You Belong With Me

1.5K 190 23
                                    

asoyley




Membuka tirai jendela, minhee tersenyum melihat yunseong di seberang sana. Tapi tetangganya itu terlihat sedang bertengkar dengan orang yang ditelfon.

Minhee setia mengamati yunseong sambil sesekali membenarkan kacamatanya. Setelah mematikan sambungan, yunseong menoleh ke arahnya lalu tersenyum tampan. Minhee buru-buru mengambil buku gambar a4 miliknya dan spidol.

'Kakak ok?' Minhee memperlihatkan tulisannya, yunseong disana ikut menulis

'Hanya ribut biasa'

Minhee terlihat khawatir, 'maafkan minhee kak'

Yunseong mengangkat bahu sambil terkekeh, mengapa si manis kang meminta maaf. Minhee dengan nekat menulis 'i love you' tapi saat menoleh, yunseong keluar dari kamar.

"Minhee! Baju kamu sayang!"

"Iya mama!"

Minhee bergegas keluar untuk mengambil baju yang sudah dilipatkan oleh sang mama. Menata ke lemari sambil mendengarkan red flavor dari red velvet kesukaannya.

"ppalgan mat gunggeumhae honey~"

Minhee yang sedikit hafal dengan koreonya langsung saja memperagakan dengan lucu. Tidak tahu saja kalau yunseong diseberang tertawa gemas melihatnya.





















"Pagi minhee"

"Pagi kak yunseong"

Yang menyapa duluan langsung duduk disamping minhee, mencomot satu sosis goreng yang tengah minhee cemil.

"Nanti sore liat pertandingan kakak kan?"

"Iya, minhee nanti pergi sama kak wonjin. Emmm... tapi kenapa kakak terlihat santai sekali?"

Yunseong menoleh, sebenarnya minhee sangat manis. Kacamata tidak menutupinya, bukannya menjawab pertanyaan malah asik memandangi wajah si tetangga. Baru sadar setelah minhee mencubit lengannya.

"Santai haha, rencananya sih sampai siang mau jalan sama dongyun, tapi anaknya nggak bisa dihubungin tuh"

Seketika minhee manyun, dia tidak bisa menyembunyikan ekspresinya dengan baik. Yunseong yang menyadari langsung terbahak.

"Kenapa? Kakak ngeselin ya?"

"Iya!"
Padahal minhee cemburu.





















Minhee meminum thai tea miliknya perlahan. Matanya memperhatikan permainan yunseong dan timnya lalu turun ke arah dongyun, asik memainkan ponsel membuat minhee berdecak malas, dari dulu tidak menyukai sifat dongyun.

Wonjin yang berteriak heboh membuatnya tersentak, lalu ikut berdiri menyeru saat sadar kalau tim yunseong berhasil mencetak angka lagi.

Permainan berakhir dengan kemenangan sekolah mereka. Minhee tersenyum lucu mengingat kesombongan yunseong tadi pagi.

Sedangkan yunseong dibawah sana mencari keberadaan dongyun. Meski sedang ngambek, dia tahu pasti pacarnya itu datang. Sudah ketemu, dengan keadaan yang tak yunseong duga

Dongyun sedang mengusap leher teman se-timnya, changuk. Dengan emosi, yunseong mendekat. "Kamu apa-apaan dongyun!"

"Ck, lepasin!"
Dengan kasar pemuda mungil itu menyentak lengannya yang dipegang erat oleh yunseong.

"Udah ya kak, aku bosen sama kakak, kita putus." Dongyun menarik tangan changuk menjauh, yunseong terdiam tidak percaya. Apa-apaan tadi itu, apalagi dengan jelas changuk menatap remeh kepadanya. Mendengus marah lalu menuju ruang ganti.

Wajahnya melunak ketika melihat minhee berdiri didekat pintu, terlihat menggemaskan dengan hoodie ungu muda oversize.

"Lah, wonjin mana hee?"

"Minhee ditinggal huhu"

Yunseong mengusak rambut minhee lalu menerima minuman isotonik dari tangan si manis, tak lupa berterima kasih.

"Maaf kak, tapi minhee lihat semuanya tadi, kakak yang sabar ya"

Yunseong tertawa kecil setelah minum, "gapapa, kakak nggak sedih kok" ucapnya tulus.

"Kakak ganti dulu, nanti pulang bareng" lanjutnya meninggalkan minhee yang diam-diam berseru kecil.



















Minhee berulang kali mematut dirinya didepan cermin. Dia melepas kacamata juga memberi make up tipis diwajah manisnya.

"Udah cakep banget kok anak mama, ayuk keburu telat"

"Ih mama ngagetin, bibir minhee merah banget nggak ma?"

"Salah kamu pintu nggak ditutup, enggak kok udah sip"

Mereka diundang untuk datang ke pesta kecil dirumah yunseong, untuk perayaan kemenangan tadi sore. Berarti bakal ada teman-teman yunseong juga, begini saja membuat minhee sangat gugup.

Sesampainya disana, mereka disambut heboh oleh mama hwang yang masih menggunakan apron. Minhee bahkan sampai dipeluk dan dicium pipinya, setelahnya sang mama diseret untuk membantu menyiapkan daging panggang.

Minhee mendengus malas, lalu berjalan pelan masuk. Tidak begitu ramai, teman-teman yunseong asik didepan tv. Ada juga yang berduaan membuat jiwa iri minhee keluar. Tepukan dibahunya membuat kaget.

"K-kak yunseong, selamat ya atas kemenangannya"

"Kaku banget sih hee"

Mereka asik bertatapan, yunseong terpesona dengan minhee yang berpenampilan sedikit berani.

"Tatapan teroooos gak pegel tuh mata hah?!!" Seru yuvin lalu melempar kulit kacang mengenai kepala yunseong. Membuat yunseong mengumpat, "ganggu aja lo kampret!"

Lalu kembali menatap si manis

Minhee terkekeh lalu mengambil sesuatu disaku jeans birunya. Dengan tangan gemetar dibukanya lipatan kertas bertuliskan 'i love you' yang ia tulis beberapa hari lalu itu, ditunjukkan kepada yunseong.

Yunseong yang awalnya terkejut lantas tersenyum, minhee lucu banget.

Direbutnya kertas itu lalu dihadapkan ke minhee.

"Hah?"

Lagi-lagi yunseong dibuat gemas, langsung saja dipeluknya erat. Minhee tersenyum malu saat yunseong mencium pelipisnya. Bahagi karena yunseong menerimanya, bangga karena perbuatan nekatnya.

"Cih, yang ngegas si gemes. Yunsonk cupu"

Setelahnya kegaduhan berasal dari yunseong yang kejar-kejaran dengan yuvin.




.

End

LIKE ALWAYS  || HWANGMINIWhere stories live. Discover now