Part 19

16.8K 2.8K 653
                                    

LUCAS masuk ke dalam kamar Mark dengan langkah tertatih, kaki kirinya masih terasa sangat sakit karena kejadian kemarin malam. Sungguh, Lucas tidak menyangka bahwa ia akan mendapatkan tembakkan tak terduga, mungkin itu adalah karma; karena ia sering sekali bergerak tanpa di ketahui oleh musuh dan menghancurkan kepala musuh menggunakan peluru secara tiba-tiba.

"Brother!" seru Lucas ketika melihat Mark sedang duduk di atas kasur seraya membaca buku, ia melangkah mendekat dan duduk di samping Mark, memperhatikan buku yang sedang di baca oleh lelaki bermarga Lee itu, "bagaimana keadaanmu?"

"Sebentar lagi pulih." Mark menutup buku yang ia baca dan menatap Lucas, "bagaimana kakimu?"

Lucas tertawa kecil. "Tidak buruk, setidaknya aku masih bisa berjalan. Membayangkan aku lumpuh dan tidak bisa menggunakan kaki lagi sedikit mengerikan."

Mendengar itu Mark juga ikut tertawa, oh sungguh, kenapa Lucas selalu berbicara tanpa berpikir seperti itu? Bila hanya satu tembakkan; tidak mengenai saraf vital, mungkin tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Lagi pula Mark yakin bila Lucas adalah lelaki kuat yang tidak mudah terbunuh.

"Buku apa yang kau baca?" tanya Lucas penasaran, ia mengambil buku yang Mark taruh di atas kasur dan meringis pelan, "Hitler. Berhentilah membaca buku seperti ini."

Mark tersenyum kecil. "Tidak ada salahnya," ia berdehem lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela kamar. "Kudengar Bos besar White Snake berhasil di lumpuhkan dan sudah di bawa ke gedung pemerintahan?"

Misi yang di jalankan oleh dua puluh lima orang kemarin membuahkan hasil, mereka berhasil menangkap Bos besar White Snake meskipun hanya dua orang anggota yang selamat. Itu kemenangan untuk organisasi Chanyeol, mungkin mereka akan mendapatkan reward sebentar lagi.

Lucas mengangguk. "Aku juga mendengar kabarnya, ini kemenangan kita! Tidak masalah bila kakiku tertembak, yang jelas musuh sudah berhasil di kalahkan, tidak akan ada yang menganggu lagi mulai sekarang." ujarnya senang.

Mark terdiam dan mengulum bibir. Itu salah besar, tidak ada kemenangan untuk organisasi Chanyeol karena Black Dragon akan mengambil alih. Tidak lama lagi, gedung organisasi ini pasti hancur karena bom yang di tanam oleh Johnny. Mark tidak bisa mengatakan apapun, ia sudah mengorbankan banyak hal untuk sampai di titik ini, ia tidak bisa mengkhianati Taeyong dengan membeberkan rencana pada Lucas. Lagi pula, Lucas belum tentu bisa di percaya.

Black Dragon, kelompok mafia yang di bangun oleh Ayahnya bertahun-tahun lalu, mereka sempat mengalami kekalahan karena kehilangan pemimpin. Ayah Taeyong serta Mark di bunuh dengan keji, begitu juga Ibu mereka, yang melakukannya adalah Chanyeol. Itu sudah bertahun-tahun lalu, sebelum Chanyeol membangun organisasi. Kini Mark dan Taeyong akan kembali mengambil alih, tidak ada kekalahan, hanya ada kemenangan mutlak.

Lucas memperhatikan Mark yang tengah melamun, ia menepuk pelan bahu lelaki bermarga Lee itu. "Kau baik-baik saja?"

"Ya, tentu." gumam Mark pelan, ia menatap Lucas dan tersenyum kecil, "kau sudah melihat Haechan hari ini?"

"Belum, ada apa?"

"Aku ingin menghirup udara segar. Berjalan bersama Haechan mungkin bisa menghilangkan penat." ujar Mark pelan, berusaha untuk menjaga nada suaranya agar tidak gugup.

Ya, Mark harus keluar secepatnya dari organisasi dan membawa Haechan. Setelah Chanyeol di nyatakan tidak bernyawa, mungkin Johnny akan segera meledakkan tempat ini tanpa sisa, membunuh semua orang tanpa rasa ampun karena misi mereka bukan hanya melenyapkan Chanyeol, tapi juga menghabisi semua orang yang bekerja di bawah perintah Chanyeol.

Don't Call Me Angel《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang