Part 23

74.3K 6.9K 1.8K
                                    

DADA Taeyong terasa begitu sesak, air mata tidak berhenti mengalir menuruni pipi hingga matanya terasa begitu perih. Ini terlalu menyakitkan, Taeyong tidak tahu bila di tinggalkan oleh satu-satunya sahabat yang ia punya ternyata sesakit ini. Kedua kelopak Taeyong terpejam dengan ingatan yang melayang, ketika pertama kali ia dan Ten bertemu.

"Namaku Chittapon Leechaiyapornkulㅡups! Apakah kau bisa menyebutkan namaku dengan benar? Ah tidak tidak, aku hanya bercanda. Panggil saja Ten, jangan nama asliku, aku tidak ingin lidahmu terbelit!"

Sejak awal, Ten memang selalu memiliki sisi ceria yang tidak di miliki oleh Taeyong. Lelaki mungil itu mudah bergaul dengan siapapun, Ten bahkan sering mendapatkan sapaan di kampus. Sedikit berbeda dengan Taeyong yang tidak terlalu senang berada di sekitar orang banyakㅡoleh karena itu hanya Ten yang menjadi temannya, meskipun banyak sekali orang yang ingin menjadi teman Taeyong.

Bukan tanpa sebab, tapi Ten memang selalu menyelamatkan Taeyong, seolah benar-benar menjaga si lelaki bermarga Lee bila ada yang menganggu. Kala itu, semester pertama di kampus, ada seorang senior yang menyukai Taeyongㅡterkesan menganggu karena selalu memaksa Taeyong untuk makan dan pulang bersama.

Ten menyelamatkannya, menjaga Taeyong dari siapapun. Karena Ten selalu berpikir bila Taeyong adalah lelaki polos yang tidak mengetahui apapun, Ten tidak ingin melihat Taeyong memberikan tubuhnya pada sembarang orang. Ten itu seperti Ibu, Kakak, Adik, sekaligus sahabat bagi Taeyong.

"Sunbae, apakah Sunbae tidak lihat jika sahabatku merasa tidak nyaman? Sudah kubilang jangan mendekati Taeyong! Dia tidak menyukaimu, kenapa Sunbae memaksa?! Sunbae ingin melihatku mengeluarkan jurus bela diri? Meskipun tubuhku lebih kecil, tapi aku bisa mematahkan tulangmu bila mau!"

"Tenang saja Taeyongie! Ten-ie akan selalu menjagamu, bukankah seharusnya sahabat memang selalu menjaga satu sama lain? Aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu tanpa izinku!"

"Taeyongie, apa kau sudah makan? Aku membuat bekal untukmu, kita makan bersama ya?"

"Tapi Taeyongie, aku sudah membelikanmu kemeja itu! Kau harus memakainya, aku juga membeli kemeja yang sama. Ini couple, ayolah~ aku dan kau tidak memiliki kekasih, memangnya tidak boleh ya ingin memakai baju couple bersama sahabat?"

"Apa? Bilang padaku, ingin es krim rasa apa? Aku akan membelikannya untukmu! Lalu apa lagi? Kau ingin cokelat?"

"Dengar ya Taeyongie, orang tuamu memang selalu berpergian dan meninggalkanmu. Tapi kau tidak sendirian, karena aku akan selalu bersamamu! Tenang saja, aku pasti menemanimu, bila perluㅡaku akan tinggal di rumahmu untuk sementara!"

"Kenapa belum makan?! Astaga, Taeyongie, kau itu sudah sangat kurus! Ayo makan yang banyak, meskipun aku tidak terlalu pintar memasak, tapi aku akan membuatkan apapun untukmu! Browser akan membantuku menjadi chef handal!"

"Taeyongie, kau menyayangiku tidak?"

"Aku sangat menyayangimu! Kau itu bukan hanya sahabatku, tapi juga keluargaku! Jika nanti aku sedang pergi bersama kekasihku dan kau membutuhkanku, maka aku akan datang padamu terlebih dahulu!"

Hidung Taeyong tersumbat, sangat sulit bernapas dengan dada yang terasa begitu sesak, Taeyong terseguk. Ia meringkukkan tubuh di atas kasur.

Kenapa Taeyong harus bersikap begitu jahat dan egois? Kenapa ia bisa seperti ini? Seharusnya Taeyong tidak mengkhianati Ten. Pikiran serta hatinya di penuhi oleh obsesi terhadap Jaehyun hingga Taeyong tega menyakiti sahabatnya sendiri.

"Taeyong?"

Jaehyun berdiri di pintu kamar Taeyong dan mendesah pelan, sudah satu jam berlalu sejak Ten meninggalkan rumah Taeyong. Tapi keadaan Taeyong tidak berubah, masih menangis.

HornYong《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang