The Last

2.2K 308 96
                                    

Ketika ketulusanmu tidak dihargai lagi oleh seseorang, maka biarlah ketidak pedulianmu membuat dia menyesalinya.

×××

Tet..Tet...Tet....Tet...

Jam weaker berbunyi, membangunkan pria manis yang  masih bergelung nyaman di dalam selimut. Hoseok mumbuka matanya, meraba-raba nakas guna menjangkau jam dering yang mengganggu tidurnya.

"Aaigooo iya-iya aku bangun" berhasil menghentikan dering jamnya, Hoseok duduk dan meregangkan otot-otot yang kaku akibat tidur semalaman.

Hoseok memandang ke arah jendela, memperhatikan cahaya matahari yang kini menembus korden kamarnya. Ia terus menatap, mata indahnya memancarkan kekecewaan. Teringat kembali percakapan para member semalam di meja makan.

Flashback malam sebelumnya.

Hoseok memutuskan untuk tidak ikut makan malam kali ini, hatinya terasa sedikit sakit setiap kali melihat Jungkook yang akhir-akhir ini bersifat dingin kepadanya. Dan sekarang disinilah dia, berbaring nyaman sambil bermain smartphone nya.

"Aduuh perutku laparr, tapi kalau aku ke bawah pasti ada Jungkookie huuu" Hoseok mengelus perutnya yang kelaparan.

"Aaaah molla!, aku harus makan, abaikan saja dia!" Hoseok bangkit dari tidurnya, ia keluar dari kamar dan langsung melangkah menuju ruang makan.

Hoseok hampir saja mendekati meja makan sebelum ia berhenti karena mendengar seseorang menyebut namanya.

"Apa mereka sedang membicarakan ku?" Hoseok bersembunyi dibalik tembok, ia fokus mendengar percakapan para membernya.

"Kalian tau tidak? Hoseok! Dia berubah" Itu suara Seok Jin yang berbicara.

"Berubah bagaimana Hyung?" Taehyung bingung dengan perkataan hyungnya.

Seok Jin berhenti dari acara makannya.
"Selepas kita pulang dari kantor, ia lebih pendiam, waktu dia membantuku memasak tadi Hoseok tidak berisik, dia hanya berkata iya dan tidak kepadaku" Jin menampilkan wajah terkejutnya

"Dan anehnya lagi, kalian tahu?! Dia menolak pelukanku, saat aku akan memeluknya tadi, dia menjauh" Jin merentangkan kedua tanganya seolah-olah memeluk seseorang.

"Lalu? Kenapa Hyung? Bukankah itu hal yang baik?" Jimin berkata tanpa memandang ke Seok Jin, ia mengelap mulutnya dengan serbet.

"Dengan berubahnya Hoseok Hyung kita tidak perlu lagi menghadapi ocehannya itu kan, dunia jadi lebih tenang" Lanjut Jimin sambil berjalan membawa piring kotornya ke wastafel.

Jimin kembali ke meja makan, duduk meminum air dan kembali berucap.
"Aku lebih suka Hoseok Hyung jadi pendiam, kupingku tidak lagi berdengung harus mendengar suaranya, benarkan Taehyungie" Jimin menatap tajam Taehyung yang duduk di seberangnya.

"Ah ahahah iya, Hoseok Hyung lebih baik, seperti itu"

Taehyung menjawab dengan canggung, bingung dengan apa yang dirasakannya, dilain sisi dia tidak keberatan Hoseok hyungnya sedikit lebih berisik seperti biasanya, dan dilain sisi pula dia merasa tidak enak tidak mendukung perkataan sahabatnya, apalagi ditambah dengan tatapan Jimin yang tajam menusuk ke hatinya.

Mendengar jawaban Taehyung, Jimin mengangguk puas, kini mata kecilnya beralih menatap Jungkook, yang sedari tadi bermain dengan makan malamnya.

Très ressent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang