“Aku makan,” jawab Affry.
“Kenapa kamu makan, aku sudah bilang isap bukan makan.”
“Kan pisang gunanya untuk dimakan bukan dijilat, siapa orang bodoh yang mau jilat pisang.” Honoka menjambak rambutnya sendiri lalu menggenggam erat minuman yang baru dibelinya tadi.
“Aku sudah bilang itu hanya contoh.”
“Contoh, kalau kasih contoh harus yang benar kan, harusnya contoh sama yang asli itu harus sama. Kenapa mala dikasih pisang, lebih baik aku makan aja pisangnya.”
‘Ya ampun, ke mana lagi aku bisa membuang otak udang ini? Apa aku harus merantukkan kepalaku ke dinding agar dia mengerti?’ batin Honoka.
“Terserah deh, aku sudah bilang lakukan apa yang aku katakan!” bentak Honoka.
“Harusnya yang diisap itu permen bukan pisang.”
‘Astaga, bisa mati aku. Kenapa Natsu bisa punya teman kayak mereka si, apa aku perlu membuangnya ke laut agar tidak ada orang sebodoh dia?’
“Baiklah kita akan pergi beli permen, asal kau senang,” cuek Honoka pergi meninggalkan Affry. Affry kemudian mengikutinya dari belakang dengan senangnya karena akan mendapatkan permen.
Sesampainya di toko permen, Honoka membeli permen bertangkai sebanyak mungkin agar Affry tidak akan bisa menghabiskannya dalam sekali makan. Setelah itu terbeli mereka kembali ke tempat yang tadi.
Honoka membuka bungkus permennya kemudian Affry mengikutinya, dipandanginya permen itu dan membuat Honoka geli sendiri membayangkan itu benar kenyataan.
Honoka memasukkan permen itu ke mulutnya diikuti Affry. “Lidahmu putar,” ucap Honoka mempraktikkan. Affry mencobanya tapi itu sangat susah baginya, lidahnya jadi tergigit dan dia sedikit kesakitan.
“Masa iya lidahmu bisa tergigit? Permennya masih kecil tahu. Gimana nanti kalau yang asli? Lebih besar dari sini,” protes Honoka layas.
“Permen yang lebih besar? Apa ada permen besar yang membuat mulutku penuh?” tanya Affry penasaran dan Honoka hanya melemparkan senyuman menyeringai pada Affry.
“Jika kamu, putar lidahmu pada permen ini dan lolos aku akan memberikan permen yang sangat besar dan tak akan pernah habis walau kamu menghisapnya terus,” ucap Honoka menahan tawa.
Permen yang gak pernah habis? Di mana lagi dia akan mendapatkannya? Begitulah Affry berpikir, jika dia berhasil melewati tantangan yang diberikan Honoka maka dia akan mendapatkan permen yang sangat besar.
“Baiklah,” balas Affry.
Dimakannya kembali permen itu, lalu diputar lidahnya dengan sangat cepat membuat mulut Affry seperti penuh. Setelah lama memutar lidahnya ditelan ludahnya kembali, lalu dilanjut memutarnya membaut Honoka heran kenapa Affry bisa semahir itu? Apa dia pernah melalukannya?
“Bagus, kalau begitu jilat pinggirannya dengan perlahan,” suruh Honoka dan Affry langsung melakukannya.
Affry menjilati pinggir permen itu, lalu menelan ludahnya. Dilakukannya itu berulang kali sampai lidahnya sekali-kali memutar permen itu. Membuat Honoka semakin heran, kenapa Affry bisa lebih mahir dari padanya? Apa Affry benar-benar polos? Atau dia pernah melakukan itu dengan Nikki?
“Setelah itu?” tanya Affry membersihkan mulutnya.
Honoka hanya diam, dia tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan. Bisa dibilang kalau Affry lolos dalam tes ini. “Kita ke tes selanjutnya,” ucap Honoka pergi, Affry heran tapi dia tetap mengikuti Honoka dari belakang.
YOU ARE READING
⚘Polos⚘
Romance21+ Sepasang kekasih yang baru saja menikah tidak tahu apa yang harus dilakukan mereka pada saat malam pertama, dan bagaimana cara agar memuaskan nafsu mereka masing-masing. Satu-satunya cara adalah bertanya pada teman, agar bisa mendapatkan seorang...
