di depan matanya, sih.

"Taehyungnya perhatian, ngga?" Taehyung jahil tanya.

"Banget."

"Kalo gitu, istirahat mau? Jeongguk mabuk ini, udah kacau banget. Taehyungnya pasti khawatir, lho. Mau Taehyung khawatir?"

Polos, Jeongguk geleng kecil. Taehyung terkekeh dibuatnya. Kayak ngomong sama anak kecil.

"Yaudah, ayo sana tidur. Kerjaannya nanti di lanjut."

Mata Jeongguk yang tambah sayu berusaha natap Taehyung.

"Janji nanti Taehyungnya senang kalau Jeongguk istirahat."

Nurut. Kali ini Jeongguk nurut aja waktu Taehyung seret badannya buat tiduran. Antara terlampau mabuk atau karena hasutan Taehyung, ngga tau juga.

Taehyung maunya tadi sempati buat ngelus rambut lepek Jeongguk tapi takut dengan bahasan "saya udah punya tunangan" lagi. Alhasil, Taehyung cuman perhatiin diam-diam Jeongguk yang makin nutup mata.

Usil, Taehyung tanya, "Jeongguk tau ngga aku siapa?"

Suara Jeongguk pelan banget, "..siapa?"

"Aku orang yang sayang sama kamu."

Hening beberapa detik, mata sayunya berusaha terbuka, sebelum berucap dengan nada yang terlampau kecil;

"Tapi saya sayang sama Taehyung doang. Maaf, ya."

Taehyung ngga bisa nahan senyum. Ambyar sudah. Ambyar.

"Ngapain maaf." Taehyung berucap sendiri, sebab lawan bicara udah tidur sedetik yang lalu. Bubuhi kecup di dahi,


"Taehyungnya kamu juga sayang kamu doang."


udah.

SAJANGNIM? / KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang