9. Peaceful Day With Him

10.3K 1K 89
                                    

▪︎•-•▪︎
.
.
.

Ketika Mew bilang ia akan mengajak Gulf bermain, sebenarnya ia benar-benar akan melakukannya. Mungkin terdengar ambigu, tapi maksud Mew ia akan menemani pria yang lebih muda itu melakukan hal yang diinginkan. Entahlah, Mew tidak tahu mengapa ia bisa semurah hati ini.

Tapi sayangnya Gulf tertidur setelah lima menit menunggu Mew selesai dengan pekerjaan yang harus diselesaikan di iPad nya. Anak itu bosan karena tidak melakukan apapun dan ponselnya tertinggal di kamar. Padahal ia ingin memainkan game tanam-menanam nya yang sudah sampai level sepuluh.

Mew tertawa melihat Gulf yang tertidur dengan pulas disebelahnya, rasanya petir pun tidak akan membangunkannya. Mew membetulkan posisi kepala Gulf yang tadinya bersandar pada bahu Mew menjadi beralaskan bantal agar anak itu tidak pegal keesokan harinya.

Tangan berurat nya mematikan lampu tidur dan mematikan lampu kamarnya dengan remote yang ada di sebelahnya. Mew sengaja menerapkan sistem modern house di rumahnya, sebagian alat dapat di atur dengan remote yang tersambung ke google. Contohnya lampu dan lemarinya.

Malam ini Gulf akan tidur di kamarnya, berbagi kehangatan selimut di atas ranjangnya yang tidak pernah ia biarkan seseorang tidur diatasnya selain dirinya sendiri. Baru Gulf seorang yang ia izinkan tidur di ranjangnya. Dan Mew masih tidak tahu penyebabnya.

"Mimpi indah, Gup."

.
.

Keesokan harinya Gulf masih tidak bisa mengontrol perasaan gugup nya akibat tersadar bahwa ia tertidur di kamar Mew semalam. Dan parahnya Mew mengajaknya pergi ke Siam untuk berbelanja segala macam kebutuhan nya yang sangat kurang. Sebut saja beberapa pasang baju yang ia bawa dari desa dulu.

Sebenarnya Gulf bisa saja memiliki pakaian yang cukup tapi beruang besar berurat memintanya untuk membuang semua itu, apalagi kalau bukan barang yang pemberian Hiter? Untungnya Gulf memberikannya pada Mild.

Dan hal yang membuat Gulf sangat ingin lenyap dari dunia ini sementara adalah kenyataan ia berkeliaran di Siam Mall dengan piyama yang ia pakai semalam. Semua ini karena Mew yang main menggendongnya masuk ke mobil tanpa Gulf sempat memberontak atau memprotes pria itu.

"Phi Miu- aku tunggu di mobil saja..." Gulf mencicit sambil memainkan ujung piyama dengan tangan kirinya.

Sebab tangan kanannya tengah di genggam oleh pria berotot yang dua langkah di depannya.

Tidak ada balasan dari Mew, pria bersetelan kemeja cokelat muda dengan jeans hitam itu hanya berjalan tanpa menghiraukan Gulf yang berbicara padanya.

"Phi Miu..." panggil Gulf ragu.

Banyak orang yang memperhatikannya selama ia berjalan mengikuti Mew. Tentu saja, ditengah mereka semua yang berpakaian begitu apik dan modis, ada seorang pria dengan rambut acak-acakan dan piyama berjalan di kawasan modis. Siapa yang tidak heran?

Akhirnya karena perasaanya semakin kalut, Gulf memberhentikan langkahnya sepihak dan tautan antara tangannya dan Mew terlepas. Membuat Mew refleks berhenti dan menoleh ke belakang dimana Gulf berada.

"Ada apa denganmu?" Tanya Mew dengan nada herannya.

Gulf menunduk melihat lantai Mall besar itu yang merefleksikan bagaimana penampilannya saat ini. Gulf menggeleng,

"Aku ingin tunggu di mobil saja, Phi." Ucap Gulf pelan tanpa melihat Mew.

Sebelah alis Mew terangkat, "Kenapa?"

"Aku malu... Maksudku- aku hanya membuat Phi Miu malu." Gulf memegang piyamanya, "lihat saja penampilanku"

Saat terakhir kali ia kemari bersama Hiter, pria itu memberikan jaketnya untuk Gulf kenakan. Meskipun simpel, tapi Gulf terlihat cukup modis karena hal itu. Jadi ia tidak semalu ini saat itu.

Perfect Bride | MewGulfWhere stories live. Discover now