Chapter 23

1.6K 45 0
                                    

Setelah mengetahui berita iu dari Ghisyel,Putra segera kembali ke ruangan Kesya. Ketika baru sampai depan pintu dia menyaksikan sesuatu.

Deg.

Apa ini ia sedang tidak di alam mimpi?
Putra melihat Bu Rini dan Dika sedang mencopotkan semua alat yang di gunakan Kesya,alat itu di pasang di tubuh Kesya untuk membantu Kesya bernafas.

Ia tidak salah lihat? Jadi sebenarnya yang di katakan Ghisyel benar? Benar benar di luar fikirannya! Pintar sekali mereka berdua bersandiwara dan yang lebih parahnya ia di bodohkan ah di mana otak nya berada sehingga bisa di bodohkan seperti sekarang.

Putra berjalan mendekati mereka dengan emosi yang sudah meluap. "Kalian benar - benar!"

Tepat dugaannya, mereka berdua kaget dengan kedatangannya.

"Duh gimana si katanya udah ke kantin" Bisik Dika.

"Ih udah! tadi benar - benar dia ke kantin"Balas bu Rini.

"Hati kalian di mana sih sebenarnya sampai melakukan hal seperti ini?" Benar - benar tak habis fikir Putra mengira jika mereka benar - benar tulus ternyata tidak.

Dika dan Bu Rini saling tatap tatapan kemudian mengangguk.

"Kenapa? kaget kamu?" Ujar Bu Rini. macem dajjal je!!

Putra tak menjawab ,ia hanya menaikan sebelah alisnya.

"Hahah iri ya lo gara - gara di tinggal Kesya nikah? Huuu kasian." Ucap Dika.

"Hai!kalian berdua benar - benar seperti iblis!" Putra sudah geram dengan mereka berdua, ingin sekali ia menghabisi mereka berdua hanya saja ia kasihan.

"Ya!Tujuan saya merestui Dika dari pada kamu ya karena ini!Agar saya bisa lebih leluasa dekat dengan Dika!" Balas Bu Rini.

Tanpa sepengetahuan mereka bertiga. Orang yang sedang sakit itu mendengarkan percakapan mereka.

"Kasihan nasip Kesya pasti, Seseorang yang di anggap sebagai panutannya ternyata munafik! Seorang ibu harus membuat anak nya senang bukan justru membuat anaknya sedih. Ibu macam apa anda?" Sekarang Putra benar - benar emosi. Ia tak menyangka semua berakhir seperti ini.

"Dan lo?Lo yang di pilih dia jadi suaminya bukannya jalanin apa yang seharusnya suami lakukan pada umumnya bukan seperti ini!berduaan dengan wanita lain apalagi wanita itu ibu kandung nya sendiri!" tutur Putra.

"Jangan bilang kalian juga yang udah nyerempet Kesya waktu di gang itu?"

"Ya itu kami yang melakukannya. Kami yang ingin ia mati agar kami tak ada penghalang di sebuah hubungan!"

"Bukankah kalian yang sudah mengundang Kesya dalam hubungan kalian? Kaliam benar - benar keterlaluan!"

"Biar saja kami keterlaluan yang penting kami bahagia setelah ini,"

"Saya pastikan kalian tidak akan bahagia setelah ini. Untuk apa kalian melakukan semua ini? dan hampir menyelakai Kesya,"

"Salah dia sendiri yang tidak memperestukan saya dengannya, seharusnya seorang anak merestui pernikahan ibu nya agar ibu nya bahagia bukan seperti ini."

Kesya yang mendengarkan semua ini sudah muak. Sekarang ia tau semuanya. Tau tentang siapa yang berkhianat. Seharusnya ia menikah dengan Putra yang sudah jelas sangat mencintainya bukan dengan Dika yang hanya ah sudahlah.

"Jadi seperti ini kelakuan kalian di belakangku?"Kesya perlahan membuka matanya.

"Bagus kamu sudah bangun! saya yakin pasti kmu mendengar percakapan ini bukan?" Ya, pasti mendengarkan walaupun hanya sayup - sayup saja.

"Aku tak menyangka, ibu yang sudah ku anggap sebagai bidadari surga kini berubah menjadi calon penghuni neraka jahanam ah ralat seperti nya bukan calon tapi memang pasti. Lagi pula mana ada seorang ibu yang rela menghancurkan rumah tangga anaknya."

"Bukankah dulu ibu menikah dan kamu tidak merestuinya? ya berarti ini salahmu!"

"Lalu waktu ibu di luar negeri apa itu benar - benar di luar negeri?"

"Ya saya memang di situ tapi saya tidak bekerja, Dika bulak balik ke indonesia."

"Aku ga nyangka ini semua terjadi,kenapa ibu begitu tega?Ibu bilang ibu sangat menyayangi aku tapi apa ini bukti dari semuanya,bukti dari kasih sayang ibu?" Kesya benar - benar tak menyangka. Ia kira ibu nya benar - benar sayang dengan tulus nyatanya tidak.

"Awshhh..." Tiba - tiba saja perut Kesya terasa begitu sakit,Kesya memegangkan perut nya menahan rasa kesakitannya.

"Key?? kamu kenapa? bentar aku panggilkan dokter" Ternyata benar. Putra tidak berubah, Putra masih menjadi Putra nya untuk Kesya. Bukan seperti Dika lelaki ular.

Tak membutuhkan waktu lama dokter pun datang.

"Maaf saya harus memeriksanya terlebih dahulu jadi silahkan kalian keluar," Ucap dokter perempuan.

Mereka bertiga keluar dari ruangan itu.Putra tak henti - henti nya berdoa meminta pertolongan kepada sang kuasa. Hanya ini lah yang dapat ia lakukan. Mulutnya berbising - bising guna mengucapdoa.

Kedua manusia itu yang di juluki iblis pergi entah kemana tanpa punya perasaan. Dari sini Putra berjanji tidak akan meninggalkan Kesya dalam situasi apapun dan akan selalu berada di sisinya saat membutuhkan waupun tidak membutuhkan, saat bahagia waupun senang. Tidak Putra tidak berjanji namun ia membuktikannta.

Sangking sibuk memikirkan Kesya, Putra lupa memberi kabar kepada bundanya. Ia mengambil ponsel nya, dan menelpon bundanya.

Ah ternyata sang Bunda sudah peka, berulang kali telpon dari sang bunda tak di angkat olehnya.

Panggilan kembali masuk dari sang bunda. Putra mengangkatnya. Lalu telpon terhubung begitu saja.

"Halo, Assalamualaikum bun"

"Waalaikumsalam kamu di mana? Bunda kawatir kamu kenapa - kenapa" Ujar sang Bunda dari seberang yang terdengar kawatir.

"Iya bun maaf ya,Putra udah gede kok bun bisa jaga diri sendiri. Putra lagi di rumah sak--

Belum sempat Putra melanjutkan perkataannya tetapi sang bunda sudah lebih dulu memotong ucapannya.

"Kamu di rumah sakit? Siapa yang sakit Putra? Rumah sakit mana? Kenapa kamu bisa di situ?" Sang bunda yang terdengar kawatir berlebihan itu pun melontarkan berbagai macam pertanyaan.

"Sabar bun Putra kan belum selesai ngomong tadi bun, Bunda udah potong aja sih" Kesal Putra.

"Heheehe yaudah jadi apa?lanjutin" Pintah sang Bunda.

Putra menarik nafas lalu membuang nafasnya panjang. "Jadi Kesya masuk rumah sakit ka--

"Apa?Kesya masuk rumah sakit kenapa?" Lagi lagi Putra harus besabar.

"Bun dengerin dulu" Pintah Putra.

"Iya iya maaf bunda dengerin sekarang"

"Kesya keserempet waktu dia mau pulang,panjang ceritanya bun. Bunda kalo mau ke sini, ke sini aja."

"Bunda siap - siap dulu,kirim lokasinya ke bunda ya,"

tut..

Sambungan telepon terputus. Setelah Putra memberi lokasi rumah sakit ini ia kembali memasukan ponselnya.

Selang waktu Sang Bunda tercinta sudah sampai di rumah sakit yang di maksud oleh Putra. Sang Bunda tak perlu repot - repot untuk mencari ruangan Kesya. Karena rumah sakit ini tempat dahulu ia bekerja.

Setelah sampai di depan ruangan, ia melihat anak nya yang sedang duduk, Sang Bunda mengerti akan kondisi hati anaknya.

Ia memberikan motivasi dan semangat agar anaknya tak putus asa. Ia akan memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Pintu ruangan terbuka. Menampilkan dokter dan para suster.

"Dok bagaimana keadaannya?"

"Maaf. Akibat benturan yang terlalu keras,kandungan ibu Kesya tak bisa di selamatkan. "

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya❤

1 Mei 2020.

Kesya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang