#Baikan

16.8K 1.6K 93
                                    

Bismillah..

"Aleshaaaaa!!!"

Alesha mendecak saat mendengar suara ketiga teman cowoknya terdengar berisik di luar rumah. Gadis itu menarik selimut ke seluruh badannya, menyembunyikan diri.

"Aleshaa.. Main yuuk!"

Sekarang cuma suara Sagara dengan suara seperti anak kecil yang mau mengajaknya pergi main kelereng. Alesha merengut.

Kalau suaranya satu persatu begini. Alesha jadi kangen sama mereka.

"Alesha, gue kangen permen karet nih!" teriak Radi.

Alesha terduduk.

Oh iya! Cowok itu kan-

Alesha mendengus. Tidak. Ia tidak boleh peduli lagi dengan Radi. Mau merokok kek, mau pacaran lagi sama cewek aneh kek, bodo amat!

"Sha! Apa perlu gue cariin om ganteng lo itu biar lo mau keluar?"

Mendengar suara Aksal menyebut nama sakral itu, Alesha segera keluar dari persembunyiannya. Sedikit ragu gadis itu membuka jendela kamarnya. Ditatapnya satu persatu cowok yang berdiri di depan rumahnya itu dengan tatapan tajam.

"Emang lo bisa?" katanya.

Aksal mengangguk kuat.

"Bisa aja, tapi lo harus janji dulu mau maafin kami."

Mendengar itu, Sagara menyikut Aksal.

"Weh, lo jangan ngasal dong, emang lo tau rumahnya dimana?" bisik Sagara. Aksal menatap Sagara datar.

"Itu bisa dicari nanti, sekarang kita urus Alesha dulu," bisiknya kemudian.

Alesha yang melihat perdebatan Aksal dan Sagara mulai ragu. Jujur sebenarnya ia kangen juga dengan mereka bertiga. Ini pertama kalinya Alesha ngambek dengan waktu yang lama. Padahal biasanya kalau dibujuk dengan roti bakar, Alesha mau-mau saja.

Tapi karena masalah ini berkaitan dengan om ganteng, Alesha jadi sensi sekali. Maklum, first love.

"Kalau lo gak bisa bawa om ganteng sampai maghrib nanti, gue pastiin persahabatan kita kelar!" teriak Alesha lalu menutup jendelanya.

Aksal mendelik.

"Alesha! Alesha!"

"Yah.. Tuh kan! Gara-gara lo nih Sal, suka ngasih janji sembarangan sih, lihat sikon dong, jangan samain Alesha sama cewek yang biasa lo PHPin," protes Sagara panjang lebar.

Aksal mendecak.

"Diem lo, lo kira apa yang bisa bujuk dia kalau bukan om gantengnya itu? Lo juga Di! Bukannya nolongin malah asyik ngunyah permen karet dari tadi!" kata Aksal malah marah pada Radi.

"Kenapa jadi gue sih? Sekarang gini aja, Alesha cerita kemaren dia ketemu om gantengnya itu di toko bunga milik teman om gantengnya itu kan? Ya udah kita ke sana aja!" ujar Radi santai.

Aksal dan Sagara kompak melongo.

"Lo-"

"LO JENIUS RAD!"

Aksal dan Sagara segera memeluk Radi erat-erat membuat cowok itu sesak nafas.

"Woi! Gue bisa mati alig!" teriak Radi sambil mendorong kedua temannya. Aksal dan Sagara tertawa.

"Gak gue sangka, Radi preman-preman gini bisa mikir juga," ledek Aksal. Radi mendengus. Ingin sekali meninju muka sok gantengnya Aksal. Tapi karena sekarang ia harus fokus pada Alesha, ia harus meredam emosinya.

Bertengkar dengan Aksal tidak akan menghasilkan solusi tapi hanya menambah masalah.

"Kalau gitu, ayo kita pergi sekarang!" ajak Sagara.

Ales & Alesha [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang