Part 19

97.9K 12.1K 5K
                                    

TUBUH Taeyong sudah di balut oleh kemeja berwarna putih serta jas biru muda; begitu juga dengan celana bahan yang ia kenakan. Hari ini Taeyong akan datang ke pernikahan Ten, meskipun Jaehyun sudah menyuruhnya menggunakan jas serta celana berwarna hitam, Taeyong tidak menuruti hal tersebut. Lagipula Taeyong heran, kenapa Jaehyun terobsesi dengan warna hitam? Menyebalkan sekali.

Setelah memastikan bahwa tidak ada yang kurang dengan penampilannya, Taeyong berjalan keluar dari kamar, iris hitamnya menangkap keberadaan Mark yang sedang berdiri di ruang tamu seraya memasang dasi berwarna hitam di kerah kemeja. Wajah Taeyong berubah menjadi datar ketika menyadari bahwa Mark menggunakan pakaian serba hitam.

"Mark Lee."

"Hm?" gumam Mark yang kini menoleh; menatap Taeyong dengan tatapan kesal.

Sungguh, awalnya Mark sudah menolak, ia tidak mau datang ke pernikahan Ten! Lebih baik Mark menghabiskan waktu di rumah daripada harus ikut bersama Taeyong. Tapi yah, Mark tidak bisa menang bila Taeyong sudah memaksa, akhirnya mau tak mau ia menyetujui ajakan Hyung-nya.

Taeyong berjalan mendekati Mark dan menatap penampilan sang Adik dari kaki hingga kepala. "Apa kau akan pergi ke pemakaman?"

"Hyung lupa? Hyung mengajakku datang ke pernikahan."

"Tapi setelanmu berwarna hitam kelam! Setidaknya ganti kemejamu dengan warna putih, oh sial, kau lebih buruk dari Jung sialan Jaehyun!" seru Taeyong kesal.

Tubuh Mark hanya di balut oleh warna hitam. Celana, kemeja, jas serta dasi, bagaimana Taeyong tidak frustrasi?! Taeyong ingat bahwa ia pernah membelikan Mark jas berwarna biru dongker, tapi lelaki tampan itu hanya mengenakan yang hitam.

Mark menghela napas jengah. "Malas Hyung, seperti ini sajaㅡ"

"Ganti!" bentak Taeyong yang kini sudah melemparkan tatapan mematikannya.

Mendengar itu Mark berdecak kesal lalu berjalan memasuki kamar untuk mengganti kemeja. Padahal Mark yakin bahwa pakaiannya baik-baik saja, ia tidak masalah menggunakan hitam karena itu terlihat cocok pada tubuhnya. Taeyong saja yang terlalu berlebihan! Dua hari lagi Kakaknya itu menikah, Mark tidak tahu harus mengatakan atau menyiapkan apa, sebenarnya ia belum siap memberikan Taeyong kepada siapapun.

Yah, Mark masih membutuhkan Taeyong untuk bersamanya setiap hari, jika nanti Taeyong menikah, waktu Kakaknya itu pasti tersita setiap hari. Itu juga alasan utama kenapa Mark mengajak Taeyong makan siang bersama tempo hari. Meskipun menyebalkan, Mark sangat menyayangi Taeyong, hanya Taeyong yang Mark miliki.

Bel apartemen yang berbunyi membuat Taeyong bergegas membuka pintu, itu pasti Jaehyun dan Jeno yang datang untuk menjemput. Taeyong senang hari ini ia terbebas dari pekerjaan! Meskipun besok sepertinya ia masih harus mengurus berkas yang tersisa serta mencoba jas yang akan ia gunakan di pernikahan nanti.

Jaehyun itu terlalu gila kerja, bahkan lelaki tampan itu masih sibuk bekerja meskipun lusa akan menikah, hal tersebut membuat Taeyong kesal setengah mati. Padahal Taeyong ingin pernikahannya nanti sempurna, ini adalah hal yang ia lakukan sekali seumur hidup, sementara Jaehyun sudah pernah menikah sebelumnya. Kecuali, Taeyong berniat meracuni Jaehyun dan membuat lelaki tampan itu mati di tangannya, mungkin Taeyong bisa mendapatkan pernikahan kedua; bersama orang lain.

"Mommy!" Jeno berseru dan memeluk kaki Taeyong ketika pintu apartemen terbuka. Bocah berusia enam tahun itu mengenakan setelan berwarna peach; sangat cocok dengan kulit putihnya.

"Jeno!" Taeyong menggendong Jeno dan memberi kecupan di pipi bocah tersebut, "tampan sekali, siapa yang mendandanimu?" ia menghiraukan Jaehyun yang berdiri tepat di hadapannya.

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang