Part 6

115K 15.1K 11.2K
                                    

BEBERAPA lembar kertas berserakan di atas tempat tidur Jaehyun, jam yang tergantung di dinding menunjukkan pukul lima sore. Jaehyun menghela napas sebelum mengalihkan pandangan dari layar laptop dan merenganggkan tubuh pegalnya, ia melepas kaca mata baca lalu mengalihkan pandangan ke arah Taeyong yang sedang menempelkan kepala di sisi kasurnya.

"Lee?"

Tidak ada sahutan, Jaehyun mengangkat sebelah alis, posisi kepala Taeyong sedikit menunduk jadi ia tidak bisa melihat jelas wajah lelaki cantik itu. Jaehyun memutuskan untuk mendekati Taeyong; berjongkok di hadapan si lelaki bermarga Lee. Sejak awal Jaehyun sudah menyuruh Taeyong agar duduk di atas kasur, tapi sekertarisnya itu bersikeras untuk duduk di karpet.

"Kau tidur? Lee?" kini Jaehyun mengangkat dagu Taeyong; memperhatikan kedua kelopak mata Taeyong yang terpejam. Lelaki cantik itu benar-benar tertidur! Ah, mungkin sejak awal Taeyong memang kelelahan.

Jaehyun mendengus. "Tubuhmu bisa sakit jika tidur dengan posisi seperti ini," gumamnya pelan lalu menyelipkan tangan di tengkuk serta bawah tungkai Taeyong; memindahkan si lelaki cantik ke atas kasur. "Berterimakasihlah padaku setelah ini."

Tidak berhenti sampai disitu, Jaehyun juga memakaikan selimut hingga dada Taeyong, pendingin di kamarnya menyala jadi Jaehyun tidak mau Taeyong kedinginan. Untuk yang kedua kali, Jaehyun memandangi wajah Taeyong yang sedang terlelap, lelaki cantik itu terlihat begitu damai.

"Daddy!"

Jaehyun menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka dan Jeno yang tersenyum ke arahnya, putra semata wayangnya itu sudah bangun ternyata. Jeno berjalan menghampiri Jaehyun lalu menatap Taeyong yang tertidur di atas kasur sang Ayah.

"Aunty," senyum di wajah Jeno semakin melebar, mengingat panggilannya kepada Taeyong sudah berubah. "Kenapa Aunty tidur di kamar Daddy?"

"Kelelahan mungkin, kami baru saja menyelesaiㅡ"

"Dad, apa Aunty akan menjadi Mommy Jeno?" potong Jeno cepat, ia menatap Jaehyun dengan binar di mata hitamnya.

Jaehyun tersedak air liurnya sendiri ketika pertanyaan seperti itu keluar dari mulut Putranya. Oh sungguh, siapa yang mengajarkan Jeno berbicara tentang hal seperti ini? Jaehyun menepuk pelan dadanya untuk menghilangkan rasa tak nyaman di tenggorokan.

"Apa yang Jeno bicarakan? Kenapa berbicara seperti itu?"

Jeno menggembungkan pipi dan mengenggam tangan Jaehyun. "Jeno ingin memiliki Mommy, setiap hari Nana selalu membicarakan Mommy-nya. Kenapa Jeno tidak pernah bertemu dengan Mommy?"

"Jeno, Daddy sudah pernah mengatakannya bukan?"

"Ya, Mommy berada di surga, bersama orang-orang baik." gumam Jeno pelan seraya mengulum bibir bawahnya, "tapi Daddy, Jeno ingin memiliki Mommy, selama ini Daddy selalu sibuk dengan pekerjaan dan jarang meluangkan waktu bersama Jeno."

Walau bagaimanapun Jung Jeno hanya seorang anak berusia enam tahun yang masih membutuhkan perhatian serta kasih sayang dari orang tua. Sementara Jaehyun selalu menyibukan diri dengan pekerjaan; jarang meluangkan waktu bermain bersama Jeno, tentu saja sering merasa kesepian.

Jaehyun menghirup napas dalam dan menepuk pelan punggung tangan Jeno. Ia tahu cepat atau lambat Jeno pasti akan membahas hal ini, padahal Jaehyun berpikir bahwa hidup berdua bersama dengan Jeno sudah cukup. Tapi ternyata tidak, Anaknya membutuhkan sosok Ibu yang bisa menemani atau mengisi kekurangan Jaehyun.

"Nana bilang Mommy-nya adalah seorang laki-laki yang spesial, jadi Jeno pikir, mungkin tidak masalah menjadikan Aunty Taeyong sebagai Mommy Jeno.." bisik sang Anak pelan kemudian menundukkan kepala, "selama ini Aunty Taeyong selalu bermain bersama Jeno, membuatkan Jeno makanan dan mendengarkan segala cerita Jeno. Jeno menyayangi Aunty Taeyong."

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang