Chapter 38

536 45 9
                                    

Dari kalian aku belajar banyak. Hidup itu hanya sekali, kita tidak boleh menyia nyiakan apa yang ada di dalam kehidupan kita. Karena jika kita menyia nyiakan apa yang ada, maka kita tidak akan mendapatkan pelajaran apapun.

-Adiba Putri Setiawan

Diba PoV On

Setelah shalat magrib gue pun berjalan menuju teras rumah pohon. Gue berdiri di depan pagar pembatasnya sambil menikmati keindahan senja.

Senja itu indah. Lebih indah daripada pelangi. Senja tau tempat dia pulang dan tempat dia datang. Senja itu selalu setia. Aku ingin seperti senja. Meskipun dia indah hanya sesaat namun kesetiaannya sangat berarti untuk orang banyak.

Gue pun tersenyum haru melihat keindahan senja. Terakhir gue kesini pas waktu gue pacaran sama Biru. Sebelum kejadian buruk itu menimpa gue.

Tiba tiba ada sebuah tangan yang memegang pundak gue. Gue pun langsung menoleh ke arah orang itu.

"Dib" panggil Rian

"Iya Mas" jawab gue

"Masuk yuk angin malem gak bagus. Kita mau pulang bentar lagi" ajak Rian

"Nanti Mas, bentar lagi gue lagi menikmati senja" jawab gue

"Ada apa dengan senja?" tanya Rian

"Senja itu bisa membuat orang tenang. Senja tau segalanya. Senja itu indah namun senja tidak seperti pelangi. Jika pelangi hanya ada hanya sesaat kita tidak tau kapan dia pergi. Berbeda dengan senja. Senja tau dimana tempat dia akan pulang" jawab gue sambil menatap lurus kedepan.

Rian pun merengkuh gue dalam dekapannya.

"Lo bener senja tau kapan dia pergi dan kembali" ucap Rian

"Woi beduaan mulu. Awas ketiganya setan" ucap Fajar

Gue dan Rian langsung menoleh ke arah Fajar. Kami pun menoleh tanpa melepaskan pelukan kami.

"Ya lo setannya" ucap gue asal

"Ya Allah neng, aa baru selesai shalat loh neng jangan buat kesel ya ampun" dumel Fajar

"Ganggu momen lo mah Jay" ucap Ginting

"Dah lah ayok pulang" ajak Rian

Kami pun pergi ke parkiran.

"Lah mobil Zack? Orangnya mana?" tanya gue

"Gue yang bawa. Lo kira gue kesini naik apa kalo bukan naik mobil" ucap Ginting malas

"Dah gak usah ribut sekarang masuk, dah malem gak usah aneh aneh" lerai Rian

"Sini kuncinya gue yang nyetir" ucap gue

"Nih gue di belakang sama Fajar" ucap Ginting sambil memberikan kunci mobil Zack.

Kami pun pulang ke apartement gue dan Lili.

Sesampainya di apartement.

"Yaudah gue turun ya, makasih tumpangannya" ucap gue

"Apa apaan gak ada pokoknya kita anterin lo sampe depan apartement" ucap Ginting

"Dih emang gue bocah apa sampe di anterin sampe depan pintu kamar" ucap gue sambil mengerucutkan bibir.

"Enek sok manis. Udah ayo nanti lo kabur lagi" ucap Ginting sambil menarik tangan gue.

Gue pun langsung melototkan mata gue kearah Ginting.

"Heh Ka lepasin" seru gue

"Ngapa lau?" ucap Ginting alay

Semesta (MRA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang