After We Bare Our Choice

24K 2K 717
                                    


Semua orang menoleh pada sesosok pria mungil yang tengah berbisik pada seorang perempuan yang mengenakan gaun merah panjang itu. Menatapnya dengan pandangan jijik.

Ia pun tak merelakan tangan-tangan Jaehyun menyentuh pipi Taeyong. Api yang menyulut rongga dadanya, sudah tak bisa dibendung lagi. Sang Cinderella yang diharapkan banyak orang harus menelan pil pahit yang teramat pahit dalam hidupnya.

Ia tak pernah mengalami hal ini sebelumnya, ia selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Hidupnya juga selalu dikelilingi orang-orang yang mencintainya. Dimanjakan oleh kasih sayang. Sebelumnya, ia melakukan ini juga. Merebut pacar sahabatnya. Alhasil, ia mendapatkan apa yang ia mau, namun persahabatan yang berharga harus kandas. Apalah arti sebuah pacar jika dibandingkan persahabatan?

Gadis itu berlari dengan gaun merahnya yang panjang, nenyapu lantai dan kerumunan banyak orang. Butiran air mata yang seperti berlian yang tak ternilai harganya itu jatuh dan terus ia usap.

Jaehyun terus menatap punggung yang terbalut pakaian merah itu menjauh. "Sayang, kau tidak apa-apa?" Taeyong tersenyum, menggangguk kecil. Memeluk Jaehyun erat. "Okay, sayang kita sarapan bersama. Mark sudah menunggu mu dari tadi."

.
.
.
.

Taeyong masih terdiam saat menyendokkan makanan yang ada dipiring. Selera makannya jadi terhenti. Jaehyun masih asyik bermain pesawat dengan sendok. Agar si bocil itu mau makan. Jaehyun lantas menoleh ke arah Taeyong.

"Sayang, kau juga ingin kusuapi?" tanya Jaehyun dengan nada yang seduktif. Tatapannya sangat mesum. Mark ikut menoleh, "Daddy angan bisik-bisik!" teriak Mark. "Markeu au dengar uga Dad!" Jaehyun lantas tersenyum, senyumnya sulit diartikan.

"Sayang, kau bisa bermain dengan Nana. Itu, ada di meja seberang." Jaehyun menunjuk meja Nana. Sekarang, Nana dan Jeno masih sibuk bercanda satu sama lain. "Okay, Dad! Markeu au main ya!" bergegas bocil itu turun dari kursinya, dibantu oleh Jaehyun. Jaehyun mendekati Taeyong. Pria mungilnya terlihat sangat pucat.


"Sayang, kau tidak apa-apa?" Jaehyun khawatir, jika Taeyong masih trauma dengan kejadian itu. "Ah, tidak Papa. Yongie hanya tidak selera makan. Rasanya mual." Taeyong segera menutup mulutnya, ia merasa agak pusing sekarang. "Apa kau hamil lagi, sayang?" Jaehyun hanya penasaran.


"Benarkah, Papa? Apakah kita bisa memeriksanya?" tanya Taeyong. Jaehyun lantas berdiri, memanggil salah satu anak buahnya. "Tolong belikan barang dengan kode 2437 sekarang." pria berjas hitam dengan kacamata hitamnya itu segera meninggalkan Jaehyun. Taeyong hanya berdegik, "Memangnya, Papa akan membeli apa? Testpack?" Jaehyun menggangguk. "Aku tak ingin ada seseorang yang mengambil keuntungan ini. Biarkan aku memeriksanya sendiri."

"Nana angat cantik! Markeu au unya dik kayak Nana!"

.
.
.
.

Para pengunjung hotel sangat dimanjakan dengan fasilitas hotel yang tidak biasa. Banyak sekali tempat-tempat yang harus kau eksplor sendiri untuk bisa menemukan keindahan dan juga kemewahan hotel milik Jung ini.

Jaehyun lantas pergi ke kamarnya. Ia sudah mendapatkan barang yang ia mau. Lalu, memberikannya pada Taeyong, menyuruh Taeyong untuk mengetesnya. Pria itu pun pergi ke kamar mandi. Jaehyun berada di belakangnya. "Papa mau ngapain?" lantas, si pria dimple tidak tahu malu itu meraih tangan Taeyong. "Apapun hasilnya, aku akan sangat menghargainya. Aku masih mencintaimu, Jung Taeyong." kata-kata Jaehyun sangat membuat seorang pria biasa sepertinya merasakan kasih sayang dan cinta yang sangat besar dari seorang  pangeran tampan seperti Jaehyun. Betapa beruntungnya dia, ia bahkan tidak terpikirkan jika akan menikah dengan orang ini!


KissMark|| Jaeyong ⚠️🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang