ALVASKA 06 [SAVIOR]

503K 55.5K 4.6K
                                    

Malam ini, Kana mengendarai motor Kakaknya, Nathan untuk kembali ke tempat di mana motor kesayangannya jatuh ke dalam jurang di pedalaman hutan. Dia berniat untuk memastikan jika motor kesayangannya itu masih berada di sana atau tidak.

Kana mengendarai motor Nathan dengan kecepatan tinggi di jalan pentras yang terkenal sepi. Tanpa cewek itu sadari, gerombolan anak geng motor tengah mengintainya sejak tadi.

Brum! Brum!

Deruman motor di belakang punggungnya membuat Kana menoleh seketika ke arah belakang dan mendapati gerombolan anggota geng motor tengah mengejarnya dari arah belakang.

Dari jaket yang mereka kenakan, Kana dapat memastikan jika mereka semua merupakan geng motor yang kemarin malam mengincarnya hingga membuat motor kesayangannya jatuh ke dalam jurang.

Kana berdecak kesal. Dia pikir mereka mengincarnya karena salah orang. Ternyata dugaannya salah besar.

"Sial!"

Kana kembali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membelah jalan pentras yang begitu jarang dilalui oleh pengendara selain anak geng motor.

Kana masih fokus menghindar dari kejaran geng motor di belakangnya, hingga tanpa sadar jika terdapat mobil hitam yang melaju kencang, berniat untuk menabrak cewek itu.

Lampu mobil yang menyorot ke arah Kana membuat Kana menoleh ke arah samping dan seketika terkejut ketika melihat sebuah mobil berkecepatan tinggi melaju dari arah kiri. Cewek itu memejamkan mata kemudian berniat nekat untuk melewati mobil berkecepatan tinggi yang Kana yakin juga salah satu dari anggota geng motor yang tengah mengincarnya saat ini.

Kana menarik napas panjang lalu mengegas motor Nathan dengan kecepatan maksimum. Jantungnya mulai berdetak tidak karuan. Napasnya mulai terasa sesak. Kana nyaris tertabrak jika sedetik saja terlambat menambahkan kecepatan laju kendaraan. Detik itu juga, Kana berhasil melewati mobil yang nyaris menabrak motor milik Kakaknya, Nathan.

Kana menghela napas lega kemudian kembali menoleh ke arah belakang dan melihat beberapa anggota geng motor yang tadi mengejarnya juga berhasil melewati mobil yang kini sudah menabrak trotoar di tepi jalan.

"Kenapa mereka ngejar gue?" Kana bergumam heran.

Di sisi lain, Alvaska dan beberapa anggota geng motor Alvazars tengah menghabiskan waktu bersama di warung Zalooka atau biasa mereka sebut sebagai Waza. Waza merupakan basecamp kedua bagi para Anggota Alvazars, tempat yang sering mereka pakai untuk berkumpul atau sekadar menghabiskan waktu.

Alvazars, nama besar itu sudah tidak asing lagi terdengar di khalayak luas. Geng motor Alvazars yang sudah memiliki sembilan angkatan sejak tahun 2011, dengan Alvaska Aldebra Lergan sebagai ketua angkatan kesembilan.

Saat tengah asyik berbincang dengan teman-temannya, ponsel di saku celana Alvaska tiba-tiba saja bergetar. Cowok itu merogoh saku celananya lalu mengangkat panggilan dari Queenza.

"Halo Za, ada apa?" Alvaska memulai pembicaraan.

"Kamu lagi di mana Va? Bisa jemput aku nggak?"

Alvaska melirik sekilas jam yang dia kenakan, pukul sepuluh malam. "Aku lagi di basecamp sama yang lain. Posisi kamu di mana? Aku jemput sekarang."

Di seberang sana, Queenza tampak tersenyum lebar. "Aku lagi di rumah Om Bobby."

"Okay." Setelah mengatakan itu, Alvaska memutuskan panggilannya sepihak. Cowok itu memakai jaket hitamnya yang tadi ia lampirkan di atas pundak.

"Mau kemana Va?" Jazi bertanya heran saat melihat Alvaska memakai jaket hitamnya.

Alvaska mengambil kunci motornya yang berada di atas meja. "Ada urusan bentar. Gue pergi."

Anggota Alvazars mengangguk kompak. Alvaska kemudian berjalan menuju motornya yang terparkir di depan Waza. Cowok itu memakai helm full face di kepalanya dan langsung melajukan motornya membelah jalanan kota padat pengendara.

Beberapa saat kemudian, saat melewati jalan pentras, Alvaska tidak sengaja melihat gerombolan geng motor yang sepertinya tengah mengejar salah satu pemotor yang melaju kencang di depannya.

Alvaska menajamkan tatapannya saat menyadari jika motor yang di kendarai pemotor itu adalah motor yang pernah di kendarai oleh Kana di sekolah. Alvaska pun dengan cepat mengikuti para anggota geng motor itu dari arah belakang mereka dengan kecepatan tinggi.

Kana yang berada di depan para anggota geng motor itu pun memilih menyerah dan menghentikan laju motornya saat sampai di tengah lapangan Regas. Kana turun dari atas motor kemudian melepaskan helm full face dari wajahnya, menatap keempat anggota geng motor itu dengan tatapan tajam.

Anggota geng motor yang berjumlah empat orang itupun turun dan melepaskan helm full face di kepala mereka.

Salah satu cowok berambut panjang ikal itu menatap Kana sembari terkekeh sinis. "Nggak usah sok jago di jalanan tadi. Kemampuan lo masih di bawah gue," kata Cowok itu sembari menyisir rambutnya ke belakang menggunakan tangan.

Kana hanya diam tidak menanggapi ucapan cowok yang diketahui bernama Deren itu. Kana mengenalnya? Jelas. Mereka semua adalah mantan sahabat dari kakaknya, Nathan yang masih menyimpan dendam pada Kana.

Alasannya sederhana. Itu karena mereka semua mengira jika Kana menghasut Nathan untuk keluar dari geng motor mereka. Padahal itu tidak benar. Nathan keluar karena memang sudah merasa tidak nyaman berada di geng motor yang kerjanya hanya tawuran dan balapan liar setiap malam.

“Mending, lo main barbie aja, haha..”

“Berisik!” Kana berteriak kesal.

"Udahlah Kana, lo nggak usah melawan. Kita juga nggak mungkin ngegebukin perempuan. Tapi kalo lo bersikap kayak gini, mau nggak mau kita semua terpaksa pakai cara itu," kata Deren. "Udahlah, Lo ikut kita aja, gimana?"

Kana mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya geram. Tanpa aba-aba, cewek itu dengan cepat melangkah maju lalu menghajar kuat wajah cowok bernama Deren itu hingga membuat mulutnya terluka mengeluarkan darah segar.

Deren terbatuk sembari menghapus darah yang mengalir di mulutnya dengan punggung tangan. Cowok itu menatap Kana dengan raut wajah menahan amarah.

"Bangsat!"

Deren dengan cepat membalas menendang perut Kana kuat hingga membuat Kana jatuh tersungkur di atas tanah dengan kasar. Saat Deren hendak melayangkan pukulan telak tepat di wajah Kana, deruman motor yang perlahan mendekat menghentikan pergerakan tangannya di udara.

"Pukul dia, habis lo!"

To be continue...

933 word. Secuil jejak anda, means a lot_

ALVASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang