Nathan pun berbelok, namunㅡ
Duar!
"Astaghfirullah! Kenapa anjrit, woi?!"
Suara ledakanㅡatau letusan sesuatu terdengar. Motor merah gagah itu tiba-tiba oleng membuat Nathan yang mengendarainya panik dan Jeno reflek mencengkram pundak sahabatnya erat.
"Suara apaan anjir tadi, Na?!"
"Lah kagak tau woy tiba-tiba ini juga jadi oleng."
"Minggir dulu, cobak!"
Motor yang mereka naiki tiba-tiba tidak seimbang membuat keduanya hampir terjatuh. Beruntung Nathan langsung menepi ke trotoar dan menghentikan laju motornya.
Keduanya turun dari atas motor dan mengecek apa yang terjadi.
"Anjir?! Ban-nya meledak?"
"Kok bisa, dah?!"
"Kena apaan tadi sampe bunyi duar begitu di belokan kenceng banget?"
Mereka hanya bisa menatap motor merah tersebut pasrah. Jeno meratapi nasib sialnya hari ini. Sudah terserempet angkot, kakinya kekilir, dan sekarang ban motornya pecah tiba-tiba bikin dia pengen makan orang.
Ini sih namanya, sudah jatuh tertimpa motorㅡeh, tangga maksudnya.
Mereka cuma bisa terdiam di tempat. Jeno berpikir mencari cara agar mereka lekas melanjutkan perjalanan, sementara Nathan menatap gelisah sekitarnya.
Gelap. Sunyi. Sepi. Ditambah banyak pohon dengan dedaunan lebat di sekeliling mereka. Nathan tuh parno sama yang beginian pokoknya!
"Ini mo diapain, Jen? Mana sepi gini... Serem ah gue."
Jeno juga bingung sebenernya. Udah malem gini, gaada orang yang lewat. Siapa yang mau dimintain tolong?
"Jen, ayo deh. Bawa aja, serem gue di sini lama-lama. Ayo tuntun aja motornya."
"Yatapi kaki gue sakit anjrit dibawa jalan??? Lo mau bawa motor sambil bopong gue sekalian???"
Bener juga... Bahkan tadi Jeno solat maghrib pun duduk, saking gak bisa berdiri tegak sendiri tanpa bantuan :')
"Badan lo gede ya, bgst! Sadar diri!"
"Ya makanya, anjir. Apa mau gue di atas motor trus lo nuntun nih motor? Gitu?"
"Kagak usah ngada-ngada lu, bambankkk!!!"
Nathan frustasi banget😤
Akhirnya mereka duduk di pinggir trotoar. Menunggu orang lewat untuk diminta pertolongan.
Namun nihil. Sudah beberapa menit keduanya setia menunggu, namun tak ada yang dapat dimintai bantuan.
Angin berhembus membuat dedaunan di sekitar bergemerisik. Nathan mengusap tengkuknya, merinding.
"Jen, sumpah lah. Gue merinding banget, asw."
"Hush, jan gitu, dong! Gue jadi merinding jugani..."
Jeno tuh sebenernya gak penakut amat orangnya. Tapi kalo Nathan kayak begini, Jeno kan jadi ikut parno😤
"Kenapa kita gak pesen ojol sih daritadi?!" pekik Nathan baru sadar.
"Trus motor gua gimana, anyink? Ditinggal?!"
Iya juga.....
"Atau kita mau pencetin bel rumah satu-satu minta tolong?"
"Gak lah, goblok. Ganggu aja."

YOU ARE READING
THE BEST DUO ;; Jeno&Jaemin
Fanfiction"Nana dulu, Nana lagi, Nana terus. Intinya, selama ada Nana, kenapa tidak gue manfaatkan?" -nono "Darah tinggi gue ngadepin orang kayak Jeno. Bisa-bisanya gue temenan sama siluman bekantan?!" -nana Cuma kisah kebodohan dua anak monyetㅡralatㅡanak ada...