1. Hey, Nona

614K 56.9K 34.1K
                                    

FOLLOW IG AKU: alaiaesthetic & radenchedid (cadangan). Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

 Biar engga ketinggalan info tentang ceritaku! 🤍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Hey, Nona

"Tuman lu. Kesel banget gue!"

Sepanjang jalan, cowok itu menggerutu sambil membantu lelaki yang sedikit lebih tua darinya untuk jalan dengan benar. Aroma lelaki itu bagai alkohol berjalan.

Lelaki tadi tertawa melihat penderitaan sang adik. "Burung apa yang nggak bisa terbang? Hayo, apaaaa?"

"Burung lu!" Lelaki itu menjawab pertanyaannya sendiri, disusul tawa kencang yang membuat beberapa pengunjung rumah sakit menoleh.

Wajah Langit merah, antara malu dan kesal menjadi satu kombinasi yang tidak bagus. Dia menoleh ke Ragas, kakaknya, lalu mengancam akan membunuh Ragas bila tak berhenti bicara.

"Ga denger." Ragas menyahut.

Dalam minggu ini, sudah dua kali Ragas mabuk berat dan akhirnya kecelakaan motor. Namun kali ini kecelakaannya membuat Ragas diharuskan datang ke rumah sakit terdekat, sebab luka di kakinya cukup terbuka dan parah.

"Suster, tolong nih." Langit berujar pada dua orang wanita yang datang untuk membantu. Ia menyerahkan Ragas pada perawat itu.

Akhirnya Langit bisa tenang tanpa mendengar racauan Ragas yang tidak jelas. Tugasnya sekarang adalah menunggu Ragas diperiksa sambil mengabarkan orang tuanya yang berada di rumah.

Langit tidak sabar menunggu tontonan asik di rumah, yaitu melihat Ragas diceramahi Bunda.

Kaki Langit bergerak mendekati kursi panjang yang kosong. Lorong rumah sakit nampak sepi, mungkin karena ini sudah malam. Itu tak jadi masalah besar bagi Langit.

Ia duduk di sana, mengeluarkan ponsel dan mengetik sebuah kalimat di grup keluarga.

Langit:
Langit abis nyiduk ragas. Hadiahnya martabak ya

Hanya berselang detik, Bunda membalas.

Bunda:
Ok gntng👍🏻

Saat sedang asyik memainkan ponsel, Langit merasa dirinya seperti diperhatikan oleh sesuatu. Ia ingin menoleh namun kepalanya berat untuk bergerak. Jadi, ia bersikap cuek saja.

Tapi ternyata, rasa cuek Langit dikalahkan oleh gerakan refleks yang membuat kepalanya tertoleh dan matanya menangkap sesuatu di ujung lorong.

Ada sesosok perempuan berdiri di sana, berpakaian khas pasien rumah sakit ini. Rambutnya panjang dan nampak kebingungan dengan keadaan sekitar.

Ia berjalan pelan-pelan, matanya bergerak melirik ke kiri, kanan, depan, bahkan belakang. Langit diam-diam memerhatikan gelagat gadis itu dan keningnya pun mengerut tanda bingung.

ALAÏA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang