Part XI [Lulus SMA]

1.7K 120 1
                                    

***
    "Woeee Prill, lo beneran enggak mau makan nih? Ennak loh ini"

    "Aduh ka! Kalau lo mau makan ya makan aja, gue enggak mau"

    Helena bangkit dan berjalan mendekat, menatap wajah adiknya yang cemberut sejak sejam yang lalu, dihembuskan nafasnya kasar "Trus mau lo apa? Ali? Prill lo sadar enggak sih kalau hubungan lo sama dia itu bikin papa marah besar. Dia itu anak rival terbesar papa"

    Prilly beralih muka menatap kakanya dengan jelas "Yang rival itu kan ayahnya bukan dia"

    "Prill lo kenapa sih kali ini susah dibilangin? Gimana kalau nanti papa tau kalau Ali adalah orang yang sama dengan mantannya ka Dominique dulu?! Papa pasti bakal lebih marah lagi"

    "Ka lo kenapa sih? Bukannya lo yang selalu ngebela gue? Lo dulu dukung gue sama Ali tapi kenapa sekarang jadi kontra gini sih ka?" Suaranya bergetar, pertanda kalau hatinya sudah sakit. Tidak ada yang membelanya, tidak ada yang berada di pihaknya sekarang.

    "Itu karena sebelum gue lihat kemarahan papa, gue enggak mau lo dapat masalah terus"

    "Hikss hiksss lo enggak ngerti posisi gue ka, gue enggak bisa pisah sama Ali ka enggak bisa" Prilly berlutut, menangis sambil memegang lututnya.

    "Apa yang buat gue enggak bisa ngerti? Prill masalah sayang itu cuma hal sepele itu tuh cuma __"

    "Ini masalah harga diri gue!"

    Kalimat pendek yang memotong ucapan Helena ini juga mampu membuatnya terdiam kaku, ikut berlutut mengikuti sang adik dengan muka memerah "Ngomong sekali lagi! Ngomong!"

     "Gue, gue udah enggak sempurna"

     'Plak'

    "Kenapa segampang ini hah?! Apa lo lupa sama semua pesan mama hah?! Kenapa lo jadi cewek enggak bisa kuat sedikit aja? Gimana kalau nasib lo sama kayak ka Dominique? Lo enggak mikirin gimana perasaan kami hah?" Beginilah reaksi seorang kaka mengetahui suatu kehancuran pada adiknya, Helena yang biasanya suka bercanda dan konyol kini tak ada, kata-kata yang diucapkannya terasa berat dengan nafas yang tak teratur.

    "Hiks hiks ma'afin gue kak, gue tau gue salah dan gue enggak mau nambah kesalahan gue dengan ninggalin dia" Prilly beralih memeluk kakanya yang juga berlutut di hadapannya.

     "Gue kecewa sama lo"

     Kalimat itu, yang sangat Prilly sesali dan takutkan akhirnya terdengar juga. Ini baru dari Helena, entah bagaimana perasaannya nanti ketika mendengar kalimat yang sama dari keluarganya yang lain.

     "Gue bener-bener nyesel ka"

     "Enggak ada gunanya Prill"

     Helena bangkit, mengantur deru nafasnya agar kembali normal kemudian beranjak meninggalkan adiknya, ya Helena terlalu kecewa untuk ini.
.
.
.

Prilly's POV

      Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi, kekecewaan ka Helen baru salah satunya tinggal mama, papa dan ka Emily. Aku tidak mau jika sampai hamil sekarang, aku masih ingin sekolah dan melanjutkan kuliah, aku ingin sukses.

    'Ting'

From: Ali Kingston ❤

    "Bie buka jendelanya"

    Dengan cepat aku menghapus air-mata dan bangkit untuk membukakan jendela "Ali" aku langsung memeluknya dan menangis.

    "Ust... Biarin aku masuk dulu yah" dia langsung melompat masuk ketika sudah kulepaskan pelukanku "Bie kamu jangan nangis lagi dong, aku minta ma'af yah gara-gara aku kamu jadi nangis terus gini"

SURGA DINI [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang