Part 29

80.5K 10.5K 2.4K
                                    

MARK menghabiskan waktu makan siang dengan membaca buku di taman sekolah, mengabaikan beberapa orang yang sedang bercengkrama atau makan bersama. Ia terlalu malas pergi ke kantin karena sangat ramai, lagi pula hari ini ia pulang jam dua belas siang dan bisa makan di kediaman Jung; makanannya jauh lebih lezat daripada makanan sekolah.

"Mark?"

Merasa di panggil, Mark menurunkan buku yang ia baca dan menatap Haechan yang sudah berdiri di hadapannya seraya memasang senyum lebar. Kali ini ada yang berada dengan lelaki manis itu, Haechan tidak mengenakan kaca mata seperti biasanya, namun Mark bisa melihat bahwa Haechan menggunakan lensa kontak berwarna cokelat tua.

Sebelah alis Mark terangkat, ini adalah kali pertama ia melihat Haechan tidak menggunakan kaca mata. Lelaki manis itu terlihat jauh lebih menggemaskan, berhasil membuat Mark tanpa sadar mengangkat kedua sudut bibir; membentuk senyum kecil.

Haechan tersipu ketika Mark tersenyum padanya. "Jadi, bagaimana?"

"Kau terlihat lebih manis." gumam Mark pelan lalu mengalihkan pandangan ke arah lain dan berdehem, baru saja menyadari bahwa ia mengatakan hal tersebut pada Haechan.

Kening Haechan berkerut dalam, tapi sedetik kemudian ia terbahak. "Bukan wajahku, tapi pie yang kau makan kemarin! Bagaimana rasanya?"

Rona merah menjalari pipi Mark, ia mengusap wajah dan kembali membuka buku, mencari pengalihan agar rasa malunya tidak terlalu meluap. Sial! Ia tidak tahu bahwa Haechan akan bertanya tentang pie yang ia makan kemarin, Mark pikir lelaki manis itu bertanya tentang penampilannya yang terlihat lebih menggemaskan.

Haechan terkekeh kecil, ia memutuskan duduk di samping Mark dan memainkan jemari tangannya. "Apa kau menyukainya? Pie buatanku?"

Mark berdehem pelan. "Aku tidak bisa memastikan, mungkin kau harus kembali membuatkan lebih banyak."

Tidak, sebenarnya pie buatan Haechan kemarin terasa sangat lezat! Itu membuat Mark ingin kembali memakannya, namun ia tidak berani meminta Haechan membuatkan pie untuknya di pesan, memangnya Mark siapa? Lagi pula, lelaki manis itu pasti keberatan.

"Jika begitu aku akan membuatkannya lagi untukmu!" seru Haechan senang, ia merubah posisi duduk menjadi menghadap ke arah Mark, "aku terlihat lebih baik tanpa kaca mata ya?"

Mark hanya mengangguk, ia membaca untaian kata yang ada di buku, tidak mau melihat ke arah Haechan karena masih merasa begitu malu, belum lagi jantungnya juga berdegup kencang. Sialan, Mark tidak tahu bahwa ia memiliki perasaan semacam ini pada Seo Haechan.

"Jadi, apakah saat ini kau sudah menyukaiku?" gumam Haechan pelan, ia menatap lurus pada wajah Mark, berharap bahwa perubahan kecil yang ia lakukan bisa menarik perhatian Mark.

Sebelah alis Mark terangkat, ia menoleh dan menatap Haechan tepat di wajah. "Maksudmu?"

"A-aku menyukaimu.." akhirnya untaian kata itu keluar dari bibir Haechan setelah sekian lama ia memendamnya sendirian.

Sebenarnya Haechan masih bisa bersabar sedikit lama lagi untuk mengungkapkan perasaan, tapi ia tidak mau menunggu, perasaannya terus meluap ketika berada di sekitar Mark. Haechan sudah berjuang selama ini, jadi ia ingin Mark menjadi miliknya.

Bola mata Mark melebar, tidak percaya bahwa Haechan akan mengungkapkan perasaan seperti itu. Ia menatap kesekeliling, memperhatikan orang-orang yang masih sibuk dengan urusan masing-masing, kemungkinan tidak mendengar apa yang baru saja Haechan katakan.

Melihat Mark terdiam seperti itu membuat Haechan merasa tidak percaya diri, ia mengulum bibir. "Kau tidak menyukaiku ya?"

"Siapa yang mengatakannya?"

CEO Jung《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang