Part 14

104K 13.2K 2.3K
                                    

SIANG ini Taeyong sedang berada di pusat perbelanjaan bersama Jeno. Setelah menjemput bocah tampan itu, keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktu luang bersama. Untung saja hari ini Taeyong tidak memiliki banyak pekerjaan, Jaehyun seperti mengurangi tugas yang harus Taeyong kerjakan, itu hal bagus.

"Mom, bagaimana dengan permintaan Jeno semalam?" tanya Jeno seraya menjilat es krim cokelat yang baru saja Taeyong belikan untuknya.

Mereka berdua duduk di dalam restoran, menunggu pesanan datang. Hari ini Jeno ingin makan bibimbap, jadi Taeyong menyediakan apa yang Jeno mau. Padahal Taeyong ingin sekali memasak makan siang untuk Jeno dan Jaehyun, mungkin lain kali, ketika ia memiliki waktu luang lebih banyak. Lagi pula tadi pagi Taeyong sudah memberikan Jeno bekal.

"Permintaan apa?"

"Adik. Jeno menginginkan adik bayi." gumam bocah itu seraya tersenyum lebar; memperlihatkan barisan gigi susunya yang tersusun rapih.

Kepala Taeyong mendadak pening, semalam saja ia tidak berhasil menjawab pertanyaan itu, Jaehyun pun sama. Tidak bisakah Jeno membicarakan hal lain? Lagi pula Taeyong dan Jaehyun belum menjadi pasangan resmi, bagaimana Jeno bisa meminta hal tersebut dengan gamblang?! Sudah Taeyong duga sejak awal bahwa Nakamoto Jaemin memang racun.

Dari panggilan yang berubah serta kini Jeno meminta Adik, itu semua ulah Jaemin. Lain kali Taeyong akan memberikan pelajaran pada bocah manis itu!

Taeyong menghela napas dalam. "Kita bicarakan lagi nanti okay?"

Jeno mencebikkan bibir namun kemudian mengangguk, ia masih tetap menikmati es krim yang kini meleleh di dalam mulut. Seharusnya Taeyong membelikannya lebih banyak! Satu cone saja tidak cukup. Tapi Jaehyun pasti akan marah jika Jeno mengkonsumsi es krim terlalu banyak.

Ponsel Taeyong berdering, ia merogoh kantung celana dan memperhatikan layar yang menyala, menampilkan nama Mark. Tanpa menunggu lama, Taeyong mengangkat panggilan tersebut; menempelkan ponsel di telinga.

"Hyung, dimana?"

"Berada di mall, bersama Jeno. Ada apa?"

"Tidak kerja?"

"Kerja, Hyung baru saja menjemput Jeno dan kami berdua mampir ke mall. Ada apa? Tumben sekali."

Mark menghela napas di seberang sana. "Aku sudah pulang, ada rapat guru. Aku ingin mengajak Hyung makan siang bersama."

Sebelah alis Taeyong terangkat, sungguh, ia merasa heran. Tidak biasanya Mark seperti ini, terakhir mereka makan siang bersama mungkin tiga bulan yang lalu. Tapi kini Mark mengajaknya, jadi Taeyong dengan senang hati mengundang Mark untuk datang dan makan bersamanya serta Jeno.

"Kemarilah, Hyung akan memesankan makanan kesukaanmu. Nanti Hyung kirimkan nama restorannya di pesan."

"Baiklah."

Setelah itu sambungan terputus. Jeno mengerjapkan mata beberapa kali, menatap Taeyong yang kini kembali membuka buku menu. Pesanan mereka berdua membutuhkan waktu lima belas menit, dan lima menit sudah berlalu, jadi nanti Mark tidak perlu menunggu lama.

"Uhm, apakah Paman Mark akan datang?" tanya Jeno penasaran, es krim di tangannya sudah mulai habis dan sudut bibir Jeno di penuhi oleh noda krim.

Taeyong mengangguk antusias, ia mengambil tisu lalu mengusap lembut bibir Jeno. "Pintar sekali, siapa yang mengajarkan Jeno untuk memanggil Mark dengan sebutan Paman?"

"Daddy," ujar Jeno senang. "Semalam Daddy bilang bahwa Jeno harus memanggil Paman Mark pada Adik Mommy! Kata Daddy, sebentar lagi kita akan menjadi keluarga."

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang