Snapgram

124 26 5
                                    

Eiza menikmati es cup yang ada di tangannya. Di hadapannya Seungcheol dan Hwasa asyik berdebat soal suara Eiza yang mereka dengar dari video yang diunggah Jihoon beberapa waktu yang lalu. Turns out, Seungcheol kenal dengan Jihoon. Pria itu dulu pernah bertemu dengan Jihoon di sebuah pameran kebudayaan--dan Jihoon datang sebagai salah satu penampil yang memainkan musik tradisional di acara tersebut.

"Suaranya Eiza, sih, oke, tapi ada yang kurang." Kata Seungcheol. Hwasa menggeleng, "Udah pas!"

"Feels-nya dapat, tapi masih berasa malu-malu." Sungcheol berkomentar.

"Ya, ni anak nggak pernah nyanyi masalahnya. Masa mau langsung bisa?" Tanya Hwasa retoris yang akhirnya membuat Seungcheol terdiam.

Orang yang diomongin hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan malas. Bukan hanya Seungcheol dan Hwasa yang ribut soal ia yang nyanyi, semua anak kosan 17 kecuali Dara pun meributkan hal yang sama. Tidak lupa Jihoon yang selalu memujinya meski tidak terang-terangan. 

"Kamu nggak mau jadi penyanyi, gitu? Udah diorbitin sama produser ternama, lho." Kata Hwasa yang akhirnya sadar kalau Eiza ada di hadapannya--muak dengan segala pernyataan, pujian, dan pertanyaan agar dirinya menjadi penyanyi.

"Nggak." Jawab Eiza cepat. Ia menandaskan es krimnya kemudian menghela napas. "Ayolah! Omongin tentang mahasiswa, kek, dosen, kek, apalah yang menyenangkan. Aku udah bosan dituntut banyak hal karena video itu."

"Siapa suruh nyanyi bareng si universe ini."

"Jihoon." Eiza mengoreksi Seungcheol.

"Iya, si Jihoon."

"Aku kira cuma asyik-asyik doang, Mas. Aku mana mau divideoin kayak gini? Eh tiba-tiba dia udah unggah aja tanpa izin. Mau dihapus juga terlanjur udah ditonton banyak orang." Jelas Eiza yang kelihatan sekali tidak menyukai apa yang dilakukan Jihoon tersebut.

"Followers nambah?" Tanya Hwasa tiba-tiba.

Kalau Hwasa bukan temannya, Eiza mungkin akan murka. Bukannya khawatir, Hwasa malah bertanya perihal followes yang jelas saja bertambah meski tidak begitu banyak. Untung saja Jihoon bukan selebgram seperti cowok lain di Kosan 17.

"Nambah dikit."

"Ada yang nawarin masuk agensi, nggak?" Tanya Hwasa lagi.

Eiza menepuk dahi. Gadis itu ingin pulang saja rasanya.

~~~

Vernon duduk di atas Vespanya sembari melihat jam tangan. Sebentar lagi pukul lima sore dan dirinya sudah berada di sana sejak 5 menit yang lalu, di sebuah parkiran kampus XX. Kampus yang menjadi tempat Eiza mengajar. Belajar dari kesalahannya yang lalu, kali ini Vernon akan menjemput Eiza tanpa pemberitahuan sebelumnya. Kalau tidak begitu, ia pasti akan ditolak.

Si Bule berdarah campuran itu tahu Eiza menghindarinya, tapi jujur saja Vernon bukan tipe orang yang mudah menyerah. Sekali ia tertarik dengan wanita, ia akan mengusahakannya sampai dapat. Apalagi kemungkinan itu besar adanya dan soal Jihoon, ia tidak begitu yakin Jihoon tertarik 100% dengan Eiza. Pria itu punya masalah soal hatinya, Vernon tahu benar mengenai itu.

Saat jam tangannya menunjukkan angka 17:50, Vernon membuka hp dan mengirimkan pesan kepada Eiza. Ia tidak ingin Eiza pulang tanpa mengetahui keberadaannya di sana.

Eiza

Ehhh?

Vernon tertawa begitu melihat jawaban Eiza. Syukur-syukur dibaca. Kalau tidak, Vernon takut harus berlari seperti beberapa bulan yang lalu. 

Kosan 17 [Complete]Where stories live. Discover now