16

13.7K 1.3K 163
                                    

          "Serius lo nembak, Gadis?" Romeo berteriak histeris saat setelah mendengar curhatan sahabatnya.

"Iya, gue udah nggak tahan bercanda terus. Tapi gue takut sih, takut dia nolak."

"Gimana sih lo? emang si 'galon air' belum jawab?"

"Galon air gundulmu!" Abhi mendorong kepala Romeo tak terima Gadis-nya di panggil seperti itu.

"Anjir, kebiasaan. Eh, betewe, gimana sih kok gue bingung." Romeo terkekeh dan memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman mendengar cerita Abhi.

"Gue bilang kalau kapan-kapan gue ulangi lagi, soalnya nggak romantis di depan pintu. Nggak nunggu jawaban Gadis gue langsung pergi."

Karena emosi melihat ketololan sahabatnya, Rio memukuli kepala Abhi dengan bantal sofa.

"Tolol! tolol! biasanya itu mulut licin banget kalau lagi ngerayu model-model sialan lo!" Sekali lagi, Romeo melempar bantal sofa ke wajah Abhi yang cengengesan.

"Gue, nervous!"

"Nervous apa goblok?! emosi gue. Kalau gitu caranya Gadis jadi mikir kalau lo cuma main-main kayak biasanya."

Abhi menepuk jidatnya. Kenapa dia baru ingat sekarang?

"Kemarin lo bercanda ngajak nikah dia. Terus waktu lo pertama masuk kantor, lo juga ngaku-ngaku jadi pacar dia. Cih... pikirin perasaan itu cewek. Lo, sih, kebanyakan becanda!"

"Tapi ucapan gue kemarin serius."

"Au ah! ribet ngomong sama kambing!" Romeo mengambil ponselnya. Lebih baik dia menyelami dunia instagram daripada mendengar lebih lanjut ketololan Abhivanda.

"Gadis udah bertahun-tahun di hati gue, gimana gue nggak gugup?"

"Bodo amat pikir sendiri, jangan sok galau kalau si galon air di ambil Kevan!"

Abhi memukul keras wajah Romeo dengan bantal sofa. Ia sangat sensitif saat nama Kevan di sebut.

"Makanya gercep dong jangan bercanda aja! besok ngomong baik-baik lagi ke dia!"

"Siap, suhuu!"

"Jangan lupa besok kita juga foto shoot sama selebgaram, abis itu lanjut sama Kanaya si nenek lampir!"

Abhi menghembuskan nafas berat. Ia harus membiacarakan jadwalnya dengan Gadis. Tapi disisi lain dia masih ragu untuk menghubungi Gadis.

"Nggak ada kelonggaran nih buat gue?" Tawar Abhi.

"Nggak bisa, Bhi. Lo tau sendirikan kelasnya selebgram yang kita atasi?"

"Oke, gue selebgram lo Kanaya!" Lebih baik dia direpoti cewek-cewek selebgram daripada berhadapan dengan nenek lampir sekelas Kanaya.

"Ogah! kita bertiga maju semua. Gue juga heran, si Kanaya apasih yang di banggain. Teteknya udah kendor, pantatnya udah kek gentong, terus tuh bibirnya kayak abis dicipok tawon!"

Abhi tertawa terpingkal-pingkal mendengar penuturan Romeo. Model terkenal itu memang di benci seluruh fotografer. Selain penampilannya yang keterlaluan hot-nya, dia juga model kontroversi yang suka tebar sensasi.

"Sepikan dia bos besar semua, terus servisnya juga mantap!" ujar Abhi yang tau seluk beluk model montok itu.

"Dih, lo pernah main kan sama dia? amit-amit tujuh turunan gue nggak sudi, Bhiii, sama modelan nek lampir itu. Punya gue nggak bakal mau on lihat teteknya!" Saking jijiknya Romeo tak hentinya mengeluarkan ekspresi jijik khasnya.

After Meet You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang