Author's POV
"Mau cari barang apaan lu?" tanya Meli pas uda duduk manis di mobil Mark seperti biasanya.
"Mau cari kado buat temen kantor gua. Rencananya mau dirayain gitu sih, jadi kayaknya emang harus cari kado," jawab Mark sambil fokus nyetir.
Mereka sekarang menuju mall karena di sana emang jelas ada banyak pilihan barangnya. Mark sengaja ngajak Meli buat bantuin dia milih kado karena ini buat cewek juga kebetulan.
"Oh, tumben ya uda gede gini masih ada yang ngerayain ulang tahun gitu," kata Meli sambil nge-scroll media sosialnya yang dipenuhi dengan Until Tomorrow Challenge.
"Jelas aja dirayain, anaknya direktur masa kagak dibuatin pesta," balas Mark seakan hal itu memang lumrah.
Meli mengangguk paham. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau orang kelas atas suka menghamburkan uangnya dengan membuat pesta seperti ini. "Kirain beneran temen kantor. Itu mah atasan lu kali, Mark," komen Meli setengah mengejek cowo itu.
Mark menyangkal. "Lho, jangan salah. Dia beneran temen sekampus gua pas di Jerman. Gua sama dia jabatannya setara sih," pamer Mark gak mau kalah. Dasar cowok, gengsinya gede alias gak suka diremehin.
"Hahaha, santai dong. Berarti seumuran kita ya? Cowok apa cewek?" tanya Meli yang mulai tertarik dengan topik ini.
"Cewek. Anaknya pinter banget sih, Mel. Orang-orang gak ada yang berani ngatain dia punya jabatan karena jalur keluarga soalnya emang dia sendiri nunjukin kemampuannya kalo dia berkompeten gitu," kata Mark entah memang benar atau dilebih-lebihkan.
Sebenarnya Meli agak heran juga kenapa Mark tumben-tumbenan muji cewek lain di depannya kayak gini. Setelah dipikir-pikir, selama ini Mark gak pernah bahas cewek lain selain Yeri. Itu pun uda lama banget pas zaman kuliah dan zaman mereka belum pacaran (yang akhirnya juga putus sih).
"Oh, cantik orangnya?" tanya Meli mulai penasaran tentang si cewek ini. Soalnya Mark jarang banget cerita kayak gini. Mark juga kelihatan semangat banget jelasin tentang temen kampusnya dulu itu.
Mark berpikir sejenak. "Cantik, dulu dia satu-satunya cewe Asia yang disukain banyak orang Jerman. Cuma tetep aja gak ada bule yang dia terima, soalnya dia lebih nyaman sama orang Asia katanya," jawab Mark sambil ketawa kecil pas ngenang masa-masa dia kuliah di Jerman.
Meli yang melihat Mark tersenyum itu entah kenapa malah merasakan sebaliknya. Entah kenapa dia males aja Mark ngomongin cewe lain. Mungkin dia yang lagi gak mood aja hari ini karena uda capek abis pulang kerja.
"Oh gitu, kenapa gak jadian sama dia aja waktu dulu?" tanya Meli tanpa sadar kalo dia baru aja kayak orang cemburu gitu.
Memang sih mereka uda mantanan saat itu, terlebih Meli lagi pacaran sama Lucas saat Mark ke Jerman waktu itu. Gara-gara denger cerita gini Meli jadi penasaran aja gitu kenapa Mark gak jadian aja sama cewek itu. Kelihatannya juga mereka dekat dan akrab.
ESTÁS LEYENDO
Head Over Heels ; Lucas (Book 2) ✔
Fanfic[Bahasa - AU - COMPLETED] Pacaran sama sahabat sendiri mungkin memang terlihat lebih enak dan mudah untuk dijalani. Nyatanya, tantangannya lebih banyak karena ketika harus berpisah artinya lu bakal kehilangan dua sosok sekaligus: pacar dan sahabat. ...
