ALVASKA 22

355K 45.8K 3.2K
                                    

Alvaska membuka pintu mobil lalu memaksa Kana untuk masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di area parkiran Alantra.

Kana tentu memberontak ketika Alvaska berhasil mendudukkannya di kursi samping kemudi. Beberapa murid yang sedang berada di parkiran sekolah mulai memperhatikan keduanya dengan berbagai tatapan.

"Gue. Mau. Keluar. Minggir atau gue ban-"

Ucapan Kana terpotong ketika Alvaska dengan tiba-tiba membanting pintu mobilnya. Cowok itu berjalan mengitari mobil lalu duduk di kursi kemudi. Kana hendak keluar dari dalam mobil, tapi gagal karena Alvaska sudah lebih dulu mengunci pintu mobilnya secara otomatis.

"Buka." Kana berdesis.

Alvaska bergeming. Cowok itu maju mendekati Kana lalu memakaikan seatbealt mobil di tubuh Kana secara paksa. Setelah itu, dia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menabrakkan mobilnya ke gerbang sekolah yang terkunci.

Pak satpam yang sedang berjaga di post satpam membelalakkan matanya, menatap pagar sekolah yang telah di rusak oleh anak pemilik sekolah SMA Alantra, Alvaska yang terhitung sudah seratus dua puluh empat kali cowok itu merusak gerbang sekolah Alantra. Padahal gerbang itu baru saja di perbaiki satu minggu yang lalu, dan sekarang Alvaska dengan tampang tidak berdosanya kembali merusak fasilitas sekolah itu.

Kana menoleh ke arah belakang untuk melihat kondisi pagar sekolah SMA Alantra yang dirusak oleh Alvaska. "Gila."

"Biarin, bawel."

"Berhentiin mobilnya." Kana mengabaikan ucapan Alvaska.

Karena Alvaska sama sekali tidak menghiraukan ucapannya, Kana memilih melepaskan seatbealt di tubuhnya. Cewek itu menekan tombol di samping kemudi dan berhasil membuka pintu mobil yang terkunci.

"Berhenti atau gue lompat?" Ancam Kana tidak main-main. "Gue bener-bener akan lompat kalau lo nggak berhenti," ucap Kana kembali saat Alvaska sama sekali tidak merespons ucapannya tadi.

"Lompat aja," balas Alvaska tanpa beban. Cowok itu tidak yakin jika Kana akan berani melompat dari dalam mobilnya yang kini melaju dengan kecepatan tinggi.

"Okay."

Kana tidak main-main ketika mengatakan itu. Kana benar-benar akan melompat dari dalam mobil. Kana tidak takut mati.

Saat Kana hendak membuka pintu mobil, mobil Alvaska langsung terkunci otomatis.

Kana mengeram marah menahan emosi. Dia mengambil alih setir mobil yang di kendalikan Alvaska. Kana berusaha membelokkan mobil Alvaska agar menepi di tepi jalan yang cukup sepi.

Alvaska menepis kasar tangan Kana kemudian mendorong tubuh Kana agar menjauh dari tubuhnya, hingga tanpa sengaja membuat pundak kiri Kana terbentur kaca mobil di sebelahnya.

"Bego!" Alvaska tanpa sadar membentak Kana. "Lo mau bunuh diri, hah?!"

Kana menyentuh pundak kirinya yang kembali terasa sakit. Rasanya lebih sakit dari tadi pagi. Cewek itu menoleh menatap Alvaska nanar.

"Lo kasar tau nggak?" Suara Kana bergetar.

Alvaska diam. Cowok itu tidak menoleh sedikitpun ke arah Kana. Dia masih fokus melajukan mobilnya, membelah jalanan kota padat pengendara.

"Lebih baik lo diem. Berisik tau nggak?" Alvaska berdesis.

Kana menyandarkan tubuhnya lalu menoleh ke arah jalanan di samping jendela. Cewek itu memejamkan mata menahan sakit yang teramat sangat pada pundaknya yang terluka. Kana yakin jika pundaknya saat ini kembali memar. Cewek itu mencengkeram erat pundak kirinya hingga membuat darah di pundaknya merembes keluar menembus perban.

"Sebenernya lo mau bawa gue ke mana?" Kana bertanya dengan suara parau menahan rasa sakit di pundak kirinya yang kembali mengeluarkan darah.

Alvaska tidak menjawab. Cowok itu terus melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit melebihi batas.

Setelah dua puluh menit di perjalanan, Alvaska memasuki area parkiran Rumah Sakit mewah milik keluarganya, lalu memarkirkan mobilnya di sembarang tempat.

"Keluar," ucap Alvaska pada Kana yang masih diam di tempat duduknya.

"Nggak."

Alvaska berdecak kesal. Cowok itu turun dan membanting pintu mobil. Dia berjalan menghampiri Kana lalu kembali menggendong paksa cewek itu masuk ke dalam RS.

Banyak orang yang memperhatikan mereka berdua sejak keluar dari dalam mobil, tapi Alvaska sama sekali tidak peduli. Cowok itu terus berjalan, mengabaikan segala macam tatapan yang tertuju ke arahnya, hingga akhirnya sampai di koridor dalam RS. Kana juga tidak memberontak sejak tadi, karena tau hal itu akan semakin membuatnya dan Alvaska menjadi pusat perhatian para pengunjung rumah sakit.

Alvaska tidak perlu melakukan administrasi terlebih dahulu karena rumah sakit ini adalah milik keluarganya, keluarga Lergan. Cowok itu berjalan memasuki salah satu ruangan khusus keluarganya. Di sana sudah terdapat Dokter Rayn yang tengah berjaga di sudut ruangan.

"Alva, ada apa?" Dokter Rayn bertanya setelah menyadari kehadiran Alvaska di ruangannya.

Alvaska menurunkan Kana dari gendongannya. Cowok itu melirik Kana lewat ekor matanya. "Pundaknya luka gara-gara Alva." Alvaska Memberi penjelasan sambil mengalihkan pandangannya ke arah Dokter Ryan. "Dan juga terbentur kaca."

Dokter Ryan mengangguk paham setelah mendengar penjelasan dari Alvaska.

"Rawat di UGD," ucap Alvaska kembali. "Saya mau dia dirawat inap malam ini."

Kana dan Dokter Ryan sontak saling pandang lalu mengalihkan pandangannya ke arah Alvaska yang masih memasang wajah datar. Cowok itu sedang bergurau atau apa? Kana hanya mengalami luka di pundak kirinya bukannya patah tulang atau habis kecelakaan. Menurut Kana, Alvaska terlalu berlebihan.

"Nggak perlu Dok. Saya baik-baik a-"

"Lo nggak baik-baik aja." Alvaska memotong ucapan Kana sambil menatap Kana tajam. Cowok itu beralih menatap Dokter Ryan yang masih terpaku di tempat. "Rawat dia di UGD atau Dokter angkat kaki dari rumah sakit ini."

"Lo apa-apaan sih?!" Kana kesal? Tentu saja.

Alvaska menatap Kana semakin tajam seolah menyuruh cewek di sebelahnya ini untuk diam lewat tatapan mata. Cowok itu memilih keluar dari dalam ruangan, meninggalkan Kana yang hendak menghajar wajahnya dengan gerakan tidak terduga. Dia juga harus mengobati luka di bibirnya akibat pukulan keras yang tadi pagi di layangkan Kana pada wajahnya.

To be continue...

963 word. Secuil jejak anda, means a lot_

ALVASKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang