Part 12

108K 13.8K 3.4K
                                    

SEBENARNYA Jaehyun sudah sedikit tertarik pada Taeyong sejak lelaki cantik itu bekerja di perusahaan nya selama satu minggu. Taeyong berbeda, tidak seperti sekretarisnya yang lain, lelaki bermarga Lee itu memiliki keberanian untuk membicarakan hal buruk tentang Jaehyun di belakangnya. Terkadang beberapa kali Jaehyun mendengar Taeyong mengumpat karena ia menyuruh lelaki cantik itu untuk mengerjakan banyak berkas.

"Seharusnya aku mengundurkan diri! Pantas saja sekertaris yang sebelumnya mengundurkan diri, ternyata Jung Jaehyun sangat gila."

Itu adalah yang pertama, Taeyong membicarakannya di dapur ketika sedang membuat kopi, kala itu Jaehyun tidak sengaja lewat dan mendengar apa yang Taeyong katakan tentangnya. Awalnya ia merasa kesal, oleh karena itu Jaehyun selalu memperlakukan Taeyong semena-mena.

"Iblis sialan, tidak bisakah ia memberiku libur? Sepertinya aku harus menaruh racun di dalam kopinya agar dia cepat mati!"

Sejak Taeyong mengatakan tentang racun, Jaehyun merasa ragu untuk meminum kopi yang Taeyong buat dan tak jarang juga kopi buatan Taeyong berakhir di toilet. Bukan apa-apa, tapi Jaehyun masih ingin hidup! Bagaimana jika Taeyong benar-benar memasukan racun ke dalam kopinya?

Tapi, setelah satu bulan Taeyong bekerja, lelaki cantik itu menjadi sangat dekat dengan Jeno karena Jaehyun meminta Taeyong untuk mengantar serta menjemput Jeno di sekolah. Hal tersebut ternyata berhasil membuat Jeno membicarakan Taeyong tanpa henti di rumah, bahkan memuji masakan Taeyong.

Itu membuat Jaehyun merasa penasaran, namun ia tidak berani meminta Taeyong membuatkan bekal untuknya, jadi ia lebih sering memantau Taeyong melalui Jeno. Jaehyun tidak bisa membohongi dirinya sendiri bila Lee Taeyong terlihat begitu cantik, terutama ketika sedang memejamkan mata, tertidur dengan cahaya dari layar komputer yang menyala; tepat menyorot wajahnya.

Untuk pertama kalinya setelah mantan istri Jaehyun meninggal, ia bisa merasakan detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat karena seorang Lee Taeyong. Awalnya Jaehyun menganggap hal itu biasa, ia tidak mau terbawa perasaan, apalagi dengan sekretarisnya sendiri. Tapi, lagi lagi Jeno membicarakan tentang Taeyong, meminta kepada Jaehyun bahwa Jeno ingin menjadikan Taeyong sebagai Ibunya.

Kesempatan.

Jaehyun mendapatkan kesempatan itu, untuk menjadikan Taeyong sebagai miliknya, dengan caranya sendiri. Jaehyun sadar bahwa Taeyong juga tertarik dengannya, hal tersebut terlihat cukup jelas.

"Lee?" panggil Jaehyun pada Taeyong yang duduk di sampingnya, mereka sedang berada di dalam mobil, Jaehyun mengantarkan Taeyong pulang setelah melamar lelaki cantik ituㅡmemberikan cincin dari kawat yang ia buat sendiri.

Taeyong tidak bergeming, iris hitamnya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Jaehyun meringis, apakah Taeyong benar-benar akan kehilangan kewarasan karena Jaehyun membicarakan tentang pernikahan yang akan di adakan satu minggu lagi?

Jaehyun tahu bahwa itu terlalu cepat, tapi sungguh, ia ingin segera membangun sebuah rumah tangga dan memiliki pendamping hidup. Jeno juga memaksa Jaehyun setiap malam, bocah berusia enam tahun itu mengatakan sesuatu tentang Taeyong yang harus tinggal bersama mereka secepatnya.

"Lee? Kita sampai." ujar Jaehyun lagi, kali ini ia menepuk pelan bahu Taeyong, menyadarkan lelaki cantik itu bahwa mereka sudah berada di depan apartemen Taeyong.

Taeyong tersentak dan mengerjapkan mata beberapa kali lalu mengangguk, ia membuka pintu, berniat keluar dari sana tapi tidak berhasil karena seatbelt yang tertahan di tubuhnya.

Oh, Taeyong melupakan sabuk pengaman.

Jaehyun mengulum bibir untuk menahan tawa. "Lee, kau baik-baik saja?"

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang