24 - Suatu Kebetulan

8K 837 17
                                    

Mentari pagi menyapa. Revan terbangun dari tidurnya. Perlahan ia membuka matanya. Sedikit terkejut karena tidak mendapati Varel di sampingnya. Ia pun melihat ke kasur Reza. Kosong tak ada orang. Ia sendiri di kamar.

Revan meraih ponselnya. Ia melihat layarnya. Kemudian menghembuskan nafasnya. Jam sudah menunjukka pukul 8 pagi. Revan telat bangun. Tapi, Varel sama sekali tak membangunkannya.

Dengan wajah yang masih sedikit mengantuk, Revan menyeret kakinta menuju kamar mandi. Ia menarik handuk lalu mandi.

***

Revan keluar dari kamar. Ia mencari keberadaan anak-anak. Diambilnya hpnya lalu mencari nama seseorang. Setelah mendapatkannya, ia menelponnya.

"Halo, di mana?" tanya nya setelah panggilannya dijawab.

"Di tempat api unggun semalam," jawab orang itu.

Setelah Revan tau, ia pun langsung menuju lokasi. Ketika sampai di sana, ia melihat para siswa berkumpul di sana. Samuel seperti sedang melakukan pengarahan. Pak Ardito memantau. Mata Revan mencari seseorang sampai akhirnya ia menemukannya. Seketika itu juga senyumnya mengembang karena melihat senyum orang yang ia cari. Orang itu adalag Varel.

Tanpa menunggu lama lagi, Revan langsung mendekat ke orang itu dan duduk di sampingnya. Varel yang menyadarinya menoleh ke arah Revan lalh tersenyum.

"Jahat ya gak bangunin!" ucap Revan sambil mencubit hidup Varel.

"Kata siapa? Tanya Reza gimana aku bangunin kamu!" Varel memegang hidungnya.

Revan menoleh ke arah Reza. Anak itu pun langsung menjawabnya.

"Lo itu kayak kebo! Varel sampe kewalahan banguninnya."

Revan tak menjawab. Ia hanya terdiam kemudian menatap Varel. Ia mengembangkan senyumnya membuat Varel juga ikut tersenyum.

Mata Revan melihat ke pakaian yang dikenakan Varel. Pria itu hanya mengenakan kaos dan celana training.

"Kenapa gak pake jaket?"

Varel melihat pakaian yang ia kenakan.

"Aku udah gakpapa kok."

"Tapi kamu baru sembuh," Revan membuka jaketnya lalu memakaikannya ke punggung Varel. Perbuatan manis ini membuat Varel tak bisa membantahnya. Seketika ia mengingat kejadian saat ia kena bola. Mereka terjebak hujan. Revan memberikan jaketnya. Sekarang ia mengakui, pria ini memang sangat romantis untuk orang yang ia sayang.

"Ke-uwu-an macam apa ini?" sambar Yulia yang duduk di samping Varel. Mereka berdua pun langsung melihat Yulia yang cemburu dengan keromantisan mereka.

Tak ada kata yang keluar dari mulut mereka. Yang bisa mereka lakukan hanya tersenyum. Hanya Reza yang menjawabnya dan itu menyebabkan perdebatan yang tak penting.

Setelah Samuel memberikan arahan, ia mengeluarkan kumpulan kertas yang semalam mereka tulis. Semuanya mendadak terkejut dan mungkin sedikit jantungan. Samuel mulai mengambil acak.

Beberapa siswa telah maju membaca dan memberikan penjelasan tentang apa yang mereka tulis. Sampai akhirnya, Samuel menyebutkan nama Revan dan Varel. Ia tersenyum sementara Varel sedikit terkejut.

Love Addictive ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang