Part 29

73.6K 6.7K 1K
                                    

JAEHYUN menerima cokelat panas yang Taeyong berikan untuknya. Mereka berdua sudah berganti pakaian setelah berpelukan di bawah rintik hujan. Taeyong mengurungkan niat untuk pergi ke Inggris dan membawa barang-barangnya kembali ke rumah, ia duduk di samping Jaehyun dengan pandangan lurus ke depan, kedua tangannya mengenggam cangkir berisi cokelat panasㅡmencoba menghangatkan diri sendiri.

Untuk sesaat, tidak ada percakapan di antara keduanya, rintik hujan masih membasahi bumi, di susul oleh suara petir yang sedikit mengerikan. Jaehyun menyesap cokelat panas yang Taeyong berikan, ia menghela napas panjang ketika merasakan hangat menyapa dada serta tenggorokan. Jaehyun sedikit lebih tenang karena berhasil membawa Taeyong pulang bersamanya, rasa sakit yang semula mendera dada kini berkurang.

Jaehyun harus berterimakasih kepada Ten karena lelaki mungil itu memberitahu bahwa Taeyong akan pergi meninggalkan Korea. Bila Ten tidak mengatakan apapun, Jaehyun pasti sudah frustrasi dan berakhir menyiksa dirinya sendiri. Ia tidak mau kehilangan Taeyong, Jaehyun tidak bisa.

"Taeyong," panggil Jaehyun lembut, ia menaruh cangkir di atas meja dan memiringkan tubuh, menatap Taeyong yang masih menatap lurus ke arah televisi yang tidak menyala. "Kau tidak akan meninggalkanku kan?"

Taeyong terdiam, ia bergerak tidak nyaman di atas sofa ruang tengah, semoga saja keputusannya untuk membawa Jaehyun masuk ke dalam rumah tidak salah. Taeyong mengulum bibir sebelum mengikuti jejak Jaehyun, menaruh cangkir di atas meja dan menundukkan kepala. Matanya perlahan terpejam, memikirkan apa yang harus ia lakukan.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Jaehyun lagi, nada suaranya terdengar sedikit sedih karena Taeyong belum mengatakan apapun.

"Memangnya kenapa Hyung?" gumam Taeyong pelan, ia mengangkat kepala dan menatap Jaehyun tepat di wajah.

Jaehyun menghirup napas panjang untuk mengisi paru-paru yang terasa sesak. "Because i can't make you love me, if you dont." sekeras apapun Jaehyun memaksakan kehendak, itu tidak akan pernah membuahkan hasil bila Taeyong tidak memiliki perasaan yang sama sepertinya.

Taeyong mengigit bibir bawah sebelum menarik pelan tangan kanan Jaehyun, menggenggamnya dengan lembut. "Hyung tahu jika aku sangat mencintai Hyung, melebihi apapun, aku terobsesi dan tidak bisa melepaskan diri. Itu hal yang sangat buruk, obsesiku, akuㅡ"

"Itu bukan hal yang buruk." potong Jaehyun cepat, ia bergerak mendekat ke arah Taeyong dan membalas genggaman si lelaki cantik, "karena aku tidak pernah keberatan untuk menjadi obsesimu. Bahkan jika cintamu padaku hanya obsesi semata, aku tidak keberatan."

"Kenapa Hyung jadi seperti ini?"

"Karena aku mencintaimu.." Jaehyun mengulurkan tangan dan menyelipkan telapak tangan di bawah rahang Taeyong, ibu jarinya mengusap pipi si lelaki cantik, "aku ingin menggapai kebahagiaanku sendiri, bersamamu. Aku ingin mencoba menemukan seseorang yang bisa aku percaya, dan hatiku menuntunku padamu."

Pandangan Taeyong berubah kosong. "Tapi aku bukan seseorang yang baik."

"Tidak masalah, aku tidak membutuhkan seseorang yang baik. Aku membutuhkanmu. Bila kau menyuruhku untuk mencari seseorang yang baik, maka aku tidak bisa. Karena hanya kau yang aku butuhkan, aku tidak peduli tentang sifat atau tingkah lakumu."

Kini mata Taeyong berkaca-kaca, bahkan pandangannya memburam karena air mata memenuhi pelupuk. Ia tidak percaya bahwa Jaehyun akan mengatakan sesuatu seperti ini, yang ia tahuㅡJaehyun adalah lelaki yang tidak menyukai hubungan, lelaki tampan itu tidak senang terikat dengan seseorang. Apa Taeyong berhasil merubah keyakinan Jaehyun?

Taeyong mengulum bibir bawah. "Bolehkah aku meminta sesuatu?"

"Apa?"

"Peluk aku."

HornYong《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang