6 📌 END

2.3K 228 9
                                    

Lalisa melangkah lunglai ke kantin. Sendiri. Karena Rosé masih mendiamkannya, marah karena ia tak jujur, dan entahlah. Gadis tinggi semampai itu begitu membenci kebohongan.

Gadis itu menghela nafas. Kalau saja perutnya tak memberontak minta diisi, Lisa takkan mau barang sekadar melangkahkan kakinya keluar kelas. Tapi jika ia mengikuti egonya, ia sendiri yang akan kesulitan. Sakit perut karena terlambat makan itu tidak enak. Tak nyaman, sembuhnya juga lama. Jadi, Lisa tak mau mengambil resiko. Meskipun kini ia harus berjalan sendirian sepanjang koridor, seperti seorang pendekar. Kemana-mana sendiri.

“Gini amat si Rojè ke gue.”

Gadis itu terkadang merutuki dirinya sendiri yang lebih memilih menutupi perasaannya dibanding mencurahkannya pada sang sahabat. Padahal keduanya sudah berjanji untuk saling terbuka, tak ada rahasia. Namun Lisa menghancurkannya. Menghancurkan sepucuk kepercayaan Rosé padanya.

“Sendirian aja, Lis?” seseorang di depan kelas yang dekat dengan kantin, menyapanya.

Lisa menoleh tajam pada seorang siswa yang masih berusaha menggodanya. “Mata lo! Bisa liat 'kan?”

“Ck, ganas banget.”

Lisa yang tengah dalam suasana hati tak bersahabat, sontak saja menendang betis pemuda itu. Membuatnya meringis karena tak sempat menghindar. “Rasain.” ejek Lisa begitu sebuah ringisan mengudara. Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju kantin. Buru-buru kesana sebelum waktu istirahat yang hanya setengah jam itu habis.

Tetapi sesuatu yang lain kembali membuatnya berhenti melangkah. Gadis itu memerhatikan dua orang tengah bercengkrama hangat, di taman sekolah, yang terlihat dari area kantin.

“Ujungnya juga mereka jadian. Kenapa si Rojè masih aja ngambek sih?” rupanya gadis itu masih belum menerima kalau ia berbuat salah.

“Mereka udah jadi inih.”

“Kayak kita.”

Lisa terlonjak karena sahutan itu. Ia menoleh pada Jungkook yang dengan seenak jidat menaruh lengannya di bahu Lisa. Sebelum kemudian berubah merangkulnya.

“Ayo, pacar. Jadi makan gak?”

Ish, nyebelin!” kening Jungkook berkerut melihat sikap kekasihnya itu. Yang marah padanya tanpa alasan. Pasti mood-nya buruk.

“Wait me, baby! Aku juga ingin makan.”

Lisa mengusak rambutnya frustasi kala mendengar panggilan sayang itu dari pemuda yang sudah berubah status menjadi kekasihnya.

“Geli, Jungkooooook!”

“Apa, baby? Apa? Baby, aku tak dengar. Baby katakan sekali lagi. Baby, come on.” dan ia malah semakin menggodanya.

“Jeon Jungkook, syalan!!”

“Oh, I love you too!”

“Gilaa! ”

“I love you more!”

Oh, ayolah. Jungkook berteriak seperti itu ditengah padatnya kantin. Membuat Lisa malu setengah mati. Namun hatinya berdesir di waktu yang bersamaan.

Iya, Jeon Jungkook memang sialan. Disaat-saat menjengkelkan ini pun dia tetap membuatku berdebar cepat.




****

Jadi, “Selama ini sebenernya yang Suga perhatiin itu, lo. Bukan gue?”

Rosé mengangguk.

Hidden Love [END]Where stories live. Discover now